Langsung ke konten utama

Challenge#3--Day 1. Family Project

Family Project -- Day 1.

By--Prima Dona Dy and Family.

Ngobrolin family project, jadi kepikiran enaknya nama keluarga kami apa ya? Kan asik tuh kalau di baris By -- ... di isinya nama keluarga ya... 😉

Oke baiklah. Back to topic, (sambil terus mikirin nama) kali ini Challenge-3 Bunda Sayang adalah tentang Family Project.

Mengenai ketentuan challenge dan materi, saya post menyusul yaaa... Karena masuk project berikutnya dalam 17 hari ke depan.

Berikut adalah sekumpulan penjelasan ttg Family Project kami.
::Tahap Persiapan::
🌷Nama Project: "KonMari Method for Our BedRoom"
🌷 Pelaksana:
👨Ayah (29y) : Manager Packaging Sortir
👩Bunda (24y): Manager QC
👦 Ichan (19m) : Manager

🌷Waktu: 23 Maret-27 Maret 2017

🌷Tujuan Project: Membuat Kamar lebih nyaman untuk segala kegiatan.
Mengkondisikan semangat merawat barang² penting dan kesayangan

::Tahap Pelaksanaan:
Day 1-23 Maret.
Melihat² isi kamar yg sudah seperti kapal pecah. 😂 amburadul mulai dari cucian kering baju Ichan, bunda, dan ayah. Numpuk jadi 1. Beserta mainan yg belum selesai nata udah di bongkar lagi... Yeeeaii...🎉🎉🎉

Kami memulai dengan kategori "Baju". Kegiatan hari ini di mulai dari sortir baju. Mulai sortir² baju... Kapan terakhir kali sortir baju? Hampir 2th lalu waktu hamil Ichan. Setelahnya? Jangankan mau sortir, bisa nglipet baju dan masuk lemari aja udah bagus. Syukur² bisa setrika...

Oke. Now, it's time to change. 😂

KonMari method sejauh yg bunda tahu adalah metode merapikan rumah berdasar kategori. Bukan berdasarkan ruangan. Prinsip singkatnya, saya usahakan hanya menyimpan barang² yang membuat kami bahagia. Untuk ayah... ayah lakukan sendiri sortir partnya dengan baju² miliknya. Sedangkan saya sortir milik ichan dan saya sendiri. Karena hari ini kami sortir baju maka, baju yg sering kami pakai, membuat kami nyaman ketika memakai, dan booster kepercayaan diri dan kebahagiaan adalah kriteria baju yang layak menghuni lemari kami.

Sebenarnya kalau mau lengkap ada beberapa prinsip Konmari Method yg juga kami terapkan di project ini, di antaranya:

※Visualisasikan tujuanmu※
Pikirkan situasi yang benar-benar detail tentang bagaimana rasanya hidup di tempat yang bersih dan apik. Bayangkan aktivitas apa saja yang akan kamu lakukan di sana dan perasaan seperti apa yang akan kamu dapatkan. Pemikiran yang jernih tentang ini akan membantu kita dalam memilih barang apa yang ingin kita pertahankan.

※Proses merapikan ini cukup dilakukan sekali namun harus menyeluruh※
Jangan melakukan proses merapikan rumah/ruang setengah-setengah. Namun bukan artinya kamu harus punya target merapikan dalam tiga hari penuh, ya. Beberapa klien KonMari melakukan proses merapikan ini dalam kurun beberapa bulan kok. Yang penting pastikan setiap langkah dilakukan.

※Rapikan berdasarkan jenis barang※
Ini jleb banget dan menjawab misteri kenapa ya saya nggak pernah bisa konsisten menjaga rumah dalam keadaan rapi. KonMari menyarankan urutan yang dimulai dari pakaian dan diakhiri dengan barang bernilai sentimental. Kenapa susunannya seperti ini tentu ada penjelasannya. Kamu pernah nggak berhenti di tengah jalannya proses merapikan kamar karena menemukan barang secara emosional membekas? Bisa buku favorit waktu kecil, kado pemberian seseorang yang dekat, dsb. Nah, KonMari membuat urutan dari jenis barang yang kemungkinan emotional attachment-nya paling sedikit dulu, supaya “hati” kita nih terlatih ketika sampai pada tahap menyortir barang yang agak sentimental. ;)
PakaianBukuKertas/dokumenLain-lainKenanganHanya simpan barang yang membuatmu senang

Ada berapa banyak pakaian atau barang kita yang berakhir hanya dipakai 1-2 kali saja karena nggak cocok dengan karakter kita? These things don’t spark joy. Di luar barang yang sifatnya kebutuhan, pilih dengan baik barang apa saja yang benar-benar kita sukai. Bahkan saat menyortir, KonMari meminta kita untuk menyentuh dan “merasakan” barang satu per satu. Buat sebagian orang, mungkin cara ini agak berlebihan. Tapi di sisi lain, metode ini sebenarnya mengajarkan kita untuk lebih sensitif dan belajar membuat prioritas, juga menghargai barang yang kita miliki.

※Jangan merapikan untuk orang lain※
Ketika kita sibuk ingin merapikan ruangan orang lain, kemungkinan justru diri kita yang sebenarnya perlu “dibereskan”. Jadi, semua harus mulai dari diri sendiri. Jangan memaksa orang lain untuk mengikuti kita. Buat yang punya anak balita, KonMari sih membolehkan kita menyortir dan merapikan barang anak kita.

※Jangan jadikan rumah orangtua sebagai gudang※
Pastikan barang-barang yang sudah kita sisihkan benar-benar tersalur ke orang lain atau didonasikan. Jangan memindahkan masalah dengan mengirim barang-barang yang nggak dipakai atau yang belum kita relakan ke rumah orangtua atau memberikannya kepada saudara atau teman. Karena belum tentu mereka menginginkannya, dan akhirnya kita membuatnya merasa bersalah karena harus menyimpan barang yang nggak benar-benar disukai

#TantanganHari1
#ProyekKeluarga
#BundaSayang
#IIP

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam