❓Tanya --- Jawab ✅
🖊🖊🖊🖊🖊🖊🖊🖊
1⃣ Fiena_IIP bandung
Bu septi, bagaimana seandainya proses 'selesai' dengan diri sendiri itu masih ON Progress pada diri kita apakah, bisa dibarengi dengan menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga/ Ibu bekerja seutuhnya? Karena pd dasarnya selesai dengan urusan diri sendiri di masa lalu adalah hal yang paling menantang untuk saya bisa betul2 konsentrasi dalam rumah tangga...
1⃣ teh fiena, selesai dengan diri sendiri ini berkaitan dg diri kita pribadi, yg mengelola adalah diri kita sendiri, sdgkan menjalankan peran ibu rumah tangga, berkaitan dg banyak pihak lain. Maka sebaiknya selesaikan scr berbarengan dg cara
*put first thing first* secara berkala. Letakkan yg menjadi prioritas utama kita di urutan pertama dalam mengawali hari baru. Selesaikan dulu yg berkaitan dg pihak lain.
Setelah itu baru selesaikan urusan dg diri kita sendiri.
Selesaikan dengan "perubahan kecil" yg kontinyu dan berkesinambungan✅
2⃣ Prima_IIP Malang
Assalamualaikum Bu Septi. Saya baru 3th menikah, tahun kedua saya hamil anak pertama. Dan tahun ketiga, baru menjadi ibu yg sesungguhnya. Sekarang masih 16 bulan usia anak kami. Saat masih belum memiliki momongan, alhamdulillah saya bisa menerapkan manajemen keluarga dengan baik. Namun setelah memiliki bayi, fokus saya berubah haluan ke merawat si kecil hingga sekarang (16bln) dan manajemen keluarga saya 'ruwet' lagi. Saya merasa belum bisa berperan dengan baik di Program BunCek. Dan ingin memulainya lagi... seiring dengan perkembangan fisik, kognitif, dan kemandirian si kecil. Yg ingin saya tanyakan, bagaimana ya meng-combine program bunsay dan buncek ini dengan jam terbang yg sama? Saat ini proses buncek saya full teori yg hanya bisa saya peroleh ketika si kecil tidur, dengan berbagi waktu aneka macam job domestik yg td tdk bisa saya lakukan ketika bersama si kecil...
2⃣ Mbak Prima, tetapkan prioritas terlebih dahulu, dan lakukan secara bertahap sedikit demi sedikit. Saya berikan contoh yg saya lakukan saat enes ara kecil ( jarak mereka 15 bln) dan saya tanpa ART
Saya komunikasikan dulu ke pak dodik, mana kondisi dari ketiga hal ini yg paling membuat pak dodik bahagia, silakan diurutkan.
1⃣Anak terurus dengan sangat baik
2⃣Makanan terhidangkan fresh dari tangan saya
3⃣Rumah rapi
Ternyata pak dodik memilih urutan 1⃣3⃣2⃣ akhirnya saya minta waktu per 3 bulanan unt bisa belajar setahap demi setahap dan satu persatu.
Maka pahami kemampuan diri kita, komunikasikan dg orang sekeliling kita, terurama yg masuk di lingkaran 1 kita. ✅
3⃣ Ratna_IIPJogja
Assalamualaikum bu Septi.. Ada 2 hal yg ingin saya tanyakan.
📌 Bagaimana teknis menghitung 10.000 jam terbang dalam hal mendidik anak? Apakah ketika sya membersamai mereka antara jam 8-11 (misalnya), sudah bisa dikatakan melakukan 3 jam terbang pada hari itu? Atau bagaimana?
📌 Ketika saya merencanakan aktivitas harian, saya berusaha utk konsisten. Namun kadang anak2 saya yg saat ini HS, jam belajarnya suka tidak terjadwal (sudah pernah dijadwal tapi tidak enjoy). Jadinya kadang jadwalnya berbenturan. Bagaimana ya bu untuk mensiasatinya?
Terimakasih bu Septi...
3⃣ Mbak Ratna, yg perlu diingat dalam menambah jam terbang adalah "kesungguhan praktek" tidak hanya "sekedar praktek".
Shg apabila kita 1-3 jam saja bersungguh-sungguh mengamati perkembangan anak kita. Bermain dg mereka shg bisa menambah *kompetensi* kita sebagai ibu, karena kita menjalankan peran kita sbg ibu, maka sdh masuk hitungan jam terbang.
Karena ada ibu yg bersama anaknya full berjam-jam tapi tidak menjalankan peran keibuannya.
🍀Jadwal yang kita buat harian itu dalam rangka kita melihat " track" kita hari ini.
Maka ketika anak kita menjadi prioritas utama, usahakan jadwal kita yg menyesuaikan mereka.
Kemudian di sela waktu longgar kita, kembqli ke jadwal yg sdh kita susun.
Itu baru namanya flexible. Seperti lingkaran karet, ketika tracknya melingkar dg diameter tertentu, bisa kita regangkan dg diameter di luar track, tetapi habis itu bisa kembali lagi ke track semula.
Berbeda dengan lingkaran kawat, apabila kita bentangkan di luar track, tdk serta merta kembali ke bentuk semula. Bentuknya akan berubah dari track awal.
Semoga analog ini dipahami✅
4⃣ Lendy_IIP Bandung.
Bunda Septi,
Menjadi manager yang handal di berbagai bidang dalam satu waktu dan membutuhkan 10.000 jam terbang..
Saya jadi merasa kecil setelah mendengar pemaparan Ibu.
Saya salah satu Ibu yang motivasi menjadi Ibu-nya masih dibawah rata-rata.
Saya selalu menanti anak saya berangkat sekolah untuk bisa berangkat belajar juga.
Intinya,
Saya nyaman dengan gaya hidup saya yang sekarang.
Apakah dengan kenyamanan ini, saya harus meng-upgrade kemampuan diri ini..?
Menjadi seperti apa yaa, Bu?
😥
Saya merasa, hidup saya (kadang) sudah sangat ideal, Bu.
Terima kasih, Ibu Septi.
4⃣ Teh Lendy, ini pentingnya kita punya ROAD MAP dalam kehidupan kita masing-masing. Kalau track yang dilalui teh lendy dan keluarga merasa sudah sangat pas, kita nyaman, suami nyaman dan anak-anak nyaman, maka lanjutkan sesuai keyakinan kita, tanpa perlu tengak tengok tetangga kanan dan kiri :)
Dan yang pasti tidak boleh mengeluh atau bahkan menuntut orang di sekitar kita terutama anak dan suami, agar bisa sama dengan keluarga lain yang ROAD MAP nya berbeda.
Dan diri kita dan keluarga juga yang akan menentukan kita perlu BERUBAH atau TIDAK.
Selama teh lendy yakin, jalankan,
Apabila tidak yakin, ubah strategy✅
5⃣ Nur shauma A._IIP Papua
Assalamualaikum,
Mau tanya bunda.
Mnrt sy, suami sy itu tipe yg ringan tangan. Saat suami sdg di rumah sy tdk pernah mencuci pakaian, tdk jarang suami memasak untuk kami, bahkan kadang mencuci piring dan bersih2. Sy mengerjakan semua sendr hanya ketika suami sedang berdagang keluar daerah.
Kadang sy merasa tdk profesional ketika suami msh turun tangan tp sejujurnya sy senang ketika di bantu. Sy merasa di sayangi.
Yg ingin sy tanyakan.
Apa kh ketika suami turun tangan mengerjakan pekerjaan rumah, itu adl indikator bahwa istrinya blm profesional?
5⃣ Wa'alaykumsalam mbak Nur Shauma, Mungkin yang mbak maksud bukan ringan tangan ya, tetapi cepat kaki ringan tangan. Karena kalau sepemahaman saya ringan tangan = gampang memukul/main tangan. Semoga benar adanya.
Apabila suami senang membantu pekerjaan rumah kita, itu artinya dia sedang memuliakan kita sebagai partner hidup. Maka berperanlah lebih banyak lagi.
Hal ini saya latihkan ke Elan anak laki-laki saya. Sejak saya minta dia latihan melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Ketika dia tanya, untuk apa?
Saya jawab, agar engkau bisa lebih memuliakan istrimu kelak, karena istri yang engkau pilih itu adalah partner hidupmu, bukan perempuan yang bertugas mengerjakan semua pekerjaan rumahmu dan melayani semua urusan pribadimu.
Kalau kita memiliki tipe suami yang seperti ini, maka sebenarnya kita sedang diberi peluang banyak untuk lebih meningkatkan peran, maka gunakan peran itu sebaik mungkin dengan cara memuliakan suami kita pula✅
6⃣ Arin_IIP Bali
BuSepti, jika berkenan..saya ingin mengetahui bagaimana Ibu mengatur keuangan keluarga sewaktu anak-anak kecil ?!
💛Apakah menggunakan amplop u/ memilah per kebutuhan dan mencatat Debet/Kredit keuangan ?!
💛Apakah anak-anak juga diajarkan menabung ? Sejak usia berapakah ?
💛Bagaimana pula mengatur keuangan apabila ternyata anak-anak adalah "tukang jajan". Misalkan sehari bisa menghabiskan 100,000 hanya untuk kesenangan (sesaat) anak-anak ?!
Maaf Bu jika pertanyaan dirasa sepele dan diluar konteks 🙏
6⃣ 🍀 Betul, saya dulu di awal mencatatnya dengan amplop banyak, menuliskan posnya satu persatu, kemudian mencatat pengeluaran satu persatu, sampai beli cabe kriting aja saya catat, dulu saya bener-bener kasir keluarga, tidak tahu apa yang harus saya lakukan, kalau jatah uang dari suami habis, pusiiiiiiiing hehehehe.
🍀Anak-anak dulu waktu kecil menabung di celengan tanah liat, persis mengulang cara saya waktu kecil dulu. Setelah saya belajar untuk mengupgrade diri saya di bidang manajemen keuangan, maka cara-cara lama itupun berubah agak lebh cerdas, dan anak-anakpun mulai belajar tentang cerdas finansial sejak dini, biar nggak kayak emaknya.
🍀Uang jajan lebih dari 100 rb perhari, dan tetap kita ijinkan, itu namanya pembiaran. Maka bukan keuangannya yang diatur, tapi anaknya yang diatur dan cara mendidik kita yang perlu diperbaiki.✅
7⃣ Ainun_IIP Surabaya
Assalamu'alaikum bu septi, sy dan suami tdk terbiasa dg rumah berantakan. Entah pekerjaan rumah spt tiada habisnya.
Nah permasalahannya, ketika sy membersamai si kecil (1,5 tahun) bermain fikiran sy sering krg fokus ke putri sy. Krn belum beres ini, blm beres itu. Pdhl sblm dia bangun, sy sdh berusaha membereskan pekerjaan rumah tangga sy.
Bagaimana cara menyiasatinya ya bu? Mohon pencerahannya. Terimakasih 🙏🏻
7⃣ Wa'alaykumsalam mbak ainun, jawaban saya hampir sama dengan pertanyaan mbak prima di atas, cobalah komunikasikan dengan suami terlebih dahulu, mana yang jadi prioritas ya✅
Saya tambahkan sedikit. Tahapannya ya yg sdh pernah saya lakukan.
Pak Dodik itu tipe suami yg ingin rumahnya rapi terus.
Waktu itu saya berikan pilihan, karena saya bukan wonder woman 💪
Beliau pilih anak diurutan pertama
Tapi setiap jam 7 malam rumah rapi ya
Saya penuhi hal tsb selama 3 bulan pertama
Setelah 3 bulan kedua, saya perpanjang jam rapi rumah demikian seterusnya ✅
Ini casenya :
Saya sdh menetapkan jadwal kemarin, saya ambil bagian sore saja ya :
16.00 - 18.00 = silaturahim ke eyang
18.00 - 19.00 = antar elan ke stasiun
19.00 - 20.00 = makan malam, menunggu kereta
20.00 - 21.00 = diskusi di grup ini.
Ternyata kondisi jalan menyebabkan jadwal meleset.
Maka saya kembali lihat 3 aktivitas penting saya malam itu :
1⃣Menemani Elan
2⃣Dinner bareng keluarga
3⃣Diskusi di Grup WA
Karena saya meletakkan keluarga pada urutan pertama dan utama, maka saya tunaikan 2 hal tsb di atas terlebih dahulu
Resikonya :
a. Saya akan menambah jam diskusi di luar jam normal
b. Saya harus minta ijin ke pejabat kelas dan anggota grup, krn mungkin mengecewakan
c. Saya harus ijin ke suami, untuk menambah jam online saya ketika sampai rumah.
Ini yg disebut flexibilitas mbak, bisa diulur kesana kemari dan tetap krmbali ke patron yg sdh dibuat
8⃣ Susi Firdausa
Berarti aktifitas penting harian bisa jadi berbeda tiap harinya ya bu..
👸Iya mbak namanya juga "aktivitas dinamis", kalau yg sama dari hari ke hari namanya " aktivitas rutinitas"
Pertanyaannya skrg aktivitas dinamis kita itu banyak menambah jam terbang atau tidak?
🙋Nggih bu... Analogi karet akan sy ingat terus 😘
👸Ini yg kadang misspersepsi,
"Mengapa harus buat jadwal, jadi orang itu yg flexible saja"
Maka saya pasti tanya dulu?
Apa yg dimaksud dg flexible?
Biasanya banyak yg menjawab :
" santai, mengalir tanpa rencana" dan yg sejenis.
Fleksibilitas adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai individu atau kelompok.
Kalau kemampuan itu kita lakukan tanpa kita punya ROAD MAP hidup, tanpa jadwal kegiatan penting hari ini, maka pasti hidup kita berantakan, mudah terbawa arus kemana angin berhembus.
*Pertanyaan tambahan*
*Fitriyani*
Jadi pengen bertanya saya bu, dulu jadwal kegiatan yg sudah rapi n kondusif hrs berubah ketika saya (sementara) ikut orang.tua lagi, 😊 dan kdg tggal dtempat mertua,
Bagaimana cara mensiasati hal sperti ini ya bu?
*Finny*
ibu, nhw6 ini benar2 akan menjadi challenge untuk saya. Suami saya type yg tidak suka merencanakan kegiatan, mengalir begitu saja d keseharian.. sedangkan keseharian beliau juga lebih banyak di rumah. Jadi,saya merasa hanya sendirian ketika merencanakan dan banyak yang miss dari rencana yang sudah dibuat 😢
Mohon pencerahannya bu
*Yessy*
Bu, prioritas saya mendidik anak:
1. Menemani anak
2. Membuat dokumentasi tumbang
3. Blm memilih
Pertanyaan saya bu, saya senang sekali beberesan ,bu. Menata sesuatu. Kalo bisa mau jadi seperti Marie Kondo Bu ☺ karena saat mengerjakannya sangat enjoy easy dan excellent. Tapi ngga sejalan dg jurusan ilmu yg saya pilih di NHW sebelumnya bu. Tapi seperti "mengubur" passion bu.
Itu gimana ya bu menyelaraskannya, saya sekarang merasa bersalah kalau sedang beberesan
💛💛
https://youtu.be/6_N_uvq41Pg
Apa pendapat teman-teman tentang video ini?
Ini bisa menjadi acuan untuk mengerjakan Nice Homework 6 😊😉
Diresume Oleh : Wastuwidyarini
🖊🖊🖊🖊🖊🖊🖊🖊