Langsung ke konten utama

RESUME DISKUSI REVIEW II CHALLENGE I -- KOMUNIKASI PRODUKTIF

RESUME DISKUSI REVIEW II CHALLENGE I -- KOMUNIKASI PRODUKTIF

❓Pertanyaan
Bu Septi, mau nanya lagi, nyambung pertanyaan saya yg kemaren. Gimana kalo malah pasangan yang selalu memandang segala sesuatu dari sisi negatif/kejelekan/
keburukan aja, sementara kita udah berusaha baik2 menyampaikan sekaligus memberikan solusi untuk perbaikan, tapi dibilang bukan psikolog dan bukan ahli di bidangnya. Diajak konsul juga ketakutan aja. Takut dibukakan semua kesalahan dan kekurangannya karena sebenarnya dia tahu kalo dia memang salah dan berlebihan menyikapi sesuatu...
Gimana ya bu, menghadapi pasangan yang seperti ini...
Makasih...
Iyie IIP Cirebon
✅Mbak Iyie, prinsip di Ibu Profesional adalah " for Things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST". Apabila pasangan kita belum mau mengubah gaya komunikasinya bahkan mindsetnya, maka kita tidak boleh berhenti berubah, terus memantaskan diri, dan jangan menuntut macam-macam bahkan menasehatinya. Berikan bukti saja bahwa kita berubah, kemudian makin dekat ke Dia Yang Maha Membolakbalikkan hati manusia. Tetap jaga ego state dewasa anda. Karena kalau sampai kita berhenti bahkan ngambek, maka kita menurunkan ego state ke ranah anak-anak

❓Pertanyaan
Fitrah IIP Bogor
Transaksi tersembunyi maksudnya nyindir, nyinggung, nyerempet.
Lalu bagaimana sikap kita dalam menanggapi komunikator yg demikian?
✅Jangan terpengaruh, karena transaksi tersembunyi itu menguji mental kita. Lebih baik jangan ditanggapi dan segera tinggalkan. Karena transaksi tersembunyi itu gampang banget menyulut emosi. Tapi kalau kita sedang mengasah kemampuan debat dan daya adaptasi terhadap naik turunnya emosi, boleh ditanggapi di mulut saja, tidak di hati dan pikiran.

❓Pertanyaan
Wiwik IIP Bandung
pertanyaan: ibu, saya udah 10rb jam lebih bisa bicara tapi rasanya belum bisa berkomunikasi dengan baik.
gimana nambah jam terbang komunikasi ya bu, yang dewasa dan komplemen seperti ibu..asyiiik banget denger dan nyimak ibu bicara.
✅Sama persis dengan pertanyaan Elan ke saya satu tahun yang lalu
"Ibu, sejak kapan ibu mulai makan?", tanya Elan
"Sejak lahir dong mas?", jawab saya dengan pede
"Berarti sudah lebih dari 10.000 jam ya", tanya Elan kembali
Oo saya tahu arah pembicaraan Elan, dan sayapun menyimak pertanyaan dia selanjutnya
"Mengapa, Ibu tidak ahli dalam hal makan, makanan atau penyajian makan?", tanya Elan serius
Sayapun senyum, dan manggut-manggut dengan bergumam "hmmm...." untuk menutupi rasa malu dengan pertanyaan yang menohok itu.
"Jelas, karena selama ini ibu hanya SEKEDAR makan, tidak bersungguh-sung
guh belajar tentang MAKAN, MAKANAN dan CARA PENYAJIAN MAKAN"
Apakah demikian juga dengan komunikasi kita? kita selama ini bersuara atau berkomunikasi. Kemudian kalau berkomunikasi sekedar berkomunikasi, apa sungguh-sungguh berkomunikasi

❓Pertanyaan
Dulu saat saya bekerja, suami pernah usul spy saya drmh saja. Saat saya sdh tdk bekerja, dlm 2th pertama akhirnya saya mulai keliatan stresnya dan itu jd alasan suami utk mengizinkan saya kerja paruh waktu...setelah hampir 3th berjalan, suami usul lg spy saya drmh saja.
Terakhir suami tdk setuju kl saya ikutan ngurusin IIP, suami mnt jadi anggota saja cukup...
Ada suatu kejadian yg saya iseng komen ke suami & mengira akan dijawab dg candaan...eh ternyata suami malah senyum & peluk saya sambil bilang kl komen saya itu dianggapnya sbg bentuk cemburunya saya dan suami seneng saya cemburu... saya yg biasa lempeng malah bingung
Akhirnya suami mengaku kl sebenarnya meminta saya utk jd anggota saja di IIP krn khawatir & cemburu...saya blg IIP mah perempuan semua
Tp dr situ saya jd sadar selama pernikahan kami, setiap beliau meminta saya kembali ke rumah bs jd krn posesifnya kumat
Kl pendapat dr para bunda disini, yg saya pahami adalah tdk perlu membantah suami dg ucapan tp buktikan dg perbuatan.
1. Yg saya bingung, kl saya diminta utk tdk ngurus IIP & saya turuti....gmn saya bs membuktikan dg perbuatan?
Selama ini saya selalu menjaga kepercayaannya tp msh begini, saya khawatir nanti anak" jg 'dirumahkan' bila mereka semakin besar nanti
2. Bgmn mencegah agar suami tdk lg 'memasukkan' kami dlm rmh bila posesifnya kumat?
Yana, Bekasi
✅Mbak yana, apabila ada asap pasti ada api, maka cari dulu akar permasalahannya apa, kemudian selesaikan akar permasalahan tersebut. Samakan FoR dan FoE kita dan suami. Setelah itu ambil kesepakatan. Dan terima kesepakatan tersebut dengan dasar RIDHO SUAMI selama apa yang diinginkan suami tidak bertentangan dengan Al Qur'an dan Hadist

❓Pertanyaan
1. Bu Septi bagaimana agar komunikasi dg pasangan menjadi efektif dan ego nya pas. Seringkali saya terjebak dalam transaksi silang dan tersembunyi.
2. Lalu bagaimana agar saat bicara dg pasangan mendapat jawaban atau respon, karena suami saya tipe yg pendiam sekali. Jadi kadang saya keburu gemes duluan karena g kuat nunggu jawabannya
Putri, malang
✅Mbak Putri, kuncinya mulai dari yang paham yang mengubahnya. Misal ketika suami sedang berkomunikasi dengan ego state anak-anaknya, maka kita harus berkomunikasi di awal dengan ego state parents, dan terus memandunya sampai sama-sama ke ego state dewasa- dewasa.
apabila ingin mendapatkan respon, pahami gaya suami kita, cari waktu yang tepat. dan di saat seperti apa suami dalam kondisi relax

❓Pertanyaan
ibu, walaupun kita sdh melewati 10 rb jam terbang seperti contoh ibu td soal makan, kan tdk hrs menjadi ahli kan kalo memang bukan disitu passion kita
✅memang bu, apakah ada yang mengharuskan kita ahli di semua bidang? tidak juga kan, tapi kalau SEKEDAR menjalankan hidup dan bagian kehidupan kita, jangan kan orang lain, Allahpun murka.

❓Pertanyaan
bagaimana jika berbicara di dpn publik, apakah ilmu komunikasi produktif jd bisa diterapkan mengingat audience dr berbagai kalangan
✅Justru kalau kita bersungguh-sungguh menjalankan komunikasi produktif di dalam keluarga, akan dapat bonus komunikasi di depan publik jadi makin matang. Itu yang saya rasakan. Kita jadi sangat paham bagaimana melihat kondisi transaksional komunikasi kita dengan audience, apa yang harus kita lakukan berikutnya.

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in