Kemarin di rumah kedatangan tamu yang berkepentingan sama ibu mertua. Mungkin orang ini bisnis jual beli tebu gitu. Kan musim panen tebu hampir tiba, tawar menawar deh sama ibu...
Dan bukannya nguping juga sih, cuma pas kedengeran aja. Yang emang beliau ngomongnya kenceng banget. Di tambah lagi ruang tamunya deket sama tempat aku setrika yang saat itu di ruang tengah. Ga salah kan ya klu jadinya aku denger...
Setelah ibu dan beliaunya, sama suami juga ngumpul di depan ngobrol ngalor ngidul yang aku ga sepenuhnya paham sih apa yang mereka omongin dari tadi. Hehe.
Namun, pas denger selentingan dari beliau di sela-sela obrolan mereka langsung aja nih telingaku peka. Beliau bilang, *dalam bahasa jawa "Dahulu, orang punya (kaya), tapi merasa ga punya. Jadi yg penting bisa makan kenyang, anak bisa sekolah. Udah tenang. Beda sama jaman sekarang, orang ga punya, tapi selalu merasa punya. Jadinya, mau motor kredit, apa-apa kredit... Karena mereka merasa harus punya. Harus punya. Padahal mereka belum mampu" dengan logat orasi halus semacam kedatangan Mario Teguh saja.
Simplenya beliau bilang ini sih. "Wong jaman biyen, ono gak di ono-ono ne. Wong jaman saiki, gak ono di ono-ono ne". Maaf ya, bahasa translatenya jadi acakadul.
Hmm, gak salah beliau bilang seperti itu. Bener banget malah, kenyataannya memang ga jauh beda dari yang beliau sampaikan. Masih ga percaya? Coba aja liat eyang kung atau eyang putri di sekitar kalian. Orang-orang tua jaman dulu, minta satu. Diturutin. Udah. Beda sama yang muda-muda ini a.k.a orang jaman sekarang, yg didalamnya termasuk saya juga. Minta satu. Pengennya masih ini. Masih itu. Seperti ga akan ada habisnya jika kita masih di pimpin hawa nafsu. Astaghfirullahaladzim...
Jadi kesimpulan yang dapat saya tarik, dahulu syukur memimpin mereka. Tapi sekarang hawa nafsu yang memimpin kita. Hingga membuat kita hanyut dalam ambisi ingin memiliki. Apapun caranya...
Bersyukurlah. Allah telah berjanji, menambah nikmat kepada siapa-siapa yang mensyukuri segala sesuatu yang di gariskan olehNya.
Syukur ditangan siapa yang merasa cukup meski dalam kesederhanaan.
Onna,
@homey, 110614 20:16