Langsung ke konten utama

RESUME DISKUSI REVIEW NHW #5 MATRIKULASI

*Resume Diskusi Review NHW5*

Senin, 21 November 2016
Oleh : Bunda Wastuwidyarini

1⃣ Etty
Ibu, afwan klo yg tingkat 3 itu  mmg haus ilmu, benar2 merasa msh bodoh. Lalu bgmn dg rasa berbagi / berdakwah ?? Bgmn sikap org2 yg berada di tingkat 3 tsb ??

✳Sikap orang-orang yang berada di tingakatan 3 ini justru semangat berbaginya sangat tinggi, semangat belajarnya sangat tinggi. Karena selalu ingin membagi apa yang dia miliki, dengan harapan ketika membagikannya justru dia akan mendapatkan banyak ilmu lagi, berbasis rasa ingin tahu. akan banyak mendengarkan, tidak banyak menggurui ucapannya mungkin sedikit tapi dalam banget✅

▶ Etty
Spt para shahabiyah dan ulama hadis gitu ya bu. Yg selalu bersemangat mencari ilmu hingga ke penjuru negeri ?
Pijakan utk teladan anak

2⃣ Rinda
Bu, sy sangat senang bisa berbagi ilmu dg yg lain. Tp dsisi lain saya msh miskin ilmu. Kadang mrasa takut krn kurangnya ilmu tetapa "sok" ngajari org lain. Merasa bagai teko kosong tp kepedean mau menuangkan isi... 🙏 bgmn mengatasi dilema ini ya bu?

✳praktekkan ilmu itu mbak rinda, walau masih sedikit, dan sampaikan apa yang sudah kita lakukan walau masih sedikit. Biasanya akan punya ruh untuk menggetarkan hati yang lain.✅

3⃣ Heny
Ibu bagaimana jika ilmu yg didapat trnyata masih dangkal, masih belum luas, belum banyak, dan  merasa tidak tahu apa2, tetapi setiap kita mendapat satu ayat, di hayati, lalu karena semangat berbagi, akhirnya menyampaikan nya..masuk ke tingkatan mana ini bu? 😊

✳ada yang terlewat mbak heni, dapat satu ayat, dihayati, DIAMALKAN, dibagi✅
▶Ah iya bu, diamalkan 😍😍

4⃣ Fitrah
Kalau yang tingkatan 1 contoh sikapnya seperti apa ya bu Septi ?

4⃣ilmunya masih sangat sedikit, tapi sok tahu, banyak omong dan kadang tidak berdasar. Kalau debat ya debat kusir.
merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki.
Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi.
Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya.
Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah.✅
▶Jazaakillah bu jawabannya..
Berarti kalau ngomong kita harus ada dasar ilmu nya ya bu... Noted📝

5⃣. Yulia
Kalau pengantar utk bicara mslh ilmu kpd org lain, kita lebih baik awalnya mendengarkan dulu atau bercerita bu? Maksudnya pengantar itu memulai pembicaraan bu,kalo kita bicara ttg apa trs bilang ini begini seperti yang disampai kan ibu ini..bpk itu..itu boleh kah bu?
5⃣ Mbak Yulia, kalau pengalaman saya, yang sering saya sampaikan ke ibu-ibu adalah saya membukanya dengan *SATE SUPER*  (SAya TEringat SUatu PERistiwa), entah itu seminar, workshop, diskusi, kelas matrikulasi, atau bahkan share pengalaman ketika membaca buku yang ditulis oleh ibu X atau bapak Y.

SATE SUPER ini menunjukkan hal yang valid bahwa kita melakukannya tidak hanya sekedar copas info dari bertebarannya informasi di messenger.

Sedangkan pengalaman kita mempraktekkan ilmu yang kita dapatkan itu akan lebih menguatkan pembicaraan kita, tidak ada yangmenyangkal, karena kita menjalankannya.

Contoh : Saya teringat hal tersebut ketika ikut kelas matrikulasi IIP, di sana bu Septi menuliskan bahwa bla...bla...bla.... Nah pengalaman saya ketika mempraktekkan hal tersebut ternyata bla...bla...bla..✅

6⃣ Nanei
Tidak apakah menunda praktek pd ilmu tsb sampai tiba saatnya dilakukan bu?
6⃣ Mbak nanei,  kalau yang paling baik adalah *TIDAK MENUNDA*nya, karena kalau menunda itu biasanya akan cenderung *LUPA* atau *TIDAK PERNAH DIJALANKAN*. Kalau yang kami lakukan berdua dengan pak Dodik, setiap kali selesai dengan aktivitas belajar, entah ikut seminar, workshop atau baca buku, selalu menuliskan di malam harinya menjelang tidur adalah

*_HAL-HAL APA SAJA YANG BAIK_* dari isi belajar kita hari ini, *_YANG BISA KITA KERJAKAN/MEMBUAT KITA BISA BERUBAH MULAI ESOK HARI_*

Hal tersebut membuat kami berdua selalu bisa melakukan perubahan kecil yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dari hasil proses mencari ilmu.

Karena ilmu itu identik dengan amal. Apabila Ilmu sudah banyak tapi amalnya kurang, artinya ada yang salah dengan proses menuntut ilmu kita✅

7⃣. Ismi
apa yang menyebabkan seseorang naik ke tingkat ke dua dan ke tiga? karena sepertinya bukan dr faktor kualitas atau kuantitas ilmu yg diserapnya ya, bu?
7⃣ Mbak Ismi, yang mempengaruhi seseorang naik dari tingkatan ke tingkatan berikutnya adalah *_amalan ilmu_*dan *_asas kebermanfaatan_* ilmu tersebut bagi kerahmatan alam semesta.

Kualitas dan kuantitas ilmu tidak akan berpengaruh banyak apabila "tidak diamalkan" dan "tidak memberikan manfaat" bagi alam semesta.

Karena

*_sejatinya orang yang berilmu akan semakin mendekatkan dirinya kepada sumber ilmu ( DIA yang MAHA berilmu)_*

sehingga dirinya makin merasa tidak ada apa-apanya, senantiasa ingin mencari ilmu terus menerus.

Dan janjiNya pasti

_Aku akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat_

Maka ilmu itu merupakan petunjuk untuk *_meningkatkan keimanan_* dan  petunjuk untuk *_beramal_*

Apabila kita selalu menuntut ilmu tetapi dua hal tersebut tidak pernah naik, maka ada yang harus kita perbaiki, entah "kebersihan jiwa dan diri kita dalam menuntut ilmu" atau "keberkahan ilmu itu sendiri".

Maka

*_ADAB itu sebelum ILMU, dan ILMU sebelum AMAL_* Semoga makin jelas tergambarkan sekarang✅

8⃣ PrimaDona
Dalam mengamalkan ilmu, biasanya saya kendor di ilmu lama ketika ada ilmu baru yang menguras fokus. Bagaimana ya Bu Septi meng akal inya, biar ilmu lama ttp konsist, dan ilmu yg masih di pelajari ttp bisa fokus?
8⃣ Mbak Prima, caranya jangan ditumpuk terus menerus, segera catat hal-hal baik apa yang bisa kita lakukan saat selesai menuntut ilmu tersebut.

*Just DO it*

kalau hati kecil mbak mengatakan ini bagus, nggak perlu banyak mikir.

*_Lakukanlah walau belum paham, karena Allahlah yang akan memahamkan kita lewat laku kehidupan_*

Sehingga ilmu baru itu akan menguatkan ilmu lama kita. ✅

9⃣ Dee kusumawardhani
Bagaimana kalau ternata saya juga belajar beberapa materi sekaligus? misalnya ada yang tidak sesuai milestone?
9⃣ Mbak Dee, tidak ada salahnya mempelajari beberapa ilmu sekaligus, selama mbak Dee sudah memiliki jurusan ilmu dasar yang akan diambil. Sehingga ilmu-ilmu lain itu sebagai referensi penguat ilmu yang sedang menjadi menu belajar utama kita. kalau dulu saat kuliah kan kita bebas mengambil mata kuliah pilihan yang kadang berseberangan dengan jurusan ilmu yang kita ambil.

kalau saya hal tersebut saya tujukan untuk _benchmarking_,

Apa itu bencmarking? Saya kutipkan sebentar ya, Benchmarking adalah suatu proses mengidentifikasikan “praktek terbaik” terhadap dua produk dan proses produksinya hingga produk tersebut dikirimkan.

Benchmarking memberikan wawasan yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam memahami proses dan produknya baik dengan cara membandingkannya dengan Industri yang serupa maupun dengan Industri yang berbeda. Benchmarking dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Tolok Ukur atau Patokan.

Tujuan utama dari Benchmarking adalah untuk memahami dan mengevaluasi proses ataupun produk saat ini sehingga menemukan cara atau  “Praktek Terbaik” untuk meningkatkan proses maupun kualitas produk. Benchmarking dapat dilakukan untuk proses produksi, produk, jasa maupun sistem dalam suatu organisasi.

_sumber : http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-benchmarking-tolok-ukur-jenisnya/_

kalau kita telusuri lebih lanjut benchmarking ini ada di manajemen industri bukan di manajemen pendidikan. maka saya mempelajarinya untuk menguatkan ilmu yang sudah saya tekuni.

Contoh:
saya belajar tentang ilmu baru tentang  5 S  yang sudah dijalankan di beberapa "pabrik di jepang" maka saya sedang melakukan proses benchmarking, untuk mempolakan hal tersebut di jurusan ilmu yang sedang saya tekuni yaitu ilmu tentang kerumahtanggaan, maka muncullah pola baru "Manajemen Mengelola Rumah Tangga: Menata Rumah dengan konsep 5 R"✅

1⃣0⃣ Sharing antara mbak Prima dan mbak Noni

*Prima* Yang di maksud menambah jam terbang itu menambah ilmu sekaligus prakteknya kan?
*Noni* Iyaa mba prima jam terbang itu prakteknya...
Aplikasi dari teori...
Contoh pilot pesawat terbang...selama di bangku sekolah pilot ia merupakan teorinya... Tapi ketika si pilot membawa pesawat terbang secara langsung itulah jam terbang... Berama lama ia membawa pesawat dari jakarta ke surabaya itu nilai jam terbangnya... Daann terua bertambah seiring si pilot terus membawa pesawat ke segala penjuru mengantarkan penumpang... Makin sering bawa pesawat... Makin banyak jam terbangnya...
Iyaa mba kalo ga oernah bawa pesawat terbang beneran... Belum bisa di bilang jam terbang... Kalo cuma pake pesawat simulator mah masih teori
Karna akan berbeda ketika membawa pesawat simulator dengan membawa pesawat beneran...

Nanti akan ketemu sama yang namanya ujian yang ada di teori... Misal teori ketika terbang membawa pesawat dan pesawat menabrak seekor burung..ada panduannya dalam buku penerbangan... Tapi pada kenyataannya ketika di atas langit pesawat menabrak burung... Belum tentu teori di buku "kepake" semua... Adakala si pilot menemukan solusinya langsung yg tidak ada di panduan penerbangan...

*Prima* Hehe, oh iya yaaa. Siappp. Jd proses ngelmuny tdk bisa di masukkan ke jam terbang mbak?
*Noni* Proses ngelmu bisa jadi jam terbang ketika di hadapkan dengan situasi aslinya...

Pilot masih sekolah pilot bum lulus tapi dia membeli jam terbang dengan menerbangkan pesawat secara langsung meski tidak berpenumpang itu di anggap jam terbang...
Ngelmu yang bisa jadi jam terbang...

Contoh lain... Guru...
Ketika sang guru mempraktekkan ilmu keguruannya meski bukan dalam mengajar di sebuah sekolah resmi... Maka bisa jadi mengajar di tempat "tidak resmi" menjadi bgelmu yang punya jam terbang

1⃣0⃣ Saya review Sharing session ya : Mbak Prima dan Mbak Noni, terima kasih sudah membuka dialog sharing session dengan sangat menarik tentang jam terbang. Analog mbak Noni benar, jadi jam terbang itu identik dengan praktek. apabila menumpuk ilmu saja tanpa mempraktekkannnya maka tidak bisa disebut sebagai jam terbang.

Saya kutipkan tulisan Malcom Gladwel dalam bukunya "outliers":

_The Beatles ended up traveling to Hamburg five times between 1960 and the end of 1962. On the first trip, they played 106 nights, five or more hours a night. On their second trip, they played 92 times. On their third trip, they played 48 times, for a total of 172 hours on stage. The last two Hamburg gigs, in November and December of 1962, involved another 90 hours of performing. All told, they performed for 270 nights in just over a year and a half. By the time they had their first burst of success in 1964, in fact, they had performed live an estimated twelve hundred times_

Lihatlah bagaimana the Beatles berjuang dari bawah. Bayangkan 270 kali manggung dalam satu setengah tahun.

Dengan melihat kasus the beatles tsb, kitq belajar pola benchmarking skrg.

Sudah berapa tahun bunda menjalankan peran menjadi ibu? menjadi guru? menjadi bankers? dll, mengapa kita tidak menjadi ahli di dalamnya? jangan -jangan selama ini kita hanya _sekedar menjalankan peran itu saja_ sehingga kompetensi kita tidak naik

yang lebih parah lagi jangan-jangan selama ini kita hanya mengulang

_kemampuan/hal yang sama terus menerus selama 10.000 jam_

sehingga kita hari ini dengan kita 4 tahun yang lalu tidaklah banyak berbeda.✅

1⃣1⃣. Melly
Apabila kita merasakan ingin tahu tentang suatu ilmu dan setelah tahu, seringkali menimbulkan pertanyaan baru merasa tidak puas, itu gejala apa ya bu?
Kadang saya suka malu kalo di majelis ilmu. Maksud hati ingin mengajukan hanya 1 pertanyaan, setelah dijawab pertanyaan jadi beranak pinak. Dan karena malu khawatir yang lain tidak kebagian akhirnya terpaksa di anggap puas. 😬
Apa saya termasuk orang yang ora mudeng terus ya bu? 🙈🙈
1⃣1⃣Mbak Melly, itu tandanya *_Intellectual Curiosity_*kita sedang berjalan dengan baik. kalau di forum perlu berhati-hati, karena antara *_bertanya_* dan *_mempertanyakan_* itu akan berdampak respon yang berbeda. Maka sebaiknya kalau sudah bertanya satu hal di forum dan belum puas, tanyakan kembali di balik forum, saat forum selesai segera temui pembicara untuk diskusi 4 mata. Hal ini akan lebih menjaga adab.✅

1⃣2⃣ Etty Sulsel. Road map itu = milestone gitu ya ?

Support system yg sy tangkap pedoman ilmu tsb tdk melenceng dg Al Quran dan hadis, berarti harus selalu berguru/bertanya pd ulama ttg ilmu yg dipelajari. Betul begitu bu ?

Exit procedure artinya kita hrs membuat alternatif lain ?
1⃣2⃣ Mbak Etty, kita kilas balik NHW-NHW sebelumnya yuk

di saat Nhw #1 saya meminta teman-teman jurusan apa yang akan diambil di universitas kehidupan ini,  ini adalah proses yang bernama

*_START FROM THE FINISH LINE_*

Nanti saat memandu anak-anak juga ditanyakan hal tersebut.

Kemudian di tahap berikutnya mau berapa lama ditempuhnya? maka kita menentukan *_milestone_* berapa lama durasi waktu yang akan kita tempuh? kecepatan kita dalam melangkah, hingga apa saja tahapan yang perlu kita lalui.

Setelah milestone  jadi, supaya menunjang kelancaran proses belajar, kita sebaiknya memiliki *_support system_*yang memadai. Misal perlu bergabung dengan komunitas, perlu mencari sang ahli untuk berdiskusi, perlu mencari tools/alat penunjang belajar untuk hal tersebut. Perlu suami untuk saling mengingatkan dsb.

*_Exit Procedure_* adalah bagian dari system yang harus kita ketahui sebelum memasuki sebuah system. Sebelum masuk kita harus tahu cara keluarnya. Kalau dalam pembelajaran. Misal di tengah jalan ternyata kita ingin pindah haluan, maka kita akan tahu tahap-tahapananya apa saja? kemudian apa resiko yang akan kita hadapi? 

Contoh : di kelas matrikulasi IIP ini,
START from THE FINISH LINEnya,
para peserta akan memahami dan bisa memaknai ilmu-ilmu dasar apa saja yang diperlukan dalam pembelajaran di IIP

MILESTONE
Mulai dari prolog tentang adab - bunda shaleha.

SUPPORT SYSTEM
Smartphone yang ada aplikasi WA
Jaringan internet yang memadai
Fasilitator
materi dan NHW
Referensi buku
Waktu dan komitmen

EXIT PROCEDURE
Andaikata saya ditengah-tengah akan keluar dari program matrikulasi ini maka :
Ijin ke ketua kelas dan Fasilitator
menyampaikan alasan
mengulang kembali matrikulasi Batch #3
mengisi form remidial matrikulasi.

resiko:
Waktu belajar lebih lama
Teman-teman satu angkatan sudah melaju ke tahap kelas berikutnya

Serangkaian point-point itulah yang disebut *_ROAD MAP_* pembelajran kita.

Seperti Nahkoda yang akan berlayar, bentangkan peta, siapkan kompas dan tentukan arah, kalau salah arah, silakan berbalik sesuai exit procedure yang sudah kita tentukan.

Contoh yg lebih ekstrem lagi yg kami lakukan berdua sbg fasilitator Homeeducator anak2 kami adalah sbb :

kalau kita (ortu) meninggal saat anak-anak masih pre aqil baligh, siapa yang akan menangani pola pendidikan anak-anak selanjutnya?

Action plan : harus kita didik orang-orang yang akan memegang tongkat estafet pendidikan anak-anak kita mulai dari sekarang.

Kalau dulu kami berdua menyiapkannya sejak awal. Sehingga anak-anak tidak panik, siap dengan segala kondisi yang mereka hadapi, krn anak2 skrg sdh aqil baligh semua, maka kami mengompori teman-teman yg melakukan HE/HS untuk membuat komunitas CBE, shg exit procedure akan lebih mudah, krn anak-anak memiliki banyak ibu dan bapak ideologis yang memiliki visi yang sama✅

1⃣3⃣ Dwi Indah

Ibu Septi menanggapi pertanyaan mbak Heni  : *ada yang terlewat mbak Heni, dapat satu ayat, dihayati, DIAMALKAN, dibagi*

Yg dimaksud Ibu Septi membagi ilmu itu seperti apa? Apa artinya harus menjadi pembicara di sebuah forum? Ataukah ada cara lain? Atau bagaimana?
1⃣3⃣ Mbak Dwi, berbagi ilmu tdk harus di forum  mbak, dengan satu orang suami kita saja, atau adik kita saja, itu namanya juga sdh berbagi.

Apalagi di jaman digital ini dengan cara menulis di blog atau update status juga sudah berbagi ilmu.

Maka harus kuat adabnya baik sharing ilmu offline maupun online,

Karena walau hanya bisa share satu hal saja. Dilandasi adab yg benar, akan menjadi amalan yg berkualitas✅

1⃣4⃣ *Sharing antar peserta*

👱‍♀ Chika krachma
7.  bagaimana cara mengenalkan kembali "belajar" itu asyik.. misalkan anak sudah mempunyai pengalaman "belajar" itu tidak menyenangkan dan  Apakah ada kata ganti utk belajar?

👩🏼 Noni
Hihihi bermain mba chika...Kata ganti belajar

👱‍♀ Chika krachma
Kl misal utk anak yg uda gedean yg uda bs ngerti beda main dan belajar?🤔

👸 Fitrah
Iya mba chika bener anak saya juga sepertinya sangat menghindari kata "belajar." saya pernah mengalami.. Waktu itu kegiatan workshop membuat gambar animasi,sy jd teringat sebelumnya anak sy sering bilang mah aq pengen bgt bisa bikin film kartun, saya ajak anak saya yg berumur 7 tahun, kak mau ikutan bikin kartun ga sama temen mama acara nya hari sabtu depan... Anak sy lsg jawab mau, sy lsg daftar tuh acara workshop itu. Nah pada saat hari H nya tiba pagi hari saya bangunkan anak saya, "kak bangun, katanya mau ikut belajar gambar animasi"
Anak sy jawab : "lho kok belajar sih?" "aq ga mau mah klo belajar"
Saya terus berusaha jelaskan memberi pemahaman kegiatan nya itu nti bikin kartun yg bisa bergerak dan lain sebagainya...sampai panjang lebar.. Tapi anak tetap bilang ga mau deh mah.
Lho saya jadi bingung.. Dan mikirin..
Knp ya.. Apa ada yg salah dengan kata belajar?

👩🏼 Noni
Iyaa mba fitrah karna kebanyakan anak2 belajar seperti di sekolah itu membosankan dan ga manarik... Karna anak di paksa bisa...
Saya aja dulu juga ga suka sekolah... Kalo dulu boleh milih saya milih ga sekolah...😊 lebih baik ikut kakek saya memahat ukiran kayu...

👧 Tri Putri
Mbak Noni,
Ada yg berpendapat belajar sambil bermain tidak tepat. Karena para sahabat belajar dg keseriusan, dan salah satu adab belajar adalah serius.

Tepat g kalau kita ganti jd bermain?

Kebetulan beberapa hari mikirin ini, saya mah gpp dg konsep fub learning selama sesuai masanya.. toh dg bermain pun buka. Berarti kita menjatuhkan adab² menuntut ilmu

👩🏼 Noni
Karna kita konotasinya belajar itu membaca buku... Belajar itu duduk manis... Belajar itu seperti cara konvensional di sekolah...
Padahal...
Dalam bermain ada ilmu dan pengetahuan...

Contoh... Misal kita mau ajak anak untuk belajar tema tentang ikan...
Bisa ajak anak wisata memancing sambil memancing bangkitkan rasa ingin tahunya..bahwa memancing itu kita belajar ttg rezeqi Allah yang mengatur... Karna setiap orang yang memancing hasilnya ga selalu sama...bahkan ada yg ga dapet ikan... Memancing ikan belajar sabar menunggu dengan tekhnik mancing kan ga boleh kail di goyang2 di mainin dsb, memancing jadi tahu jenis ikan apa aja yang ada di tambak air tawar atau ikan yang ada di bagan pinggir laut... Jadi tahu bahwa beda henis ikan maka beda perawatan dan pengelolan tambak/bagan ikannya...  Dan sebagainya...
Atau pergi wisata ke ragunan sepanjang perjalanan itu banyak juga ilmu dan pengetahuan... Dari tentang rambu2 lalu lintas... Jenis2 mobil yang ada... Sampai bangunan2 yang kita lewatin merupakan ilmu pengetahuan...
Utamanya seperti bu Septi bilang... Bangkitkan rasa ingin tahunya...

👧Tri Putri
https://ourlittlenotes.wordpress.com/2016/10/29/belajar-sambil-bermain-haruskah/

👩🏼 Noni
Saya lebih suka Bermain sambil belajar...
Bukan kebalikannya
Belajar sambil bermain...
Nabi ngajarin anak kecil sepengetahuan saya dengan bermain...
Nabi ajak anak2 bermain, berkisah mengendong, lomba lari, dikebun kurma
Sambil bermain ada keseriusan belajar
Karna kan ini untuk anak2 yaa... Kalo anak yang sudah aqil baligh tentu metode belajarnya sudah bukan bermain lagi
Karna anak yang sudah aqil baligh sudah memikul tanggung jawab pribadi keluarha serta sosial... Maka tidak bisa main2
Kalo buat anak2 yang belum aqil baligh saya rasa bermain sambil belajar cara yang cukup cerdas yaa... Di sini kan kita membangkitkan minat belajarnya kelak ketika sudah aqil baligh anak ganperlu lagi di suruh belajar tapi anak akan mencari tahu sendiri karna kebutuhan dan keingintahuannya...
Nabi pun mengajarkan para sahabat dan keluarganya yang sudah aqil baligh dengan cara yang berbeda bukan dengan bermain lagi... Tapi lebih di fokuskan kepada minat dan bakatnya sahabat...
Contoh... Ada sahabat nabi... Afwan..saya lupa nih namanya...
(Zaid bin Tsabit)
Ketika terjadi suatu perang dan nabi serta kaum muslimin hendak berjihad ada seorang ibu yang mendatangi Rasulullah Saw karna si anak meminta ikut berjihad.. Tapi aama nabi ga dikabulkan...karna nabi melihat potensi yang lain...yaitu ia cerdas dalam menghafal wahyu... Maka nabi memerintahkan anak tersebut untuk menhafal dan di kemudian hari beliaulah sahabat Rasul yang mengumpulkan potongan2 wahyu menjadi alquran yang utuh...

1⃣4⃣ Mbak Chika, apabila anak-anak sudah ada traumatik dengan kata "belajar" sebaiknya memang tidak dipakai kata itu lagi. ubahlah dengan kata lain misalkan

Daripada

" _yuk nak kita belajar aritmatika_ "

akan lebih nyaman buat anak kalau kita ganti dengan

" _Yuk nak kita bermain angka dan bilangan_ "

Ada yang sepaham bahwa anak-anak itu belajar melalui bermain dan ada yang tidak sepaham. Tidak perlu diributkan, karena itu urusan kita dana anak-anak. Selama pola yang kita pakai tidak berseberangan dengan *_Core Values_* keluarga yang sudah kita tentukan, maka tidak perlu lihat pola tetangga sebelah, yang mungkin cocok dengan "core values" keluarga mereka.

Permasalahannya sekarang, sudahkan anda memiliki "core values" keluarga?✅

1⃣5⃣ Karina
Alhamdulillah jazakillah khairan katsira Bu Septi... Baarakallahu fiik..
Apa benar kalo laki-laki lebih suka konsep bermain dalam hal belajar dan perempuan lebih suka dengan bercerita dalam belajar..  ? (Hasil obrolan dengan suami)
Bagaimana pengalaman ibu mendidik anak-anak ibu berkaitan dengan pertanyaan saya😊
1⃣5⃣ Mbak karina, curious banget ya dg perbedaan gender, kalau saya dan p dodik tidak terlalu mempermasalahkan gender di fitrah belajarnya. Hanya urusan fitrah seksualitas saja yg kami tekankan, bahwa anak laki akan jadi imam kel. Dan anak perempuan akan menjadi ibu manajer keluarga. ✅
▶  Efek kemarin melihat video perbedaan otak laki-laki dan perempuan😁😊
Jadi sempat kepikiran aja gitu Bu.. He he😊. Kebetulan anak anak saya laki-laki dan perempuan.. Dan ternyata sedikit berbeda dengan pemaparan dr. Aisha Dahlan..
Anak laki-laki cenderung perasaaaaa dan harus dilatih keberanian nya..
Dan adiknya yang perempuan lebih berani, dan
Lebih merasa tertantang bila ada hal hal baru..😎
Link‬: https://youtu.be/cJgoGmRL5vs

1⃣6⃣ Arma
Saya bertanya ya bu..

Bunda septi, bagaimana jika kita dihadapkan dalam sebuah ujian.
Diberi anugerah sakit berat, sementara disisi lain juga tetap ingin belajar, mengupdate dan upgrade diri, agar jam terbang 10.000km bs tercapai.

Proses belajar menjadi sedikit terhambat dan kurang optimal, krn prioritas saat ini proses pengobatan.
Dalam proses pengobatan dan segala usaha utk kesembuhan, selalu muncul keinginan utk tetap belajar.
Sementara proses pengobatan ini seolah berpacu dengan waktu..

Bgmana agar bisa seimbang?
Mohon pencerahannya bu.
Mohon maaf juga jadinya mengalirkan rasa..
1⃣6⃣ Mbak Arma, Allah itu memberikan kita ujian bisa dalam bentuk kesenangan bisa juga sebaliknya dalam bentuk sakit.

Sehingga inilah titik kita untuk belajar menerima segala karunia yg DIA berikan, walau dalam bentuk sakit.

Pakai prinsip
One bite at a time

Selesaikan satu urusan demi satu urusan. Jangan ditumpuk2,

Mungkin Allah berkehendak unt menguatkan kita agar tahan menjalankan misi berikutnya lewat sakit kita.

Maka bersabarlah, mungkin rahmat Allah sdh hampir dekat dg kita menerima sakit ini.

Yang kuat yg mbak arma✅

1⃣7⃣ Arin
Pertanyaan saya hampir mirip bu,

Apakah laki-laki harus diasah lebih ke motorik kasar ? Sedang perempuan lebih diarahkan ke kegiatan tipe motorik halus ?!
1⃣7⃣Tidak harus, enes itu suka menjahit San memasak ternyata jago juga dalam setir mobil dan membetulkan kerusakan di rumah.

Ara mahir setir mobil dan strategi jago juga urusan pernak pernik menata rumah.

Elan jago main sepeda, mahir juga di urusan masak.

Itu yg saya latihkan ke mereka.

Elan harus belajar urusan pekerjaan rumah, pesan saya agar kelak ia mau menghargai bahwa istri adalah partner hidup, bukan perempuan yg diminta unt mengerjakan semua kebutihan pribadinya, maka muliakan istrimu✅

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in