Langsung ke konten utama

Come to Balekambang, and Enjoy Beautiful Tanah Lot

Bingung mau liburan kemana akhir pekan ini?

Apalagi pekan ini, weekend tak lagi sepanjang bulan kemarin dan seperti biasa uang menipis di akhir bulan. Tak ada salahnya mencoba mengisi liburan ke tempat yang lebih back to nature. Yang pastinya lebih murah dan terjangkau untuk semua kalangan, seperti pantai atau climbing ke gunung untuk yang lebih menyukai tantangan.

Sedikit cerita, saya dan suami liburan ke pantai Balekambang akhir bulan yang lalu. Mungkin ini bisa jadi referensi buat kalian ajak pasangan ke tempat ini. Khususnya buat kalian yang tinggal di sekitar kota/kabupaten Malang. Dijamin, ga akan buat kalian kecewa deh!

Kenapa? Masih tanya lagi... -,-

Selain wisata yang satu ini murah banget, liburan kali ini juga pas buat weekend yang liburnya ga seberapa panjang ini. Bahkan libur satu hari pun juga pas kalau cuma buat ke tempat ini.

Tempat ini cukup jauh juga sih dari pusat kota Malang, sekitar 60 km. Tapi jangan khawatir, transportnya gampang banget kok. Cuma 2,5 jam aja dari pusat kota.

Akhir bulan kemarin, aku dan suami berangkat setelah makan siang di rumah. Rencananya sih biar bisa liat sunset sampek sore gitu disana. Jarak rumah kita yang di Gondanglegi sama pantai Balekambang masih sekitar 30 km.

Sekitar jam 14:00 check out dari rumah dan isi bensin dulu di SPBU buat si Yamaha FINO FI yang ketje abis ini. Kita kasih dia minum 2 liter aja lah. Sssstt, duit kita lagi tipis waktu itu.

Setelah ngasih si sporty Yamaha FINO FI isi bensin, capcuss deh langsung ke pantai. Yeaiii, We’re coming, Balekambang.

Eh, tau gak sih? Balekambang tuh bukan sembarang pantai loh. Tau Tanah Lot kan pastinya? Itu tuh, yang ada di Bali. Ya kayak gitu juga Balekambang. Apanya coba yang sama? Yups, sama-sama punya pura yang berdiri di pulau karang tengah laut gitu. Keren kan? Garis pantainya juga panjang, meski gak sepanjang Tanah Lot juga sih. Bicara tentang ombaknya, juga gak kalah gedhe sama punya Bali. Saking gedhenya ombak di Balekambang jadi gak boleh renang deh. Banyak papan peringatan di sepanjang garis pantai demi keselamatan pengunjung.

Jam 15:30, kami akhirnya sampai disana. Parkir dulu buat si stylish, Yamaha FINO FI. Meskipun di kawasan wisata, parkir di tempat ini cukup murah, Rp. 2.000,- aja buat titip Yamaha FINO FI. Terus kita bayar tiket masuk gitu, Rp. 5.000,- untuk berdua.

Setelahnya baru deh jalan-jalan di sekitar pantai. Debur ombaknya kenceng banget. Karena udah haus banget, kami memutuskan beli es kelapa muda di sekitar pantai. Seger! Apalagi di temani sepoi-sepoi angin pantai dan debur ombak yang memecah keheningan.

Kita jalan-jalan dulu, sampek ketemu toko-toko jual ikan gitu. Ada pasar ikan juga disana. Iseng-iseng nawar ikan tuna nih. Ikan tuna segar kalau di Psr. Gondanglegi harganya kisaran Rp. 25.000,-/kg nya. Eh, disini tawaran penjualnya harga Rp. 30.000,-/kg. Ya ampun, mahal banget gak sih? Aku tawar aja Rp. 20.000,-/kg. Meski agak tragis sih turunin harganya. Setelah agak alot tawar menawarnya, dapat deh aku harga Rp. 24.000,-, dengan berat ikan 1 kg lebih 1 ons. Hehe. Lumayanlah.

Betah disana, tau-tau udah jam 16:30 aja. Cuaca agak mendung. Tapi matahari udah mulai turun ke peraduannnya, Meski belum tenggelam banget sih.

Akhirnya kita memutuskan pulang setelah berhasil menikmati “semi” sunset dan dapat oleh-oleh ikan tuna juga buat di rumah.

Udah was-was aja kalau-kalau nanti kita kehabisan bensin di tengah jalan, secara kita tuh lewatin jalan yang ketemu hutan jati dan tebing kapur aja. Jarang banget orang jual bensin. Bolak-balik liat fuelmeter-nya si Yamaha FINO FI. Tapi akhirnya lega setelah berhasil sampai rumah dengan bensin yang masih bersisa.

Setelah kita hitung-hitung, cukup Rp. 50.000,- aja buat jalan-jalan tadi. Murah kan, bensin cukup, hiburan cukup, oleh-oleh juga cukup. Lengkap kan...

http://www.youtube.com/watch?v=XdI1CHTM4Mw

Selamat berlibur^^

Onna,
@homey, 140614 21:30

Postingan populer dari blog ini

Terimakasih

Terimakasih Ucapan yang di sampaikan atas dasar kebaikan yang telah seseorang berikan kepada kita, baik berupa pertolongan maupun pemberian. Namun jarang sekali menemui seseorang berterimakasih atas dasar perlakuan buruk seseorang kepada kita ya? Boro-boro bilang makasii, melipir sambil diem aja udah untung yesh. :p Padahal pada dasarnya semuanya baik. Kenapa dasarnya baik? 👇 Misal aja nih... Bisa jadi kita meminta kepada Allah agar kita memiliki hati yang lapang dan ikhlas. Ndak mungkin donk kalau kita ujug² ikhlas dan berhati lapang kalau ndak di kasih 'pelajaran-pelajaran' berharga dulu dari ujian kehidupan? Ibaratnya harapan² itu seperti berlian, pastilah kelihatan berkilau baik ketika sudah di tempa panas maupun belum. Namun ketika sudah di tempa panas, bentuknya akan lebih cantik lagi... lebih berkilau lagi... dan pastinya lebih bernilai tinggi. Kalau kata paksu, niat itu nilainya 1. Dan kalau di aktualiasi jadinya bernilai 10. . Niat kita agar hati kita lapang d

Ikhlas :)

Pas jalan-jalan di linimasa twitter, dan nemu ini di akun @kupinang yang tak lain dan tak bukan adalah akun milik Ust. Mohammad Fauzil Adhim... Hihihi. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :) Oleh: Ust. Mohammad Fauzil Adhim Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in