Langsung ke konten utama

RESUME KULWAP HSMN SOLO W/ Bunda Ida

🍂🍃🍁🌾🍃🍂🍁🌾🍃

*RESUME KULWAP HSMN SOLO RAYA*

🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹

🗓 Hari : Jum'at, 07 Oktober 2016
⏰ pukul  : 15.30 smp 16.30
💻 Thema : Pengantar legalitas HS
👳🏻 Narasumber : Bunda Ida Nur'aini
🎙Moderator : Bunda Mina
📝 Notulen : Bunda Anis M

🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdullilah kita diizinkan kembali belajar pada beliau bunda Ida nur 'aini..

📝 *Kata Pengantar* 📝

Alhamdulillah bisa silahturrahim dg bunda2 keren sore ini. Pertanyaan yg sering muncul ketika akan memilih HS adalah apakah anak HS bisa melanjutkan kuliah atau pendidikan tinggi? Hs adalah alternatif metode pendidikan yg dipilih ketika anak tidak lagi cocok dg pilihan metode sekolah formal dg ortu sebagai kepala sekolahnya. Hs masuk dalam jalur pendidikan informal dan pelakunya bisa melanjutkan ke jalur pendidikan formal dg mengikuti ujian kesetaraan. Seluk beluk bagaimana anak hs bs mendapatkan ijasah akan dibahas dalam diskusi sore ini y bunda..

↪ *Sesi Tanya Jawab* :

1⃣ Pertanyaan dari Ummu Icha :

Pertanyaannya melenceng ga ya?
Kalau mau ber HS persiapan dalam memulai HS itu sendiri berapa lama bund?
Kalo tentang ijin sendiri apakah dalam ber HS kita perlu ada legalitas dari pemerintah atau tidak perlu ada? Maksud saya apakah kita perlu melaporkan ke pihak pemerintah kalau dirumah kita anak2 mengikuti Sekolah rumah?

Afwan jika pertanyaannya agak lucu😁

↪ Jawab :

Ummu icha..masalah persiapan HS berapa lamanya, menurut saya..Hs itu baik anak maupun orantua sama2 belajar dan itu berjalan terus meskipun sudah menjalani HS. Soal legalitas, jika anaknya ingin melanjutkan sekolah formal maka anak memerlukan ijasah sehingga perlu mengikuti ujian kesetaraan dengan mendaftarkan diri ke lembaga non formal seperti PKBM dan sekolah rumah komunitas yg berijin untuk mengikuti pembelajaran sebelum Ujian nasional. Namun jika tidak akan memiliki ijasah karena fokusnya bukan untuk melanjutkan kuliah tapi ingin jadi pengusaha yang tidak memerlukan ijasah ya tidak perlu mendaftar ke lembaga non formal.

2⃣ Pertanyaan dari  bunda Andiri :

Bismillah
Assalamu'alaikum
1. Apakah ada batasan minimal umur untuk ujian kesetaraan. Misal SD, SMP, atau SMA min usia brpa?
2. Misal begini bun.. anak saya kan sebenarnya suka dengan sekolah yang bertemu dengan teman2nya. Skrg kelas 1 SD. Nah karena kondisi kami yang berpindah2, misal suami pindah tempat kerja atau mutasi sekitar 2 tahun.kemudian saya HS kan anak saya. Nah pas pindah lagi dan kira2 sampai dengan jadwal UAN,  anak saya sekolah lagi sesuai jenjang usia dan pemahamannya. Hal itu bisakah bun? Atau tetap harus HS dan ikut kesetaraan?

↪Jawab :
Bunda andiri..usia minimal mengikuti ujian kesetaraan SD yakni usia 11-12th dg persiapan 1 th mksdnya telah terdaftar d lembaga non formal seperti PKBM atau sekolah rumah. Jika anak tidak sekolah hingga kls 3 SD dan mau sekolah lagi maka anak tersebut mengikuti ujian paket A dulu baru kemudian sekolah formal di SMP. Demikian pula ketika anak HS sampai kls 1 SMP, maka mengikuti ujian paket B dulu baru kemudian masuk sekolah formal ketika SMA. Hs sampai kls 1 SMA maka ikut ujian paket/kesetaraan C dulu, baru bisa kuliah. Jadi tidak bisa Hs hingga kelas 3 SD kemudian langsung lanjut skolah formal di kelas 4. Karena di negara ini belum ada lembaga assessment center yang menilai anak pada usia tertentu bisa langsung melanjutkan pada jenjang pendidikan tsb.

📝 *KESIMPULAN* 📝

Untuk ikut ujian paket A minimal usia 11th dan untuk ikut ujian paket selanjutnya jangka waktunya 3th setelah ujian paket sebelumnya..jika lulus ujian paket A th 2016 maka baru bisa ikut ujian paket B th 2019, namun dapat mendaftar 1 th sebelumnya. 1th sebelumnya itu untuk mendaftarkan administrasi k dapodik sebagai peserta UN dilengkapi dgn persyaratan rapor. Anak Hs bisa mendapatkan NISN dengan mendaftar ke PKBM, rapor diberikan oleh lembaga. Yang berwenang membuat rapor adalah Guru dari lembaga yg terdaftar di disdik. Nah untuk memfasilitasi persoalan ijasah, Hsmn dibawah yg akan mengadakan kelas online pada bulan November. Pendaftaran dari bulan Oktober. Tunggu infonya di medsos dan grup Hsmn ya bunda2 sholehah..
: Secara aturan dari pemerintah, peserta UN dari jalur non formal tidak bisa mendaftar di PKBM kurang dari 1 th karena ada persyaratan rapor sebanyak 5 semester yg mesti dipenuhi dan rapor tsb diisi sesuai dg kegiatan pembelajaran yg dilakukan sehinggs di Pkbm kita tidak bisa belajar hanya mapel yg di UN kan saja tapi belajar semua mapel seprti sekolah formal namun jamnya beda..kalo di Pkbm belajarnya 3x seminggu 1,5 - 3jam per pertemuan.‬:

Demikian tambahan dari saya sebagai penutup diskusi sore ini. Jika masih ada yg mau bertanya bisa langsung bertanya di grup ini..saya masih ada di grup ini 😊

↪ PENUTUP

Alhamdullilah...
Demikian kulwap kita sore ini..
JazaakumuAlloh khairon bu ida.. Semoga menjadi amal jariyah dan bermanfaat untuk kita.
Saya selaku moderator mohon maaf sebesar-besarnya dari perkataan yg kurang berkenan dan tambahan waktu yg tidak saya sengaja..
terlalu semangat..😁

Kita tutup dengan doa penutup majlis...

Wassalamu'alaikum wr wb ...😊😊
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔅🔆🔅🔆hsmn🔆🔅🔆🔅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👥facebook.com/hsmuslimnusantara
👥FB: HSMuslimNusantara Pusat
📷 instagram: @hsmuslimnusantara
🐤 twitter: @hs_muslim_n
🌍Web: hsmuslimnusantara.org

🍃🍂🌾🍁🍂🌾🍁🍂🍃

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? πŸ‘‡ Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam