Langsung ke konten utama

Kebahagiaan Sederhana dalam Pernikahan itu Mudah... :)

Repost dari Group Whatsapp aku yg ketje...

5 hal sederhana yang membuat pernikahan kita semakin bahagia. Mudah kok. Check this out... :))

** Rasa Hormat dan Menghargai Pasangan

Mari kita lewatkan perasaan cinta, karena asumsi kita semua sudah tidak asing dengan hal itu. Saya akan lebih berfokus pada saling menghargai dan menghormati. Terkadang itu terlupakan. Saling menghormati termasuk juga dengan tutur kata kita. Jangan sampai karena kita menganggap pasangan kita bukan “orang lain” , kita jadi tidak menjaga bahasa dan perkataan kita. Terkadang sebuah pertengkaran dimulai dari perkataan yang tanpa sadar menyinggung. Bukannya saya menyarankan untuk menggunakan bahasa formal atau kata-kata yang tertata dan menurut ejaan yang disempurnakan dengan pasangan kita, tetapi jagalah agar kata-kata kita tidak menyinggung atau menyakiti pasangan kita. Menghormati juga termasuk sikap dan perilaku kita. Sangat tidak baik jika salah satu dari pasangan merasa lebih superior dari yang lain. Perlu diingat bahwa suami dan istri itu kedudukannya sejajar. Meski memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda, tetapi satu sama lain tidak ada yang lebih penting atau kurang penting.

**Berbicara Berdua

Komunikasi adalah hal yang krusial dalam pernikahan. Bicarakan semua hal bersama. Bahkan ketika salah satu dari pasangan kita bukanlah orang yang suka berbicara. Ketika kita berusaha untuk menjadikan bicara sebagai sebuah kebiasaan, bahkan seorang yang pendiam pun lama kelamaan akan terbiasa untuk berbagi pemikiran dan cerita. Saya mengalaminya. Saya dan suami adalah 2 tipe yang berbeda, saya suka berbicara. Bahkan berbicara hal yang tidak penting dan random sekalipun. Sebaliknya suami saya tipe pendengar yang tidak suka bicara. Memang membutuhkan proses, tetapi lama kelamaan kami mulai membangun kebiasaan untuk saling bercerita dan mendengarkan cerita. Suami saya belajar untuk sedikit lebih banyak bicara dan membuka diri, dan saya belajar untuk mendengar dan sedikit mengerem cerocosan saya, memberi kesempatan kepadanya untuk berbicara. Dengan berbicara, kita akan tahu apa yang disukai, apa yang tidak. Apa yang membuat nyaman, apa yang tidak. Apa yang sedang dipikirkan, dirasakan, dihadapi ketika sedang tidak bersama. Dan hal itu menghindari kesalahpahaman yang bisa menjurus ke pertengkaran.

**Berkencan atau Menghabiskan Waktu Berdua

Ini adalah hal yang sering terlupakan atau mungkin sengaja tidak dilakukan lagi oleh pasangan yang sudah menikah. Apalagi ketika sudah ada anak-anak yang semakin membuat ide untuk berduaan semaikn mustahil kecuali ketika berada di kamar. Padahal hal ini bisa menjadi hal yang penting untuk menjaga romantisme dalam pernikahan. Ingatkah kita, sebelum menikah, sesibuk apa pun kita akan meluangkan waktu untuk berkencan. Walau kadang itu hanya berupa duduk di beranda rumah dan mengobrol. Dan bagaimana bahagianya ketika melakukan hal itu. Itulah tujuannya, mengingatkan betapa kita bahagia untuk menghabiskan waktu dengan pasangan. Terkadang rutinitas kita dan pasangan yang sama-sama padat membuat kita lupa betapa bersyukurnya kita memiliki satu sama lain. Mungkin bagi Anda yang sudah memiliki anak, apalagi yang masih kecil dan lebih dari satu, akan segera menggelengkan kepala untuk ide berkencan berdua. Entah itu karena alasan tidak bisa meluangkan waktu, atau tidak tega meninggalkan anak-anak Anda. Bahkan ada seorang teman saya yang memberi alasan tidak tahu 'mesti ngapain' kalau cuma keluar berdua tanpa anak-anak. Padahal landasan dari keluarga yang kuat adalah pernikahan yang sehat dan pernikahan yang sehat mencakup meluangkan waktu berdua. Dan sebenarnya jika kita mau sedikit berpikir kreatif, kita akan menemukan banyak kencan yang tidak harus dilakukan di luar rumah. Seorang teman yang memiliki 2 orang anak yang masih balita, bercerita bagaimana dia dan suaminya berkencan. Mereka melakukannya 2 minggu sekali. Dan berusaha untuk sebisa mungkin tidak meninggalkan rumah kecuali ada saudara yang datang dan bisa menjaga anak-anak mereka. Terkadang mereka akan menyiapkan di halaman belakang rumah mereka. Di lain waktu, mereka akan mencari film yang bagus dan menontonnya di rumah berdua sambil menikmati popcorn atau es krim. Atau kadang hanya duduk di ruang tamu sambil menikmati susu jahe sambil sang suami bermain gitar. Dan semua itu dilakukan setelah anak-anak mereka tidur. Sekali lagi intinya adalah menghabiskan waktu berdua, hanya berdua dan untuk beberapa saat keluar dari rutinitas rumah tangga.

**Milikilah Waktu Pribadi

Hal ini sama pentingnya dengan meluangkan waktu untuk berdua. Setiap dari pasanagn butuh untuk berhenti sejenak dan menyegarkan dirinya dengan waktu pribadi. Usahakan untuk bisa memberi pasangan kita waktu pribadinya. Semisal sekali dalam seminggu mungkin si ayah bisa menjaga anak-anak di rumah dan memberi waktu bagi si ibu untuk melakukan apa yang dia suka sendiri. Atau kalau memang itu pun tidak memungkinkan, ambil waktu beberapa menit saja setiap harinya untuk melakukan sesuatu bagi diri Anda sendiri. Semisal bangun lebih pagi sebelum semua penghuni yang lain bangun untuk berjalan selama 10-30 menit di halaman atau di depan rumah. Apa pun kegiatannya, yang terpenting adalah masing-masing dari pasangan memiliki waktu untuk “bernafas”, sehingga tidak akan menjadi sumpek yang bisa berujung stres.

**Candaan Yang Sehat

Saya adakah orang yang percaya bahwa beban apa pun akan bisa ditanggung jika hati gembira. Dan saya bersyukur memiliki pasangan yang bisa tertawa bersama saya baik saat sehat ataupun sakit, susah maupun senang, kaya maupun miskin. Bagi saya candaan yang sehat dan menghibur sama pentingnya dengan berbicara. Itu adalah saat kita berbagi tawa dan melepaskan sedikit ketegangan dan beban. Bahkan seandainya sedang menghadapi masalah pun, senyum dan tawa terasa lebih membantu daripada air mata. Hanya perlu diingat untuk tidak bercanda di luar batas. Tetaplah menjaga perasaan pasangan kita. Jangan sampai candaan kita menyakiti perasaanya meskipun itu tidak secara sengaja.

Nah, itulah 5 hal sederhana yang menurut saya bisa membantu memperkuat pernikahan. Mungkin bagi orang lain akan berbeda. Mungkin Anda memiliki 5 hal Anda sendiri, tidak masalah. Yang penting adalah lakukan yang terbaik untuk membuat pernikahan kita bahagia.

Penulis: Yulvita Avianti

Repost: Onna
@homey, 200914 18:37

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in