Langsung ke konten utama

📚 NICE HOME WORK -- NHW #10 📚

_Nice Homework #10_
_Program Matrikulasi IIP batch #2_

*MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN*

Apa kabar bunda semuanya? Semoga masih semangat belajar di sela-sela aktivitas liburan bersama anak-anak.

Kali ini kita akan melihat diri kita sebagai seorang yg sudah menjalankan peran di komunitas.

Lihat posisi anda saat ini, kemudian amati peran peradaban apa yg sedang dititipkan Allah di pundak teman-teman semuanya.

Maka buatlah essay pendek, dengan judul posisi anda saat ini.

Contoh :
KOORDINATOR KOTA

a. Bagaimana kondisi masyarakat/member yg saya pimpin saat ini?
b.Tantangan-tantangan apa saja yang saya hadapi?
c.Apakah bakat yg sudah Allah berikan untuk saya, shg mendapatkan amanah ini?
d. Bagaimana saya menggunakan bakat tersebut untuk kebermanfaatan komunitas?
e. Tahun depan, perubahan apa saja yang akan saya lakukan untuk komunitas/Rumah Belajar/ di kota kami?

Pertanyaan-pertanyaan itu hanya contoh, bisa anda modifikasi sendiri sesuai aliran hati yang teman-teman rasakan.

"Allah tidak akan membebani kaumnya, melebihi kemampuannya"

Salam Ibu Profesional,

/Septi Peni/

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Rasanya nhw #10 kali ini akan membuat saya benar² mengalirkan rasa. Tema utamanya adalah melihat peran saya di komunitas. Komunitas yang paling membuat saya berperan langsung sepertinya adalah IIP yang memberi kesempatan saya bergabung sebagai tim koordinator kota. Karena sejauh saya bergabung dengan banyak komunitas lain, saya hanya member yg kebanyakan bersilent reader ria saja. Ga ada tanggungan, membuat saya “asal hadir dan nyimak” hehe, dulu sebelum saya menjadi koordinator kota IIP Malang pun juga demikian, padahal sudah hampir 2th jadi member. Dan belum mendapatkan hidayah agar bisa berperan menjadi member yg baik. Hehe. Hingga pada suatu moment, koordinator IIP malang menggelar Oprec kordi kota karena ada 2 atau 3 kordi lama lebih memilih menjadi member karena beberapa alasan.

Iseng² berhadiah, ikut in test gitu kayak masuk PT. Hehe, yg paling saya inget di pertanyaannya ttg banyak hal menyangkut IIP, apa itu IIP, programnya apa aja, alasan bergabung… (untungnya saya masih menyimak ya jadi tau lah dikit, sepaham saya jawabnya) dan akhirnya lulus masuk tim kordi.

Time changeeee… berawal dari sini, saya berubah. Yg awalnya cuma nyimak saat kulwap, atau lebih parahnya gak nyimak cuma nungguin resume an aja… Jadi mikir lebih, hehe. Gimana bisa dapat narsum, bagaimana kalau gak kulwap? Nanti jadi gak bisa berbagi ilmu ke member donk. Kan banyak banget yg udah menantikan… Gimana kalau gak berbagi MM? Kan saya pernah di bagi in pengalaman sm member lain, masak saya gak mau bagi sii? Gimana kalau udah kulwap terus gak nyimak? Nanti resumenya sulit donk, kasian juga yg udah menantikan resume kayak saya dulu… hmmm, pertanyaan demi pertanyaan ini selalu beterbangan di kepala semenjak saya bergabung menjadi kordi. Dan tanpa sadar, rasa²nya rasa “ingin berbagi” ini mulai menyeruak dalam diri… Tapi, saya sempat ciut saat itu. Saya mah apah, cuma remah roti. Kok mau berbagi… 😥 Kalau berbagi MM sudah sii, berbagi memfasilitasi member untuk mendapatkan ilmu dari narsum juga udah melalui resume atau kulwap live. Bagi saya ini kurang greget, saya ingin berbagi lebih banyak lagi… Dari sini rasa “pengen belajar lebih dan praktek langsung” mulai bangkit juga. Sampai ada fasilitas matrikulasi batch #1 saat itu, namun saya pas ga ada uang. 😭 meski cuma seratus ribu. Beruntungnya setelah matrikulasi batch #1 selasai, akan ada batch #2. Langsung deh getol nabung dan akhirnya ikut… asiiikkk, di matrikulasi ini rasanya ga cuma teori aja yg kami dapatkan namun juga praktek langsung. Ditambah banyak temen yg berjuang bersama menambah kental suasana belajar dan bikin saya semangat.

Oh iya, saya di tempatkan di divisi external. Yg saya belum bisa berperan apa² disini. 😥 alasanya klasik: rumah jauh, alat transportasi yg bikin elus dada, dan bawa icikimil yg membuat saya parno duluan ditambah paksu yg juga ga tega melihat anak kesayangannya di bawa pergi pake angkot. Klasik banget, kadang sempat ciut juga karena ini. Belum bisa aktif berperan. Saat teman² punya event yg bisa membesarkan nama komunitas, saya hanya bisa mantengin wasap grup atau fb dan menyaksikan betapa hebatnya ibu² ini bahkan ada juga yg bawa anak seusia anak saya. Hikz. Disitu saya merasa ciut sekali…

Sampai saya berada di tahap ini, setahun jadi kordi. Akhirnya bisa berpatisipasi di panitia Milad IIP ke V. Disini saya berperan sebagai Sie. Kestari, di kepanitiaan ini edisi milih sendiri sesuai kekuatan dan potensi. Saya bilang kuat di hal² yg hubungannya dengan data. Nah nemplok lah saya di Sie kestari. Meski juga riweuh harus ngumpulin data sana sini, mengarang indah, sampai hubungin pelengkap data di proposal. Rasanya hp penuh dengan notif penting dr berbagai Sie dan sebentar lagi akam ada banyak notif dr peserta… namun rasanya seperti punya energi lebih dalam diri yg membuat saya anti capek meski tidur lebih malam. Barakallah. Oh iya, ini event pertama saya selama di IIP, dan di jorokin mbak andita jadi panitia. Yaaahhh, not bad lah… akhirnya paksu mendukung juga. 😂😂😂

Btw, tanggal diadakannya event menyambut Milad IIP V di malang ini hari spesial saya. Jadilah tema “Berbagi dan Melayani” benar² milik kita… saya dan IIP. Wkwkwk. ✌

Next target: berbagi dengan peran sebagai fasilitator, kalau lulus matrikulasi.

Berbagi dan melayani. Membuat saya benar² berbinar. Sepertinya the power of caretaker yg kata ™ menjadi kekuatan saya mulai ingin bergerak maju lebih produktif. Bismillah…

Warmhug

💝

Prima Dona DY for NHW#10

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam