Langsung ke konten utama

Silly Question

Haaiiii...

Buat kalian yang jomblo (single/unmarried) terus tiap ada pertemuan keluarga, resepsi ke nikahan temen, atau sekedar pas jalan-jalan/kencan ketemu yg kenal sama kita dan nanya ke kalian... "kapan nikah?" hahaha, ya ampunnn bisa di jamin nyesss banget kan? Galau? Atau apa ya namanya setelah dapat pertanyaan ini, buat yg sudah akut mungkin bisa se dahsyat petir di siang bolong. *lebay

Hampir semua dari kita, buat yg masih unmarried pasti pernah dapat pertanyaan "kapan nikah?" dan buat yg sudah menikah, pasti rese' nanya "kapan nikah" juga... Sering. Apa cuma buat basa-basi aja biar ada topik ngobrol? Hihihi, i don't know. But i feel not... Apa gak ada bahasan lain sih, nanyanya itu-itu terus. Wkwkwkwk, nanya kabar atau apa gitu kan kelanjutannya enak. Ini yg ditanya nikah mlulu... :D

But it's not end just because you married after someone asking "kapan nikah?". Kedepannya akan ada banyak lagi pertanyaan yg entah akan dijawab apa...

Sama halnya seperti pertanyaan "kapan nikah?" yang bahkan kita gak tau esok bakal kemana, ngapain aja, sama siapa... Eh, ini ditanya "kapan nikah?" yg bisa aja besok, bisa lusa, bisa tahun depan. Yg bahkan kita gak tahu, pasangan/kekasih/pacar yg actually ada disamping kita ini bakal jadi pasangan (suami, istri) kita atau gak di masa depan. Kadang hidup itu se lucu ini ya... Apa bagi pasangan yg tinggal sebulan lagi mau nikah, dan ditanya "kapan nikah?" lantas bahagia banget, lalu apa-apa yg diperlukan jadi ada di depan mata? Apa dengan mereka nanya gitu, semuanya siap beserta pak penghulu, saksi, dan 2 sejoli calon pengantin? Gak kan?

Ya ampunnn, gueh nyerocos aja sih. :))

Yakh, seperti yg aku bilang. Ini gak akan berakhir hanya setelah kamu menikah. Setelah pernikahanpun masih banyak pertanyaan rese' yg semacam ini... Arrrggghh!

Dulu waktu aku (masih) muda, a.k.a unmarried banyak banget yg  nanyain... "kapan nikah?" yg emang waktu itu aku sudah punya pasangan, alhamdulillah mapan (punya pekerjaan), laki-laki dewasa, masuk syarat imam... Setidaknya bagi saya pribadi. :p

Menjalani hidup dengan pertanyaan yg terlalu tak dapat di jangkau akal pikiran ini membuat saya cukup terganggu. Tahun pertama, di bulan-bulan akhir tahun pertama, pertanyaan ini muncul satu demi satu, perlahan tapi pasti mulai mengambang ke permukaan... Hahaha, "kapan nikah?" padahal juga baru aja lulus sekolah. -,- udah ditanyain "nikah" aja. Terjawab.

Tahun kedua, semakin menjadi-jadi pertanyaan dari berbagai pihak muncul semakin banyak. Bahkan mereka kenal "calon suami" ku, sebelum aku sempat memperkenalkannya... Waaahh, angin memang selalu kilat dalam membawa berita, yg aku gak tahu asal muasalnya dari mana... -,-

Tahun kedua, semakin risih sama pertanyaan ini. Bosen! Sebel! Sampai akhirnya ngrengek minta cepet dilamar, :D bukan karena apa-apa sih pernikahannya nunggu bertahun-tahun. Kan waktu itu, "calon suami" lagi banyak tanggungan, dan masih menempuh pendidikan juga... Jadi keputusan bersama, di tunggu dulu. Toh juga, komitmen awal sudah kuat untuk menikah, dan menghargai hak "calon suami" dulu untuk menyelesaikan beberapa tanggungannya dulu.

Tahun ketiga, mungkin udah pada capek nanya in "kapan nikah". Mulai sepi. Entah karena contact temen yg udah mulai ganti dan gak save nomer aku, atau gak tau karena apa. Rasanya hidup kembali damai... Haha, beberapa masih nanya. Tapi i feel alright. :)) Udah mulai gak ngPreassure "calon suami". Konsen ke kerjaan, dan menikmati hidup. Udah. Itu aja...

Dan gak nyangka, tepat di anniversary ke 3 lebih 2 hari. Nikah beneran... :D Mereka pada kaget gituuu... :)) dan acaranya pas sederhana aja. Jadi mereka taunya dari Facebook, Twitter... Semacam itulah.

Yeeeaaaiiii, tuh kaaannn. Kita bahkan gak tau satu jam kedepan mau apa. Jadi nanyanya yg logis aja kenapa, -,- Aku juga gak tau juga bakal nikah pas hari itu, baru ngerti 1 minggu an sebelum hari H. Itupun aku udah gak kemana-mana, dipingit di rumah. Satu bulan sebelumnya emang ada acara silaturahim gitu, ngomongin hari pernikahan. Dan jatuhnya pas tepat hari anniversary. Tapi gak jadi hari itu, kalau ada yg nanya "kapan nikah" pas 1 bulan sebelum hari H, pasti aku jawab "tanggal 17". Tapi untunglah, gak ada yg nanya... Jadi nikah "tanggal 19" gak masalah. Toh gak ada yg nanya, padahal udah beneran nikah. Haha. Dasar rese'!

And now we've been married. Pertanyaannya ganti... Tahun pertama pernikahan. Yg nanya selalu pegang, elus perut aku, dan nanya... "udah isi?". Perut gendut gini diragukan banget kalau gak ada isinya. :D *pikirku

Yaaakh, meski yg mereka mau ituuu "udah isi?" = "udah hamil?". Sama halnya dengan sebelum nikah, semua ditanggapi easy going. Karena memang, program hamilnya baru mau dimulai pas umur 22th mamanya. :)) Ya walaupun easy going, tetep aja kesel kalau tiap ketemu gak ada bahasan lain selain itu. Untung aja ketemunya gak tiap hari. Hahaha.

Dan efeknya NgPreassure suami lagi. Kasihan banget sih... Korban omongan orang. :D

Dan gak jarang juga orang yg sudah aku jawab dengan "masih di program" itu nanya lagi... "kapan hamil?". Lucu amat sih ya. Nanya yg kalau suatu hari dia ditanya pertanyaan yg sama, dan gak tau jawabnya apa... -,-

I wanna they feel the same, God. T,T

Onna,
@homey, 150914 13:12

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in