Langsung ke konten utama

Magic Communication in Parenting

Oleh: Winda Maya Frestikawati

Ibu Profesional adalah seorang ibu yang memahami anak dan keluarganya dengan sangat bagus, bisa produktif dan mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak-anak dan keluarganya, cekatan dalam menyelesaikan tantangan keluarga dan dirinya serta punya semangat berbagi untuk mengajak ibu dan calon ibu yang lain, mengikuti jejak suksesnya.

Institut Ibu Profesional adalah tempat belajarnya para ibu yang ingin menjadi profesional di bidang pendidikan anak dan keluarga. Kali ini founder Institut Ibu Profesional, Ibu Septi Peni Wulandari hadir di Bandung untuk berbagi ilmu-ilmu dalam keluarga. Berikut beberapa rangkuman kuliah umum ini.

Komunikasi adalah hal terpenting dalam berkeluarga. Melalui komunikasi masing-masing anggota dapat menyampaikan ide dan gagasan, menyampaikan berbagai hal yang dirasakan, menyampaikan solusi dan lain sebagainya.

Kunci mendidik anak – anak adalah memberikan contoh melalui perilaku, langsung praktik, jangan hanya melalui kata-kata. Tidakan lebih mudah dipahami dan diingat oleh manusia, sehingga mudah untuk ditiru.

” Mungkin anak-anak salah mengcopy kata-kata orang tua. Tapi tidak akan salah mengcopy tindakan orang tua “


Hidup ini penuh dengan masalah, baik masalah kecil maupun besar. Jika tidak ada masalah maka kita hidup di dunia lain, yaitu alam kubur. Begitu pula dengan keluarga, setiap keluarga pasti memiliki masalahnya masing-masing,  hanya tiap orang dalam keluarga berrbeda cara pandang terhadap masalah tersebut. Ada keluarga yang selalu mengeluh dengan semua masalahnya, sehingga tidak tercapai solusi yang tepat. Ada pula keluarga yang selalu berpikir jernih sehingga ditemukan solusi tepat serta mengambil semua hikmah dari masalah tersebut.

” Mengubah masalah menjadi TANTANGAN, mengganti kata susah menjadi MENARIK, adalah salah satu cara mengubah energi negatif manjadi energi positif “


Tiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam meluapkan kemarahannya. Tapi hal itu perlu, agar kita tidak terlalu larut dalam kemarahan kita. Biarkan anak,istri,atau suami Anda yg sedang jengkel meluapkan seluruh kemarahannya, sediakan satu tempat produktif yang bisa menuangkan semua kemarahan. Apabila sudah puas dalam meluapkannya, ajak berwudhu, shalat lalu ajak berbicara baik – baik.

” Tidak ada kata salah, terlalu, bodoh untuk anak-anak, yang boleh hanya kata-kata positif seperti ayo bisa Dek, luar biasa Dek, hebat Dek, Adek cerdas sekali “


Pernikahan adalah hal terindah bagi setiap insan. Diberikan suami atau istri idaman, dilengkapi dengan keturunan, adalah impian setiap orang. Jika ingin melihat perjalanan pernikahan, maka jejerkan seluruh anak-anak, mulai dari anak pertama hingga terkahir secara berurutan. Lihatlah wajah mereka dan tatap mata mereka satu persatu. Di setiap wajahnya akan terpancar kondisi keluarga saat anak itu lahir dan mencerminkan cara orang tua dalam mendidiknya. Anak pertama, biasanya sebagai anak percobaan, karena orang tua akan mempelajari berbagai macam metode pengasuhan anak, dan diujicobakan ke anak tersebut. Anak kedua akan lebih ceria dari anak pertama, orang tua sudah tahu metode pengasuhan mana yang tepat digunakan. Anak ketiga biasanya lebih aktif lagi, orang tua sudah melupakan metode-metode pengasuhan yang teoritis, sehingga lebih mengikuti kemauan anak. Kondisi kehamilan ibupun turut menentukan karakter masing-masing anak tersebut.

” Hak anak adalah mendapatkan ayah dan ibu yang baik, karena ayah dan ibu adalah orang yang menentukan karakter anak tersebut “


Menurut data statistik, seorang ibu bisa merawat seluruh anaknya dengan baik, maksimal 3 anak. Setiap anak memberikan 1 priduktivitas yang berbeda, dan setiap anak membawa rizky nya masing-masing.

Frame of reference (kerangka acuan) dalam berkomunikasi dengan pasangan dan anak harus sama, harus dalam satu cara pandang yang sama. Begitu pula dengan mendidik anak, orang tua juga harus memposisikan diri sesuai cara pandang anak, lalu orang tua mengarahkan anak sesuai dengan konstitusi/dasar yang dianut.

” Contract social dalam keluarga harus ada dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga, sehingga keluarga tersebut mempunyai tujuan. Contoh contract social antara suami dan istri : Ibu boleh pergi kemanapun, keluar kota bahkan keliling dunia, asal anak selalu berada di samping ibu terutama pada umur 0-12 tahun. “


Contract social menentukan arah dan tujuan keluarga. Jika contract socialnya anak, maka akan melahirkan anak-anak yang hebat. Rizky dan berbagai kebutuhan dunia diserahkan sepenuhnya kepada Allah setelah kita berusaha. Jika contract socialnya karir, maka karir yang akan sukses. Akan memperoleh penghormatan yang tinggi dan materi berkecukupan, bahkan berlebih, tapi belum tentu anak-anaknya akan hebat. Jika contract socialnya materi, maka materi yang akan bergelimang.

Arah dan tujuan keluarga akan menentukan prioritas dalam keluarga tersebut, misal arah dan tujuannya anak, maka prioritas pertama adalah anak. Jika arah dan tujuannya karir, maka prioritas utama adalah mencapai karir setinggi-tingginya. Jika arah dan tujuannya materi, maka prioritasnya akan mencari materi sebanyak-banyaknya.

” Contract social, arah dan tujuan, serta prioritas dalam keluarga harus mempunyai konstitusi atau dasar hidup. Konstitusi setiap orang berbeda-beda. Sebagai orang muslim harus memakai Al Qur’an dan Hadist sebagai konstitusi atau dasar hidupnya “


Jika sudah menggunakan Al Qur’an dan Hadist, maka seluruh kegiatan dalam keluarga berdasar pada keduanya. Baik dan buruk didasarkan pada keduanya. Tidak ada pengambilan ke[utusan berdasar pada ego orang tua, semua berdasar pada Al Qur’an dan Hadist. Jika ada yang anggota keluarga yang salah, maka diingatkan dengan dasar Al Qur,an dan Hadist. ” Menurut Allah, anak itu harus berbakti kepada orang tuanya Nak”, “Menurut Rasulullah, kita harus berdoa dulu sebelum makan Dek”.

Karena aku bukan dukun, maka katakanlah. Dalam keluarga tidak ada ilmu kebatinan, cukup bicarakan kepada pasangan Anda sampai dia ngeh. Jangan membuat asumsi sendiri dalam berkeluarga, bicarakan pada seluruh anggota keluarga secara jelas. Apa yang dibaca suami, dibaca juga oleh istri. Ilmu yang didapat istri, share ke suami,dan sebaliknya. Sehingaa suami istri memiliki satu visi. Bicarakan pula secara terus menerus semua hal yang didapat, sehingga suami istri memiliki gelombang yang sama.

Ungkapan tidak dari orang tua kepada anak, bukan berarti tidak sayang. Mungkin permintaan anak tersebut masih belum sesuai dan belum tepat waktunya jika dikabulkan. Orang tua tidak akan melarang jika permintaan anaknya tersebut baik bagi anak. Contoh :
A : Pah, adek mau punya motor
P : Tidak sekarang ya Dek, nanti kalo usianya sudah 17 tahun
Orang tua harus mempunyai contract sosial dengan anak dan menjelaskan baik buruknya, sehingga anak mengerti bahwa orang tua mengatakan tidak itu demi kebaikannya.

Disaat emosi, semua keputusan batal demi hukum artinya semua permintaan ataupun keputusan yang dibuat disaat emosi itu tidak berlaku karena dibuat dalam keadaan yang mementingkan ego dan tidak berpikir jernih. Biasakan anak-anak meminta dengan cara yang santun dan baik-baik. Apabila anak-anak meminta sesuatu dengan cara menangis dan guling-guling, maka jangan kabulkan, karena itu membentuk perilaku anak. Jika ia ingin sesuatu lagi, ia akan menangis dan guling-guling lagi.

Family strategic planning harus ada dalam sebuah keluarga, dapat dilakukan perhari, perminggu, perbulan atau pertahun. Beberapa pertanyaan kunci untuk menyusun family strategic planning :
– Sudah berhasil apa minggu/bulan/tahun kemarin?
– Target besok/minggu/bulan/tahun depan apa?
– Ilmu apa yangg sudah dibagikan selama sehari/seminggu/sebulan/setahun?

Harus ada tempat berkumpul untuk menuangkan ide, gagasan, masukan, kritikan, saran dalam keluarga misalnya di ruang makan atau di ruang keluarga. Disana seluruh anggota keluarga berkumpul untuk bertukar pikiran, dan menentukan target-target masa depan. Shalat berjamaah dapat pula dijadikan sebagai sarana untuk bermuhasabah dan bertukar pikiran.

Banyak manfaat yang diperoleh dari Family Project, seluruh anggota keluarga menjadi anggota team sehingga melatih kerjasama antaranggota keluarga, menyampaikan ide keluarga ke masyarakat, mengelola emosi, melatih komunikasi efektif dalam team, melatih pola pikir dan mencari solusi dari masalah yang ada. Family project juga dapat dijadikan sarana untuk mengetahui passion anak, mengetahui kemauan anak, dan mengetahui ketertarikan anak. Dari sini menjadikan keinginan dan kegemaran anak menjadi keunggulan anak dan keluarga.

Melepaskan bayang-bayang orang tua di kehidupan anak saat usia 12 tahun harus dilakukan agar anak mandiri. Usia 0-12 tahun harus diciptakan konflik-konflik kecil dalam rumah sebagai simulasi jika anak menghadapi konflik diluar rumah. Orang tua harus bisa mentolelir batas anak, jangan paksa anak menjadi seperti orang tua.

Semoga ilmu ini bermanfaat bagi pembaca dan untuk seluruh orang tua.

Salam,
WMF

Repost: Onna,

@homey, 210515 17:06


Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam