_Cemilan Rabu #1_
*12 Gaya Populer, Penghambat Komunikasi Kita*
📆 _Hari baru, Semangat Baru_
Satu minggu sudah kita memperdalam materi "Komunikasi Produktif". Dan teman-teman saat ini sedang melatih kekonsistenan diri dalam menjaga komunikasi dengan diri kita sendiri, dengan partner atau rekan kerja dan dengan anak-anak kita. Banyak tantangan ya pasti, tapi seru. Di pekan pertama ini, kami ingin berbagi tentang 12 gaya populer, yang menghambat komunikasi kita.
Mungkin sebagian besar dari kita sudah sering mendengar tentang 12 gaya populer (parenthogenic). Tanpa kita sadari, secara turun temurun 12 gaya komunikasi ini sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari.
Ketika anak sedang atau tidak bermasalah pun, jika kita sering meresponnya dengan menggunakan 12 gaya populer ini, anak akan merasa tidak percaya dengan emosi atau perasaannya sendiri.
Padahal sangat penting bagi anak untuk belajar percaya dengan perasaannya dan dirinya, hal tersebut akan mendukung perkembangan emosinya dan mendorong anak tumbuh menjadi percaya diri.
Jika perkembangan emosi anak baik, ia juga akan memiliki kontrol diri yang baik ketika menghadapi suatu masalah, bahkan ia akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Berikut adalah contoh-contoh 12 gaya populer:
1⃣Memerintah,
contoh: “Mama tidak mau dengar alasan kamu, sekarang masuk kamar dan bereskan kamarmu!”
2⃣Menyalahkan,
contoh: Ketika anak tidak bisa mengerjakan soal PRnya, ayah berkata, “Tuh kan. Itulah akibatnya kalau kamu tidak mendengarkan Ayah dan malas belajar”
3⃣Meremehkan,
contoh: “Masak pakai sepatu sendiri saja tidak bisa, bisanya apa dong Kak?”
4⃣Membandingkan,
contoh: “Kok kamu diminta naik ke panggung saja tidak mau sih Kak, tuh lihat Andi saja mau”
5⃣Memberi cap,
contoh:”Dasar anak bodoh, disuruh beli ini saja salah!”
6⃣Mengancam,
contoh: “Kalau kamu tidak mau makan lagi, kamu tidak akan dapat uang jajan selama seminggu!”
7⃣Menasehati,
contoh: “Makanya, kalau mau makan cuci tangannya dulu, nak… Tangan kan kotor banyak kumannya…”
8⃣Membohongi,
contoh: “Disuntik tidak sakit kok nak, seperti digigit semut aja kok”
9⃣Menghibur,
contoh: Ketika adik menemukan bahwa es krim nya dimakan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya, bunda berkata, “Sudah ya sayang, besok bunda belikan lagi es krimnya, lebih enak dari yang dimakan kakak tadi”
🔟Mengeritik,
contoh: “Lihat tuh! Masak mengepel masih kotor dimana-mana begitu. Mengepelnya yang benar dong!”
1⃣1⃣Menyindir,
contoh: “Hmmm… Pintar ya? Sudah mandi, sekarang main tanah dan pasir lagi”
1⃣2⃣Menganalisa,
contoh: “Kalau begitu, yang mengambil bukumu bukan temanmu, mungkin kamu tinggalkan di tempat lain…”
Aha! makin banyak yang harus kita perbaiki ya, ayo lanjutkan tantangan 10 hari teman-teman, dengan kualitas komunikasi yang semakin bagus.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/
_Sumber bacaan_:
_Elly Risman, Penghambat Komunikasi Dalam Keluarga, artikel, 2014_
_Tim Fasilitator Bunda sayang IIP, Hasil Tantangan 10 hari, komunikasi produktif, 2017_
12 gaya populer di atas apabila dikerjakan terus menerus akan jadi sumber penyakit komunikasi kita dalam kehidupan
Apakah memberi nasihat itu tidak boleh? boleh, tapi kalau terlalu sering dan jadi kebiasaan, mbosenin, membuat anak dan suami nggak mau mendengarkan omongan kita.
Kalau saya lebih senang menggantikan dengan refleksi pengalaman:
Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman
⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”
✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.
Kalau saya lebih senang menggantikan dengan refleksi pengalaman:
Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman
⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”
✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.
Bu Septi Peni : 12 gaya populer di atas apabila dikerjakan terus menerus akan jadi sumber penyakit komunikasi kita dalam kehidupan
Apakah memberi nasihat itu tidak boleh? boleh, tapi kalau terlalu sering dan jadi kebiasaan, mbosenin, membuat anak dan suami nggak mau mendengarkan omongan kita.
Kalau saya lebih senang menggantikan dengan refleksi pengalaman:
Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman
Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”
Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.
Atau kalau kita tidak punya pengalaman sendiri, saya mencarinya dengan dongeng atau kisah orang lain
"Aha! ibu jadi ingat sebuah kisah bla...bla....
Milfa: http://www.psikoma.com/apa-itu-body-image-pandangan-seseorang/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/
Konsep diri (self concept) terdiri dari beberapa komponen:
- konsep ttg fisik (salah satunya body image)
- konsep tentang kemampuan akademis
- konsep tentang pemahaman spiritual
- dll
Moga dapat dipahami..
Bu Septi Peni : tentang body image, saya pernah punya pengalaman, waktu TK, ada saudara datang, lihat jari kaki saya, jari telunjuk kaki saya lebih panjang daripada jari jempolnya. Nah saudara saya itu bilang, kalau di ilmu "titen" jawa, orang dengan model jari kaki seperti kamu itu biasanya diamanahi rejeki yang banyak banget.
(pasti pada langsung lihat jari kaki masing-masing)
ternyata kalimat di atas sangat membekas untuk seorang Septi Kecil, sehingga sejak saat itu saya bermental kaya meski secara kondisi ekonomi masih bisa dibilang jauh dari kaya. Ini pentingnya BE ( menjadi /memiliki mental kaya : tidak mengeluh, tangan selalu di atas), DO ( mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan) baru HAVE ( saat memiliki semuanya tidak kaget, biasa-biasa saja)
Apa yang teman-teman tangkap dengan gaya komunikasi ini. Ada yang tanya ttg body image dll, kemudian dijawab dengan "refleksi pengalaman"
Bu Septi Peni : yup, refleksi pengalaman itu bisa memindahkan fokus pembicaraan dan perasaaan, anak yang awalnya sedih kakinya dibilang jelek, jadi fokus ke cerita kaki sang ibu hehehehe.
Bu Septi Peni : yup betul, jadi tidak ada penolakan
Noni: Iyaa bu jadi memang kosakata juga penting yaa... Semakin banyak kosakata yang kita miliki semakin memudahkan kita berkomunikasi dengan baik... Kuncinya harus banyak baca juga dari membaca jadi mengenal juga tuh cara komunikasi produktif, jadi kebaca mana penulis yang komunikasinya produktif mana yang gaa...
Penyampaianya bisa jadi enak... Bisa jadi juga kaya contoh2 12 gaya populer komunikasi yang bu Septi paparkan...
Menggurui atau tidak..
Membandingkan atau tidak..
Meremehkan atau tidak..
Dll tergantung dari bahasa dan kosakata juga yaa bu Septi..
Semakin banyak bahasa kosakata yang kita miliki semakin mudah mengolah menjadi komunikasi yang produktif.
Kira2 begitu yaa bu...
Bu Septi Peni : penting nih SATE SUPER ( SAya TEringat SUatu PERistiwa)
Bu Septi Peni : betul mbak, ini "ilmu titen", orang yang banyak menggunakan 12 gaya populer atau komunikasi yang tidak produktif, biasanya bacaannya kurang, belajarnya sedikit, wawasannya sempit, shg tidak mau berubah.
Bu Septi Peni : Kalau komunikasi lancar dg pasangan, FoE mu FoE ku menjadi FoE kita, FoR mu dan FoR ku menjadi FoR kita, nanti akan terlihat di action,
Contoh di keluarga saya:
Komunikasi makin lancaaar, makin enak tic tac talk nya. Pak Dodik bilang A, saya baru datang langsung bisa melanjutkannya ke B. Dan kita berdua sepaham itu maksudnya,
Ternyata berefek:
HP ku, HP mu menjadi HP kita
Dompet ku, dompetmu menjadi Dompet Kita
Dan kalau sdg duduk berduaan, Tidak ada HP diantara kita.
Ini keluarga saya, bagaimana drngan keluarga teman-teman?