Langsung ke konten utama

RESUME DISKUSI MATERI #7 MATRIKULASI

# pertanyaanSesi7

❓Milfa IIP Jkt: . Saya masih belum mampu mengatur waktu dengan baik sehingga ketika saya produktif dengan hobi saya, anak cenderung terbengkalai (jadi ga main sama anak-anak).
Apakah itu berarti saya harus berhenti sementara dari hobi saya (misal 6 bulan) lalu memantapkan bunda sayang untuk 3 bulan pertama dan Bunda Cekatan untuk 3 bulan berikutnya)
*ATAU* saya boleh tetap memasukkan hobi dalam schedule harian saya tapi porsinya sedikit dulu?
Saya juga memerlukan hobi untuk menjaga mood dan self existance
⏩Bu Septi: Mbak milfa, pertanyaan saya adalah "seberapa penting mbak menempatkan hobi itu dalam kehidupan sehari-hari?"
Kalau ternyata nomor dua dari anak-anak, maka alokasikan waktu khusus di jadwal kita, dan komitmen dg hal tersebut.
Misal komitmen setiap ada bonus waktu, langsung mengerjakan hobi, dan berhenti saat tugas utama memanggil yaitu anak-anak.
Atau alokasikan di kandang waktu sendiri tanpa kehadiran anak-anak, misal perlu 1 jam fokus per hari unt hobi solusinya didik orang yg akan bermain bersama anak kita selama 1 jam.
Kunci jawaban ini ada di NHW #6 ya mbak.✅

❓indarwati_iip lampung
Saya lagi hobi tanam hidroponik nih bu udh 3 bln ini alhamdulillah udh panen mesti cm beberapa pot, skg sama suami dibuatin yg pipa rakitan jd lubangnya tambah banyak, jd yg diurusin nambah lagi bu (emang saya yg minta sih bu),tiap pagi dan sore saya luangkan waktu 30 menit utk ngurus tanaman, meski sambil diriwehin sama bocil tapi seneng aja cuma kadang jadi molor waktunya he..he. aktivitas ini bisa gak bu saya gabung aja sama time bermain sm anak2 ? yah resikonya paling kotor2an jadinya, anak2 sih seneng aja, cuma suami yg gak tahan ngeliat anak2nya maen kotoran, catatannya kan selama kewarasan kita bisa dijaga ya bu...
⏩Bu Septi: mbak indarwati, sangat bisa, ajaklah anak-anak berada di samping kita saat kita mengerjakan hobi. Maka disitulah mereka akan memunguti sendiri kepingan puzzle ilmu yg tersebar. Untuk ditata menjadi mozaik pengalamannya.
Sampai standar minimal, anda diam saja, tapi dg sadar sadar melibatkan anak-anak dlm aktivitas itu sudah jauh lebih baik, dibandingkan andà aayik sendiri dg mainan hidroponiknya.
Saya ambil contoh ekstrem, teman saya tidak suka anak-anak, yg dia auka hanya aktivitas mencuci dan setrika. Maka saya bilang didiklah anak dg caramu. Setiap mencuci ajakj anakmu main air, lakukan kontinyu, dan hasilnya kereen banget✅

❓Maizarah: bagaimana mengatur waktu dengan binatang peliharaan?terk
adang mereka memohon diperhatikan ketika sedang mengerjakan tugas lain
⏩Bu Septi: mbak maizarah punya passion di hewan peliharaan? Kalau ada masukkan jam terbang. Karena memelihara hewan ini termasuk salah satu bakat yg sumbernya dari bidang.
Maka tekuni saja. Lakukan hal-hal kecil scr bertahap di bidang tersebut, dan patuhi waktu bersama mereka. Buat pola agar bioritme hewan yg ikut aturan kita✅

❓Sukeng: bu septi, di nhw#1 saya memutuskan untuk mengambil jurusan mengajar matematika
tetapi setelah praktek bbrp kali kok saya merasa mentok karena sepertinya anak-anak tidak enjoy dengan cara mengajar saya. selain itu juga dalam bbrp minggu ini saya merasa enjoy banget ketika berbagi pengetahuan tentang cara hidup sehat dengan beberapa orang teman. kadang sampai lupa waktu setelah saya flashback lagi ke belakang ternyata memang saya suka sekali belajar tentang pola makan, olahraga, kesehatan, cara hidup sehat
saya terpikir untuk merubah jurusan ilmu ke berbagi ilmu cara hidup sehat tetapi kok saya masih tertantang untuk membuat belajar matematika itu menyenangkan, bahwa matematika itu gampang dan asyik
baiknya bagaimana ya bu?
⏩Bu Septi: mbak sukeng, tubuh sudah memberikan indikator, mata berbinar, semangat tak pernah pudar, badan nggak lelah, maka ikuti dulu, jangan ditolak.
Nanti lama-lama ketemu juga ke matematika, Tapi kalau ngotot di matematika padahal alam sekitar kita ada respon menolak walau kecil, maka kita bisa jalan ditempat pada bidang tersebut ✅

❓Nares: Bu Septi yang dirahmati Alloh
Karena kondisi yang mengharuskan saya lompat ke ranah bunda produktif.
A. Tahun depan sy berencana menarik anak keluar Dr Paud, Krn dia pernah cerita dipukul tmnnya di kepala dan guru tdk bercerita. Kl menarik langsung, masih blm sepaham Sm ortu yg berpikiran kl usianya ini ya masuk Paud. Ortu melihat sy sibuk aktivitas produktif di pagi hari shg agar anak bisa belajar, didelegasikan ke Paud.
B. Saya kurang pandai masak dan nyetrika sehingga sy delegasikan beli sayur matang (masak bisa diitung brp kali dan laundry baju. Saat aktivitas produktif pagi, saya berbenturan dengan aktivitas domestik ibu yang sepanjang hari beberes (hobi ibu mmg beberes)sehingga saya seakan diamati tidak pandai dlm aktivitas domestik. Misal kl lagi luang masak/ beli matang, sy lakukan 1 jam sblm makan siang sekalian jemput anak, sementara ibu jam 10 ud bsiap masak, shg seringnya ibu yg masak utk serumah. Bagaimana menyikapinya ya bu?
Terkait jam tidur saya yang abnormal, saya meninggikan lembah dari kekurangan sy yaitu insomnia, kepada aktivitas produktif di bidang jasa membuat toko online. Saya anggap dini hari "Me Time" saya Bu. Kalau dirasa, lelah kurang tidur, tapi dapur harus ngepul.
(Nares-IIP Yogya)
⏩Bu Septi: mbak nares, berarti akar permasalahan ada di ibu dan mbak sendiri ya. Bicarakan ke ibu baik-baik hal-hal sbb :
a. Pendidikan anak
Kalau mau diambil dari PAUD, maka ajak kemanapun mbak nares pergi.
Jangan ditarik dari Paud, tapi dititipkan ke ibu, pasti hal ini bertwntangan dg ibu.
Alt 3, cari ART, yg mbak latih unt menerima delegasi memasak, jaga anak selama di rumah.
Sehingga urusan ibupun di masak memasak akan selesai.✅

❓Yani - IIP Jatim Selatan
Bu Septi sy sdh mulai terjun di ranah bunpro sejak dua tahun yg lalu. Banyak suka duka yg sy alami. Tetapi sy merasa tetap stagnan meskipun sy sdh menekuni di ranah passion sy.
Suami membesarkan hati sy dengan mengatakan bahwa setiap orang akan mengalami kesuksesan apabila berada di tempat yg tepat.
Bagaimana mengatasi kondisi stagnan meski sdh menjalani usaha berdasar passion?
⏩Bu Septi: Mbak Yani, nanti dijawab ya sederetan pertanyaan di bawah ini
Apakah saat ini merasa ENJOY dengan ranah passion saat ini?
apabila jawabanya TIDAK maka carilah ranah passion yang lain
apabila jawabannya IYA lanjut ke pertanyaan selanjutnya
Apakah setiap kali ada ujian/ diberikan tingkat kemahiran yang lebih tinggi di ranah passion ini kita menghadapinya dengan EASY?
Kalau jawabannya TIDAK maka passion itu hanya hobi kita saja, bersenang-senanglah dengan hal tersebut untuk refresh saja, tidak perlu mentargetkan apa-apa.
Kalau jawabannya YA masuk ke pertanyaan selanjutnya.
Apakah kita merasa tertantang untuk menekuni ranah passion tersebut, dengan konsisten, sehingga memenuhi jam terbang kita untuk jadi seorang yang EXCELLENT di bidangnya?
Kalau jawabannya TIDAK maka carilah penyebabnya apa, apakah faktor external atau faktor internal yang membuat anda tidak bergairah untuk konsisten menuju excellent ini, apabila ketemu, berubahlah dan masuk tahap selanjutnya, apabila tidak bisa berubah, silakan mulai dari awal dengan mencari ranah passion yang lain.
Kalau jawabannya IYA selamat anda sudah menemukan sesuatu yang MUNGKIN bakat kita. lanjut ke pertanyaan berikutnya.
Apakah kita mengasah yang kemungkinan menjadi BAKAT kita tersebut secara terus menerus dari hari ke hari dengan 100 % fokus di bidang tersebut?
Kalau jawabannya TIDAK bakat itu hanya bagaikan senjata hidup yang diberikan Allah ke kita dan kita tidak mengasahnya sehingga menjadi tumpul, tidak bisa digunakan untuk aktivitas produktif kita.
Kalau jawabnnya IYA selamat, anda sudah masuk tahap EARN, produktif dengan bekal yang mungkin memang BAKAT kita.
Saya katakan MUNGKIN memang BAKAT kita, karena sejatinya tidak ada seorangpun yang tahu dengan persis apa yang sudah diberikan Allah ke kita untuk hal ini. Kita hanya bisa membaca tanda-tanda yang ada pada diri kita dan lingkungan saja, karena tidak bisa langsung mengkonfirmasi ke Allah, apakah benar tujuan DIA menciptakan kita di muka bumi ini adalah seperti apa yang kita rasakan saat ini. Maka dalam doa kita selalu memohon, semoga kehendak kita sesuai dengan kehendakNYA.
Sehingga ikhtiar itu adalah hak kita, dan hasil adalah hak Allah
Indikatornya apa yang kita capai membuat kita bahagia, dan bahagiapun bertingkat, silakan dipilih sendiri mau level yang mana:
Level terendah namanya Pleasant Life yang sifatnya fisik seperti ketika kita makan makanan yang enak banget
akan tetapi bahagia ini cepat pudar karena walaupun enak kalau makannya kebanyakan jadi nggak enak
Level kedua Good Life yaitu ketika melakukan sesuatu pekerjaan asik banget sampai waktu hilang tidak terasa.. ini sifatnya Mental bukan fisik
Level ketiga namanya Meaningful Life yaitu ketika kita bisa memberi manfaat sebanyak banyak nya bagi orang lain yang ini sifatnya Spiritual✅

❓Prima-Malang.
Assalamualaikum bu Septi, apakah memungkinkan kita fokus di 3 hal sekaligus (BundSay, BunCek, dan BundProd)? Karena saya merasa tidak optimal ketika saya memasuki ranah bundprod, sementara ada beberapa program dari bundsay dan bundcek yang harus saya lakukan. Sehingga di program bundprod masih "apa adanya". Kalau kebagian waktu ya ayo, kalau ndak ya ndak usah... Kalau saya mau bunprod optimal bersamaan dgn buncek dan bunsay bagaimana ya?
⏩Bu Septi : Mbak Prima, Wa'alaykumsalam wr.wb , Ilmu-ilmu di Bunda sayang , bunda cekatan dan bunda produktif sebenarnya saling berhubungan sehingga bisa dipelajari secara fokus satu persatu tetapi dipraktekkan secara bersamaan.
Contoh: dalam satu minggu mbak sudah menjadwalkan Senin-Selasa belajar teori Bundsay , Rabu-kamis belajar teori buncek, Jumat-Sabtu belajar teori bunpro. Masing -masing kita dedikasikan waktu 30 menit/hari.
Setelah itu setiap hari kita praktekkan ketiganya, misal menata jadwal esok hari untuk mengasah manajemen waktu di buncek, mempersiapkan menu belajar untuk anak-anak dalam rangka mengasah bunsay, dan mempersiapkan aktivitas produktif dengan tetap memberikan pembelajaran dan pengalaman menarik ke anak kita, sebagai sarana mengasah bunprod.✅
❓: Assalammualaikum Ibu, ini tahun kedua saya setelah Resign dri kerjaan..dan saat di NHW #5 saya masih merasa menjadi ibu yang "asal-asalan" sampai saat ini saya msh belom bisa mengubah pola saya, saya msh suka pergi-pergi, entah itu kerumah teman,ato ketempat mana saja..rasanya saya msh berasa tdk betah dirumah, yang berbeda hanya saat kerja dlu anak ga dibwa,skrg kemana-mana anak saya faqih(3th) sllu saya bwa..apa bisa saat kbersamaan saya dgn faqih dimasukkan sbg waktu brmain dan belajar, terkadang perginya saya juga ada yang diurus ( intinya sperti kbykn kgiatan saya diluar).saya juga merasa kegiatan saya diluar sbgai usha saya utk jdi BundProd,tapi saya sbenarnya juga belom tuntas di BunSay dan BundCek..mohon sarannya ya bu, mksh
⏩Bu Septi: Wa'alaykumsalam, bunda selama niat kita keluar rumah bukan untuk lari dari kenyataan menghadapi keriwehan urusan domestik, artinya ON TRACK.Apalagi kita bawa anak kemana-mana. Maka niatkanlah untuk menambah wawasan anak kita dengan program kaya wawasan. Niat ini mempengaruhi hasil. Kalau kita niatnya untuk diri kita sendiri, misal agar dapat wawasan untuk produktivitas kita, biasanya anak hanya dapat sisa-sisa semangat kita.
Tapi kalau dibalik, keluarnya kita bersama anak-anak di luar rumah adalah untuk memnuhi fitrah anak agar masuk tahap "kaya wawasan", biasanya ibunya dapat bonus wawasan produktivitas maupun pengetahuan baru. Ini yang saya rasakan selama mendidik anak-anak di saat mereka kecil-kecil.✅

❓Vita: Bu Septi ysh,
1. Menanggapi review terkait prioritas untuk menambah jam terbang, delegasi dan support system kemarin, saya jd ingin bertanya :
Pada posisi terbatas waktu (karena anak masih sgt kecil dan butuh perhatian penuh) dan terbatas finansial (dalam tahap keluarga kecil msh merintis kemapanan finansial), bagaimana agar tetap bisa maksimal upgrade diri ya bu?
2. Apakah lama waktu menemani anak sepenuh fisik, hati dan jiwa itu ada rumus waktu terhadap usia anak bu? Misal untuk anak usia balita minimal x jam, sisanya bisa menyambi.
⏩Bu Septi: Mbak Vita, fokus pada anak-anak dulu, jangan pikirkan hal lain, berbagi peranlah dengan suami. Apabila mbak ingin membantu suami di bidang finansial, lakukanlah dengan tetap membawa anak-anak, atau bergantian dengan suami menjaga anak-anak. Begitu juga ketika mengupgrade diri, kalau harus mendatangi forum belajar, tanyakan terlebih dahulu, apakah boleh bawa anak? kalau tidak, maka tunggu ketika suami sudah tiba, dan anak berada di bawah asuhan suami beberapa jam.
Tidak ada rumusan ajaib tentang membersamai anak kita, yang saya rasakan sendiri ketika kita bersama mereka dari usia 0-12 th, dan secara intens tumbuh bersama, belajar bersama, kita benar-benar menjalankan peran keibuan kita, suami menjalankan peran keayahannya, maka anak usia 12 th ke atas, insya Allah sudah mandiri dan siap hidup sebagai sosok aqil baligh yg sudah siap lahir batin.
Enes dan Ara usia 14 th sudah pisah rumah dengan kami, hidup sendiri di negeri orang. Elan masuk usia 12 th tahun, sudah pergi sendiri ke jepang, dan masuk usia 13 th tidak serumah lagi dengan kami.Mereka bertiga juga sudah tidak memerlukan biaya hidup dari kami orangtuanya.
Dan saya merasakan sangaaat pendeek sekali waktu itu. Apabila waktu boleh berhenti ya, hehehe.
Kami sekarang kembali berdua seperti 20 tahun yang lalu saat awal ✅
resume oleh Finny Hiraini

Postingan populer dari blog ini

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in...

karena Allah semuanya mudah...

RePost kali ini lupa asalnya dari mana... Hikz. :(:(:( Tapi, don't worry be happy... Post ini tetep inspiratif dan motivational banget khususnya buat para istri, ibu rumah tangga, yang bekerja full untuk keluarga tanpa bantuan assistant rumah tangga. Kalian hebat, semoga berbalas surga... :):) Bagus nih dibaca, apalagi saat semangat luntur. Atau capek-capeknya kita... ::ISTRIKU... BERHENTILAH MENGELUH!!!::   Kisah ini menceritakan sepasang suami istri yang memiliki tujuh orang anak. Suatu hari, suaminya melihat sang istri sedang menangis sambil memasak makanan. Melihat hal itu, suami bertanya, “Wahai Istriku, apa yang terjadi denganmu? Apa yang membuatmu menangis?” “Aku menangis karena merasa sangat lelah dalam mengurus keluarga dan melakukan semua pekerjaan rumah,” sahutnya. “Aku mengurus tujuh anak kita dengan berbagai tabiat mereka. Aku harus menyediakan makanan, membereskan rumah, mencuci baju yang sangat banyak. Aku bekerja 24 jam sehari....

Nonton yuck : How To Train Your Dragon I & II

Pernah nonton how to train your dragon? Kalau belum, film ini recommended banget buat kalian. Film pertama dulu, aku nonton sama suami. Home theatre di rumah. Ceritanya dijamin gak bikin kalian yang nonton kecewa. Memang sih, dari judulnya berkesan banget kalau film ini beda dari yang lain. Biasanya beberapa film memilih judul yang pendek, bisa diambil dari salah satu karakter, atau dari nama tempat, atau kapan kejadian itu terjadi. Contoh, Shrek , Kungfu Panda , The Maleficient , 2012 , dsb. Tapi di film ini panjang banget judulnya... Ya emang ada sih judul film yang juga panjang, a cloudy with a chance of meatballs contohnya. Ok! Tapi bukan tentang menarik atau tidaknya suatu judul, bukankah isi lebih penting? Di film ini, bener-bener bisa nguras emosi penontonnya, lengkap. Mulai dari petualangan, romance, pertemanan, dan keluarga. Kalian yang nonton, pasti akan menempatkan diri sebagai si ganteng Hiccup, seorang anak kepala suku. Dimana suku ini menganggap naga sebagai musuh ter...