H-2 sebelum suami berangkat ke China. Rasa galau mulai muncul perlahan, sedikit demi sedikit dan semakin lama semakin melebihi besar bukit. Bisa di sebut pegunungan, atau sudah jadi gunung beneran mungkin... Mmm, :|
Hari demi hari menjelang keberangkat suami, rasanya benar-benar harus bisa menguasai diri. Harus bisa membuat kesibukan lain yang mengalihkan pikiran dari bayang-bayang esok hari. Hikz. Ya benar. "Aku takut akan esok hari". Entah ini disebut apa...
Aku bahkan mewek tiap liat si suami, meski dia juga senyum-senyum aja sih. :( am i crazy? Almost! Sejak menikah sampai hari ini belum pernah semalampun ditinggal dinas. Dan untuk pertama kalinya, dinas LN untuk waktu yang kata sebagian orang lama, kata sebagian orang sebentar. 2 bulan. Bagaimana aku tidak hampir gila? Perasaan sudah ambur adul kesana kemari. Sejak packing baju suami, sejak menyiapkan segala keperluannya. Jujur. Im not focus that time. :( hanya terpikir, lamanya... Ngapain juga sih ke China? Ngapain juga dulu aku izinin ikut. Gimana besok? Arrrrggghhh! Masalahnya cuma 1. Aku takut hari esok. Sampai tulisan ini aku buat. Tetap sama. Aku takut hari esok. You can call me crazy, stupid, or anything you want to say...
Perasaan begitu sensitivenya, ditambah PMS yang sedang merajalela. Sampai-sampai saudara yang datang, mungkin maksud mereka menghibur. Tapi menurutku it's out of conditions. Cause its not for joke. :(
Iri sama pakaian dan makanan suami yang sekoper gedhe ini. Yang jika aku mau, akupun cukup untuk masuk ke dalamnya. Kenapa bukan aku saja yang masuk di dalam koper itu? -,- Dan akhirnya nella, temen WA yang udah kayak saudara aja buat aku, mengirim message "kamu ngumpet di koper suami aja onna" Arrrggghhh! Entah dari mana dia dapat mantra mujarab yang semakin membuat aku keranjingan ide buat masuk koper itu. Hahaha. :D tuh kannn... Absolutely crazy.
Whatever, hari ini sudah h+1 suami ke china. Baru sampai tadi pagi. Ada rasa sedih, khawatir, seneng, and its make me absolutely confused. Gak tau Allah pengen aku gimana... Masih ga ngeh ya Allah. Seneng sih seneng, bersyukur banget malah. Diantara jutaan bahkan miliaran manusia, suamiku salah satu yang dapat beasiswa dan bisa ke China buat pendidikan 2 bulan. Manusia apa aku kalau sampai gak bersyukur buat karunia Allah untuk suami ku ini...
Tapi dibilang sedih, sedih juga. Please don't ask why! Kalau kalian punya pacar, gak ketemu 1 minggu aja rasanya gak karuan. Jangan tanya saya yang sudah menikah, dan harus tidak bertemu selama 2 bulan. Mmm, masih banyak sih di luar sana yang ditinggal suami dinas di luar bahkan bisa 3 bulan, bisa 6 bulan, bisa 1 tahun. Kalau lihat mereka, rasanya aku bukan apa-apa disini. Tapi kalau lihat yang bisa sama-sama terus sama suaminya, kerja pagi--pulang sore. Stay di rumah. Ketemu keluarganya... Rasanya aku kuranggg banget. :( now, its about choice. Tapi bukan mudah juga membuat hati ini sepenuhnya kuat, :( Hanya Allah yang bisa... Kuatkan. Kuatkan. Kuatkan.
Sabar, onna. It's just a matter of time. Berkali-kali bilang ini sama diri sendiri, tapi apa? Gak paham-paham juga gimana menyikapi hati yang suka terombang-ambing ini.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat bagi suami, dan keluarga di sini. Lindungi dan mudahkanlah suami dalam segala urusannya disana...
Setidaknya doa akan tetap sampai, sejauh apapun jarak terentang... :)
Semoga 70 hari kedepan, move faster. :) amiinn.
Nantinya akan ku ceritakan, "Nak, ini lhoo Ayah pernah study ke Chinna. Bunda malu kalau nanti, fudzna baca ini... Your mom almost crazy, kids!"
Onna,
@homey, 270614 18:02