Langsung ke konten utama

RESUME DISKUSI MATERI #9 MATRIKULASI

Tanya Jawab
❓1. Prima -- IIP Malang
Assalamualaikum Bu Septi, waktu di materi 6 saya pernah bertanya tentang hasil motivasi kerja saya yg hasilnya masih suka up and down. Dan oleh bu septi di beri jurus ini
"Behaviour = Motivation x Ability x Trigger”
maka ketika motivasi anda turun, maka naikkan ability, ciptakan trigger dan tentukan perubahan perilaku apa yang kita inginkan. "
Yg ingin saya tanyakan, bagiamana contoh kongkrit menciptakan trigger ya, bu? Karena menurut saya, inside motivation saya sudah kuat. Namun outside motivation saya kurang mendukung. Misal ketika saya mau mengerjakan proritas saya, namun ibu ngedumel karena pekerjaan B tidak saya handle. Akhirnya saya mengerjakan B yg bukan prioritas saya... Untuk itu saya butuh menciptakan trigger, namun kurang memahami bagaimana menciptakan trigger ini, Bu?
⏩Jawaban Ibu Septi:
Trigger itu adalah pemicu yg membuat kita menjadi tergerak melakukan sesuatu. Bisa dari internal maupun eksternal.
Contoh kasus:
Ketika dulu kita tidak menyelesaikan skripsi kita, tiba-tiba dapat kabar bahwa orangtua kita sakit keras, maka kondisi eksternal ini bisa menjadi trigger yg mengubah perilaku kita untuk menjadi lebih rajin dan tekun menyelesaikan skripsi
Contoh lain:
Ketika kita paham bahwa usia kita sdh tdk lagi muda, dan sampai sekarang belum menemukan siapa diri kita. Maka muncul trigger dari dalam bahwa sebelum 40 th saya sdh harus menemukan misi spesifik hidup saya

❓2. Siti Aisyah - IIP Cianjur
Asalamualaikum, Bu Septi.
Apa sebenarnya arti dari Bunda Sholehah sendiri? Apakah artinya secara umum atau khusus?
Kadang orang menilai kalau sholehah itu dengan pakaian yang serba lebar atau kadang menilainya karena rajin ke pengajian...
Saya masih bingung, saya harus bagaimana?
Jilbb saya biasa saja, ke pengajian juga tdk terlalu sering, bagi saya yg penting saya sudah melakukan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya. Saya belum bisa berdakwah secara lisan, tapi saya hanya bisa lwt tulisan dan terpenting adalah mendidik anak2 saja dulu spya menjadi anak2 yg baik dan berbakti itu saja.
Apakh saya salah?
Terima kasih bu.
⏩Jawaban Ibu Septi :
Bunda Siti Aisyah, seperti yang saya sampaikan di materi #9 ini bahwa bunda shaleha adalah bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat sekitarnya. Bermanfaaat disini berarti menjalankan peran hidupnya di dunia masing-masing, maka tidak harus semua sama. Karena bersama menjalankan kebermanfaatan itu tidak harus menjalankan peran dan berpenampilan yang sama. Maka PD dulu dengan apa yang akan kita lakkan.

❓3. nn - IIP Kalsel
Assalamualaikum, bunda.
Mau nanya,
Bagaimana cara efektif agar bisa berdamai dg diri sndiri, berdamai dg masa lalu yang masih sering membayangi perilaku skrg?
Karena jika terus seperti itu akan kesulitan mencapai bunda sholihah.
Terima kasih
⏩Jawaban Ibu Septi :
Bunda nn, langkah -langkahnya adalah sbb:
*accepting*
*forgiving*
*up grading*
Terima kondisi kita saat ini berikut masa lalu kita, kemudian maafkan diri kita dan org-org di sekitar kita, terakhir up grade diri anda terus menerus, karena kapasitas diri yg meningkat itu membuat kita fokus pada masa depan, bukan masa lalu

❓4. Dian Kusumawardani - IIP Surabaya
Assalamualaikum bu septi
Materi kali ini sangat menohok saya
Selama ini saya jarang bisa bergaul dgn tetangga sekitar rumah.
Merasa malu,, bagaimana bisa membuat perubahan di lingkungan sekitar, kalau bergaul saja jarang.
Saya sudah 6 bulan pindah ke rumah sendiri,,setelah 3 tahun jadi kontraktor he he
Kami tinggal di perumahan dimana para tetangga kebanyakan umurnya berbeda jauh dgn kami.
Kalaupun ada itu hanya sekitar 25%.
Kendala saya dalam bergaul adalah waktu.
Bila pagi-sore para tetangga bekerja,karena sbg an besar ibu-ibu di kompleks adalah perempuan bekerja.
Nah saya sendiri bekerja sore-malam,kare
na sy seorang pengajar freelance di sebuah lbb.
Saya jarang bs ikut kegiatan kompleks yg rata-rata di gelar di mlm hari.
Ibu-ibu dsn sy lihat lbh memasrahkan pendidikan ankny ke sekolah ataupun tpq. Jika pagi ank2 sekolah,jikasore mrk ke tpq.
Bila di rumah ank2 lbh bnyk berinteraksi dgn gadget, setiap ank di kompleks ini pny tablet.
Yg sy tanyakan bu,,bagaimana sy bs membuat perubahan di lingkungan sekitar,dgn kondisi yg spt ini.
Sy sgt senang berkegiatan di masyarakat, ikut komunitas.
Sy sgt senang belajar ttg pendidikan klrg dan ASI.
Selama ini ilmu yg sy dpt seringkali sy tulis,kemudian sy share di medsos.
Apakah ini jg bs dikatakan membuat perubahan di lingkungan sekitar?
Mohon pencerahannya bu,,maaf kalau kepanjangan curhatnya
Terimakasih
⏩Jawaban Ibu Septi :
Mbak Dian, kalau jaman srkarang yg namanya lingkungan dan masyarakat sekitar kita itu bisa jadi luas, tidak selalu tetangga di sekitar kita. Kalau ternyata menurut mbak dian, kondisi lingkungan sekitar rumah kita belum memungkinkan unt dilakukan perubahan, maka mulailah dengan membuat lingkungan baru baik itu online maupun offline yg sangat memungkinkan kita unt melakukan perubahan. Jangan sampai kondisi yang kita hadapi, membuat kita berhenti.
Selalu tanamkan dalam diri kita kalimat ini
*_Yang memiliki tantangan hidup seperti ini pasti bukan saya saja, shg apabila saya bisa menyelesaikan tantangan hidup saya, artinya saya akan bisa bantu banyak orang menyelesaikan tantangan yang sama seperti saya_*:

❓5. April - IIP Jatim Selatan
Assalamualaikum...
Bunda Septi, saat ini sya mulai menemukan apa dan bagaimana sy menjalankan peran hidup saya, disamping mulai menuntun suami berada di track yg sama, yaitu memberikan manfaat sebanyak2 kepada masyarakat sesuai peran hidup dan visi keluarga kami. *Namun sudah benarkan langkah saya ini?*
1. Jangka waktu 5 tahun kedepan periode pertama sya fokus utk memantapkan diri dgn ilmu2 yg sudah sya pilih utk di fokuskan yaitu pendidikan ibu dan anak, sembari menunggu resign dari pekerjaan saat ini. Sehingga utk produktif keluar dlm artian sesuai dg passion belum maksimal. Sehingga sya fokus berbenah di lingkaran
2. Peran hidup sya sbg educator dan motivator (berdasarkan hasil tes temu bakat) dgn kekuatan networking. Membuat sya selalu berbinar jika terjun utk membina ibu2/generasi muda. Disisi lain sya juga suka bereksperimen dg bahan makanan. Sehingga di nhw sebelumnya sya memilihnya utk sya tekuni dlm periode waktu 5 thun ke 2. Harapannya kelak perusahaan makanan yg sya impikan menjadi sarana sy dlm mendidik dan memotivasi masyarakat.
⏩Jawaban Ibu Septi :
Mbak April, apa yg mbak prioritaskan sudah benar, langkah pertama adalah selesaikan urusan domestik kita terlebih dahulu. Karena hal ini akan menjadi pijakan kuat kita untuk melangkah keluar. Dalam 5 tahun ke dua, masukkan bidang kuliner unt memperkuat peran mbak di bidang educator dan motivator. Jangan sampai terbelenggu di tehnikal ya mbak, misal mbak jadi sibuk buka toko roti/warung yg secara tehnik menghabiskan energi kita, krn energi mbak April tidak akan pernah habis apabila di dalam kelas kuliner.
Cari orang yg berbakat tehnikal unt mrnangani hal-hal teknis.
Ini pentingnya paham diri agar kita tdk terjebak di aktivitas yg menghabiskan simpanan energi kita dengan cepat

❓6. Asti -- IIP Sulsel
Saya ikut komunitas kuliner utk merubah diri agar sy tertular utk mencoba masak ataupun buat kue.
Saya ikut komunitas parenting,utk merubah diri saya agar sy tertular dapat memberikan ilmu2 yg baik bagi anak2 saya.
Apa yg bisa sy kembangkan dilingkungan sy skrg bu? Sy pun tdk terlalu kenal tetangga disini. Maklum,tinggal diruko pinggir jalan besar. Mhn pencerahannya.
⏩Jawaban Ibu Septi :
Mbak Asti, jangan lihat keluar, lihatlah ke dalam dulu. Isu sosial apa yg muncul dg kondisi saya saat ini
a. Rumah di pinggir jalan besar
b.Tetangga tidak saling kenal
c. Dll
Apakah kondisi tersebut mengganggu perkembangan anak dan keluarga mbak asti?
Kalau iya, berarti buat solusi.
Mulai dari munculkan emphaty
Andaikata saya menjadi anak-anak di lingkungan sini
Tambahkan passion, misal suka bermain dengan anak-anak
Emphaty + passion = socual venture
[Emphaty]Anak-anak yg tidak bisa menjalankan fitrah komunal + [passion] bermain bersama anak [social venture] Aktivitas "dolan bareng" yg mbak inisiasi kmd di publish, gali informasi sebanyak2nya, terakhir bangun networking dg bagus

❓7. Rinda
Assalamualaikum bu septi...
Sy punya 2 hal yg saya suka & saya bisa.
1. Menjalankan bisnis (fashion muslimah)
2. Berbagi ilmu dlm lin gkup kecil
Selama ini kedua hal di atas bisa sy jalani sambil membersamai anak2.
Sesungguhnya sy menyukai bisnis fashion muslimah krn ada cita2 besar dsana yaitu bisa mempekerjakan ibu2 rumah tangga sehingga mereka bisa bekerja tanpa harus kluar rumah. Kalaupun keluar rumah, dg bekerja dg sy maka mreka tdk perlu bercampur baur atr laki2 & perempuan.
Sedangkan berbagi ilmu, terus terang krn sy diberi amanah utk mengisi bbrp taklim. Sy hrs bnyak menyerap ilmu agama agar bisa update. Slain hal d atas, sy juga ingin membekali anak2 dg ilmu agama.
Dsini sy merasa galau bu.... mana yg hrs sy fokuskan terlebih dahulu? Dlm jadwal yg sy susun d NHW kmrn, sy memisahkan waktu kapan belajar ilmu agama, ilmu parenting, & ilmu bisnis.
Apakah sy trmasuk tdk fokus bu? Mohon penjelasanya..
Jazakillah khoir utk jawaban & waktu yg bu septi berikan.
⏩Jawaban Ibu Septi :
Mbak Rinda, apakah merasa mampu menjalankan kedua hal tersebut bersamaan? Kalau mampu silakan, kalau tidak mampu, maka sesuaikan dg prioritas.
Kalau melihat kedua hal tsb mulailah dari ranah yang suka terlebih dahulu fashion muslimah dulu perkuat dg mengajar bagaimana hidup scr syar'i dimulai dg berbusana syar'i.
Jangan pindah -pindah dulu

❓8. Shanty Irawati:
Biasanya bila memulai hal baru kita akan dihadapkan pada hal teknis. Bagaimana menyiasati biar kita tdk berkutat terus dengan hal teknis.
⏩Jawaban Ibu Septi :
Pahami dulu mbak, hal teknisnya apa saja, kemudian kl kuat kita pelajari, dan kasih batas waktu berapa lama kita akan tangani semuanya sendiri, setelah itu sgr cari orang lain unr menerima delegasi, pekerjaan trknis yg biasa kita lakukan sehari-hari

❓8. Marfa:
Mengajar di sekolah adalah aktivitas rutin saya, berbagi ilmu diluar sekolah pun aktivitas yang saya jalani dengan kondisi kadang tidak maksimal terhadap keduanya. Sebenarnya saya lebih berbinar pada aktivitas diluar sekolah. Saya masih menjalani keduanya karena masih mampu. Tapi saya merasa tidak fokus pada 1.. meski keduanya sama berbagi ilmu, hanya target sasaran berbeda. Jadilah saya kerepotan dengan mempelajari ilmu keduanya. Apa yang harus saya lakukan, karena msih belum bisa memilih salah satu?
⏩Jawaban Ibu Septi:
Mbak marfa, kalau melihat kondisi tsb, berarti mbak lebih menyukai aktivitas mengajar yg tdk terstruktur dan tidak terbebani hal-hal administrasi.
Maka perbanyaklah aktivitas di luar sekolah, shg lama-lama akan bisa meyakinkan mbak marfa bahwa melakukan pekerjaan yg kita cintai itu akan bisa membuat hidup kita makin sejahtera dan manfaat. Dari situlah nanti kita bisa memilih

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam