Langsung ke konten utama

Day-7 Mengenal Gaya Belajar Anak

Day-7 Mengenal Gaya Belajar Anak

Alhamdulillah setelah long weekend kemarin, saatnya kembali ke rutinitas seperti biasanya...

Ayah bekerja, kemudian ichan dan bunda main bareng di rumah. Seperti biasa, ichan bunda libatkan masak dan belanja bareng meski hasilnya mondar mandir kesana kemari dan angkat² perkakas dapur.

Hari itu mungkin ichan sedang mood istirahat, sehingga setelah sarapan pagi, mandi, kemudian langsung bobo pagi hingga siang. Sempet kebangun namun akhirnya memilih untuk bobo lagi.

Setelah bangun barulah ngemil dan main bareng, sebelum eksplorasi di luar kami nonton video saja sambil ngemil jeruk dan rice crackers.

Beberapa saat kemudian, telpon ayah... dan ichan minta lagi dan lagi. Yg ngobrolnya hanya ichan dan Allah yg tau artinya 😛 (bentar lagi tuh ayah bakal dapet penggemar yg dikit² telpon) >> ayah, siap² belikan pulsa bunda lebih banyak yak 😛

Lanjut main di luar karena di luar banyak temen kakak² yg sedang main kelereng. Jadi deh ichan gak mau di ajak masuk, ada sepeda kayuh juga... jadi ichan eksplorasi sepeda kayuh sampai akhirnya ichan di tumbang in sepeda itu... dan dapat luka di dahi. Untungnya nangis bentar aja...

Setelah kecelakaan kecil itu, ichan nemplok aja sama ibuk. 🤣 sampek malem jelang tidur, meski sesekali merengek lagi ngajak lihat hujan dengan panjat jendela hingga merengek minta keluar rumah lagi... 🤣

Hasil Pengamatan Aktifitas
👂Auditory 🌟
👀Visual 🌟🌟
🏃Kinesthetic 🌟🌟🌟🌟

#Tantangan10Hari
#Level4
#KuliahBunsayIIP
#GayaBelajarAnak

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam