Langsung ke konten utama

Tentang sebuah nama...

Pernah ga sii suatu saat kalian tanya ke mama, ibu, bunda, umi, biyung... Atau apalah kalian menyebutnya untuk pahlawan kita semua itu, sehingga kita dapat melihat sinar mentari di bumi, dan menghirup udaranya. Bertanya tentang nama yg dulu sempat "akan" disematkan dalam hidup kita sehari-hari...

Namaku Prima Dona Dewi Yanuari, sewaktu TK banyak orangtua teman-teman selalu wahhh ketika menyebut namaku, sampai SD juga sama... Bahkan merambah ke teman-teman juga yg suka wahh nyebutnya. Brasa gimana gituu dengan nama ini, secara Primadona kan artinya terkenal. Biasanya kan yg terkenal tuh, cantik, pinter, kaya, dan yg bagus-bagus lah pokoknya. Bukannya aku ga merasa cantik, cantik sih cantik. Bahkan cantik aku yg waktu kecil deh... Haha. Bukan juga karena aku ga pinter, untuk prestasi akademik selalu dapat minimal 3besar lah. Haha. Ngomongin kaya, semoga kaya beneran deh ya... Hehe.

Sampek suatu saat, ngrasa nama ini terlalu istimewa buat aku yg pada dasarnya sederhana saja.

Dan akhirnya, tanya ke ibu, kenapa sih memilih nama ini buat aku? Dan ibu jawab, "emangnya mau dinamain siapa? Emangnya mau dinamain cikrak *pemungut sampah. Kayak orang jaman dulu gitu..." (disampaikan dalam bahasa jawa)

Sewot deh aku yg saat itu masih kecil, sembari menjawab "ya gak juga sih..."

Sembari memasak, ibu bilang "nama itu doa, harapan orang tua, harusnya kamu bersyukur dikasih nama bagus..."

Hikz, :( diomelin

Trus aku bilang deh, buat menghibur ibu haha... Mengalihkan perhatian. "hehe, lha temenku lho, bu' mesti main ejek2 nama aku. Emang dulu aku mau dikasih nama siapa sih bu rencananya..."

Dan akhirnya ibu cerita panjang lebar, kalau 21 tahun yang lalu aku sempat mau dikasih nama Lintang Pertiwi. Artinya bintang bumi.

Hehehe, dalam hati 'kenapa gue ga di kasih nama lintang aja, jadi kan ga mungkin se kena ini ejekannya temen...'.

Tapi, alhamdulillah atas nama yg kalian berikan untukku 21 tahun yang lalu ini, ibu... Ayah...

Meski sekarang merasa belum bisa jadi apa-apa yang kalian harapkan dari nama itu, semoga Allah masih memberiku kesempatan lebih lama lagi agar dapat mewujudkan harapan itu... Amiinn.

Onna,
@homey, 100614 17:55

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in