Kemarin kita ke perpus kota Malang, berniat untuk pinjam buku lebih tepatnya. Saya kira bakal mudah, kami habiskan banyak waktu diantara barisan rak-rak buku dan jajaran meja baca dengan beberapa orang yang sedang asik membaca tentunya... :) lama tak melongok perpus, membuat saya sedikit gugup berada di tempat itu. Membuat bunyi sedikit saja berhasil membuat saya merasa mengganggu ketenangan perpus tersebut. Banyak waktu kami habiskan disana, mengumpulkan banyak buku menarik untuk kami baca. Saya buku psikologi agama, dan suami seperti biasa nyomot komik. Tadaaaa... Lelah mulai bergelayut. Saya memutuskan untuk pulang dengan membawa banyak buku untuk di pinjam. Niat awal saya memang ini. Namun, buku hanya boleh dipinjam dengan syarat kartu anggota. Yeaaaiii, syarat pembuatannya FC KTP dan KK. Berhasil lah membuat kami celingukan sedikit menyesal, kenapa gak bergerak cepat sedari tadi dan mencari tempat yg lebih menjajikan...
Saya gak bawa KK. Sekalipun bawa, KTP saya masih "orang buangan". Termasuk KTP suami yang belum update status (bukan hanya Facebook yg perlu update status). :p
May be it will be difficult, pikir suami. Akhirnya melenggang lah kami ke Perpustakaan KAMI. Ya, namanya memang KAMI. Tepatnya di Jln. Ters. Surabaya 28. Sebuah ruko minimalis transparan dari depan, karena memang dari kaca. Sebagai sarana menampilkan buku baru tentunya. :) Tempat inilah, persewaan buku yang disebut Perpustakaan KAMI. Didalamnya lebih banyak komik, dan beberapa novel laris ada di sana. Namun hanya beberapa yg nyangkut di tanganku. :p Ditangan suami, sudah banyak menjaring berbagai chapter dari chapter lengkap yang di suguhkan.
Katanya pak librariannya, suami dulu langganan di tempatnya untuk pinjam komik. Hihi. Dulu sempat kesana sih, pas suami belum punya KTM Pascasarjana mau pinjam novel. Dan hasilnya... Pak ini jutek habisssss. :( Mungkin dulu pangling sama suami yang dulu langganannya. Kemarin kesana lagi dengan KTM pascasarjana, haha berhasil pinjam beberapa buku beserta tumpukan komik. Kita pembaca beda genre. :D suami lebih suka komik, mungkin karena topiknya ringan, bacanya juga menyenangkan, tak banyak rimbunan kata yg terlalu rapat di dalamnya... Saya lebih suka novel, atau buku lain yg lebih berat sedikit. Karena awet bacanya. Hihihi, tapi terkadang, membaca buku setebal ini membuat saya kacau... Ingin tidur tapi sayang kalau gak lanjutin bacanya. Hihihi.
Saya dapat Quantum Ikhlas (sepertinya saya butuh sekali), Supernova Petir, dan Supernova Partikel. Buku pertama yg saya baca Supernova Partikel karya mbak Dee 492 halaman.
Sekarang baru halaman ke 160, ada yg meracau pikiran saya.
"sekarang ini sulit mencari orang yang benar-benar mau mendengar" kata Ayah dulu. "Pak Kas itu mendengar dengan sepenuh hati."
Aku bertanya "Bisa tahu bedanya yang mendengar sepenuh hati dan nggak, gimana caranya, Yah?"
"Kalau lawan bicaramu mendengar dengan sepenuh hati, beban pikiranmu menjadi ringan. Kalau kamu malah tambah ruwet, meski yang mendengarkanmu tadi seolah serius mendengar, berarti dia tidak benar-benar hadir untukmu," jawab Ayah
Halaman ke 160-Supernova Partikel. I love this book at all. I wanna read till the end in one time if i can. :D
Onna,
250914 11:11