⚜ *Resume #Review_NHW1* ⚜
@ 24 Oktober 2016
Fasilitator : Septi Peni Wulandani
Ketua Kelas : Nesri Baidani
Koord. Mingguan : Hani Khaerunnisa
☘🍀🌾☘🍀🌾☘🍀🌾☘🍀🌾☘🍀🌾☘🍀🌾
Pertanyaan
:
1⃣ Bisakah meminta tipsnya supaya kita bisa KONSISTEN dengan jadwal dan rencana yg sudah kita buat?
_Finny--Bogor_
➡ Mbak Finny, agar bisa konsisten mulailah dengan satu komitmen terlebih dahulu, latih selama 30 hari pertama, konsisten atau tidak, kemudian lanjut di 30 hari kedua, dan tambahkan di 30 hari ketiga. Apabila sudah terjadi selama 90 hari konsisten, baru tambah dengan komitmen berikutnya, kalau istilah kerennya *"ONE BITE at A TIME"* (setiap satu gigitan, telan dulu, jangan buru-buru gigit makanan lagi)✅
2⃣Saya mau tanya Bu, bagaimana kalau kita memiliki 2 jurusan ilmu yang ingin ditekuni?
_Sukma--Pekanbaru_
➡ Nggak apa-apa mbak Sukma, selama kita bisa konsisten mempelajarinya. Seiring berjalannya waktu bakal banyak ilmu-ilmu pendukung yang harus kita pelajari. Tapi bisa menentukan satu jurusan ilmu, sudah setengah dari keberhasilan menemukan jalan hidup kita ✅
3⃣Apakah memungkinkan untuk mempelajari keduanya secara bersamaan atau lebih baik fokus ke salah satu ilmu dulu ya Bu?
_unknown_
➡ Fokus itu akan jauh lebih baik hasilnya✅
4⃣Bagaimana jika kemudian dalam perjalanan memainkan fungsi dan peran kita sebagai Ibu, kita menemukan bahwa ternyata ada ilmu lainnya yang kemudian sangat kita butuhkan justru melebihi dari ilmu yang sekarang kita geluti. Apakah memungkinkan untuk beralih secara sadar atau kita bahkan secara bersamaan melakoninya? Karena hemat saya setiap ilmu itu tenyata beririsan satu sama lain....
_Raudhah--Sulsel_
➡ Mbak Raudhah, tidak ada ilmu yang sia-sia, semua pasti memiliki saling keterkaitan dalam kebermanfaatan, maka istilah *"connecting the dot"* akan bekerja di ranah ilmu ini. Yang penting MULAI, jangan terlalu lama BERHENTI dan GALAU✅
5⃣Bagaimana agar percaya diri itu tetap ada dan kita yakin bahwa jurusan yang kita pilih itu memang jurusan yang benar, dan tidak mengulang kesalahan yg sama? Karena terkadang keraguan masih saja datang.
_Risa_
➡ Mbak Risa, just DO IT, hanya itu, lakukan saja, bagaimana kita bisa tahu yang benar, kalau kita tidak pernah merasakan salah. Karena sejatinya tidak ada kata gagal, yang ada hanyalah hasil yang berbeda, maka kita harus siap mengubah strategi saja, tidak diam dan berhenti.✅
6⃣Bu Septi, saya pernah membuat mind map akhir tahun lalu, aktivitas belajar manajemen rumah tangga, dan aktivitas sosial yaitu kuliah parenting dengan tetangga kompleks.
Namun jadi tidak bisa fokus krn masa transisi mau resign kerja dan pindah rumah, terutama dalam hubungan sosial bertetangga. Karena lingkungan di rumah yg dulu tidak membawa manfaat (pertemuan ghibah dll) sehingga saya tidak ikut acara² dikompleks.
Setelah resign kerja dan pindah ke Yogya, yg tetangga pd guyub srg acara sosial disekitar rumah, saya jadi canggung mau memulai karena terbiasa berteman scr online.
Bagaimana mengatasinya bu?
_unknown_
➡ Kuncinya hanya satu mbak, HADAPI, jangan pernah lari dari kenyataan. Karena dimana kita ditempatkan, disitulah sebenarnya Allah sedang memberikan peluang untuk melakukan berbagai peran hidup kita. Antara online dan offline itu sebenarnya memiliki kesamaan pola, pelajari dan praktekkan✅
7⃣ Bolehkah kita mempelajari beberapa ilmu yg ingin dipelajari? karena sy pikir ketiganya saling berkaitan, diantaranya ilmu tentang Adab Islami; ilmu parenting ala nabi; ilmu tentang do'a di dalam Al-qur'an.
_unknown_
➡ Boleh banget mbak, justru saling berkaitan kan✅
8⃣Bagaimana supaya terhindar dari penyakit FOMO, saya sudah mulai fokus pada jurusan yg saya ambil, tapi susah menghindari FOMO, takut dibilang gak gaul, takut dibilang gaptek, jadi nulis nya keteteran terus.
_Siti--Cianjur_
➡ Bunda Siti, mulailah dengan memanage waktu dengan benar, dan keraslah pada diri sendiri untuk mematuhi hal tersebut. Pengalaman saya dulu untuk update info, saya keras dengan "hanya 15 menit" sehari, tapi dilaksanakan dengan kontinyu. Dan setelah itu lakukan waktu kita untuk hal lain, dan lupakan Hape.
Kuncinya, "apabila kita keras pada diri sendiri, maka lingkunganlah yang akan lunak kepada hidup kita, demikian juga sebaliknya"
Maka komitmen dengan "gadget hour " kita, jangan mau kita diperbudak gadget, gadgetlah yang harus bekerja untuk kita✅
9⃣Bunda Septi,
Dalam menentukan 1 jurusan ilmu dalam hidup, bolehkah hal tsb bersifat target dengan jangka waktu tertentu lalu beralih ke ilmu lain? Ataukah tetap bergelut dg ilmu tsb? Mengingat dalam hidup banyak sekali amanah dan tentunya banyak ilmu yg perlu dikaji. Jika ilmu yg ingin dipelajari terlalu umum konteks nya, saya khawatir tidak dapat fokus dan malah tidak bisa mencapai tujuan² yg diinginkan..
_Tri_
➡ Bunda Tri, mulailah dari hal yang spesifik dulu, berdasarkan aktivitas yang kita suka dan bisa, maka dari sana muncul ilmu yang akan kita tekuni. Setelah muncul satu ilmu, akan muncul lagi turunan ilmu berikutnya.
Contoh mengambil jurusan ilmu "rekonstruksi sejarah" karena kita memang senang mempelajari masa lalu untuk masa depan, maka dari perjalanan waktu, muncullah ilmu videografi untuk mendokumentasikan perjalanan kita lintas sejarah, ilmu menulis untuk menerjemahkan pengalaman kita, dan masih banyak ilmu yang lain✅
🔟 Bunda Septi,
Ilmu yg ingin fokus saya pelajari saat ini adalah "Family Management" lalu di dalamnya menyangkut ilmu parenting, management keuangan, management menu, produktivitas sbg istri dan ibu, dll. Apakah itu artinya saya tidak fokus? Apakah saya harus fokus ke salah satu anak-anak ilmunya (parenting saja misalnya)...?
_Prima--IIP Malang_
➡ Mbak prima , kalau di Ibu Profesional itu masuk kategori ilmu-ilmu di bunda cekatan, isisnya tentang "family management", maka fokus dulu di berbagai pola-pola management seputar keluarga, seperti management menu, management keuangan, management belajar, management pendidikan anak, management resiko dll. Kemudian praktekkan dulu dan buat polanya. Sehingga ilmu-ilmu ini nanti akan memudahkan kita menapaki ilmu berikutnya seputar pendidikan anak ( di program bunda sayang) dan menjadi produktif ( di program bunda produktif). Semua ada di Ibu Profesional, Maka tuntaskan program matrikulasi ini sampai akhir✅
1⃣1⃣Ibu septi mau bertanya bagaimana dengan seorang entrepreneur kadang harus mempelajari banyak pada saat memulai dan mencari usaha yang pas.terimakasih.
_Mina--IIP Jakarta_
➡ Mbak Mina, ilmu enterpreneur adalah ilmu yang kaya, banyak variannya dan saling berkaitan. maka di awal justru kita harus menemukan siapa kita dan ingin usaha di bidang apakah kita. Fokus disana, kemudian seiring berjalannya waktu muncul banyak ilmu yang ingin kita pelajari karena untuk mendukung "hal fokus' yang sudah kita tentukan.
kalau di pembelajaran persis sama ketika kita memakai konsep "project Based Learning", tentukan dulu projectnya apa, setelah itu muncul turunan ilmu yang harus kita pelajari untuk mendukung project.
Selama ini kita sekolah, selalu ikut program paket . Kelas 1, 2, 3 materi pelajarannya sudah ditentukan apa saja, pelajari semuanya, akhirnya kita bingung mau digunakan untuk apa. ✅
1⃣2⃣ bu septi, bagaimanakah adab kita dlm menuntut ilmu, dikarenakan saat ini sangat mudah untuk googling saat ada sesuatu yang ingin kita ketahui . Padahal bisa jadi info yang kita baca di internet sumbernya bisa benar bisa salah.
_Tika--IIP Karawang_
➡ mbak Tika, gunakan *sceptical thinking*, prinsipnya semua info yang ada di internet dan di broadcast message pertama kali yang ada di kepala kita adalah satu kalimat ini dulu "TIDAK PERCAYA". Agar kita tidak dengan mudah menelannya bahkan membagikannya ke banyak orang. karena berita baik belum tentu benar.
*Ada berita baik ➡ cari sumbernya➡ valid➡ pakai dan boleh disebar*
*Ada berita baik ➡ tidak ketemu sumbernya ➡ simpan untuk diri sendiri saja, tidak perlu disebarkan* ✅
1⃣3⃣ Bagaimana sekiranya setelah kita menentukan spesifikasi ilmu utk universitas kehidupan kita namun kita ingin mengembangkannya ke tahapan berikutnya agar lebh berkembang dan bermanfaat besar. Contoh saya mengelola paud selama 8 th sehingga ilmu parenting jg selain sy butuhkan utk mendidik anak sndiri tp jg berharap bs diaplikasikan pd lembaga paud kami. Dlm perjalananny kami jg menyelenggarakan program lain msh dlm kontek parenting yg ditujukan sbagai social responsibelity kpd masyarakat dan menyelenggarakan dgn lebh terbuka yg akhirnya kami melihat kok kami bergerak ke arah konsep socialpreneurship dengan tujuan memberikan dampak dan manfaat ke masyarakat. Apakah hal tersebut masih bisa ditoleransi jika kmudian juga belajar ttg socialpreneurship?
_Lita Andini_
➡ masih bisa mbak Lita, hanya prinsipnya jangan dibalik, keluargalah yang utama terlebih dahulu, baru hasil kesungguhan di keluarga digunakan untuk masyarakat. Contoh yang saya lakukan sbb :
a. Saya mendidik anak 1 dan 2 selama 8 th full di rumah➡ saya lakukan penelitian bersama anak-anak➡keluar konsep berbagai tools pelajaran untuk anak yang mudah dan menyenangkan ➡ muncul social enterpreneur di bidang pendidikan untuk masyarakat
b. Pengalaman mendidik diri sendiri agar menjadi ibu kebanggan keluarga ➡ muncul konsep Ibu Profesional
c. Pengalaman menjadi manajer pendidikan anak-anak di rumah selama 14 th ➡ muncul konsep School of Life Lebah Putih ✅
1⃣4⃣ Ibu Septi, saya ingin bertanya,,kalau saya perhatikan perjalanan hidup saya sampai usia 33 tahun ini, saya termasuk pembosan, cepat merasa tertarik, bersemangat, tp ditengah perjalanan kemudian merasa bosan, akhirnya tidak tuntas proses menuntut ilmu nya.. apa ya bu yg seharusnya saya lakukan? Karena saya ingin, di usia produktif saya skrg ini, saya menemukan ssuatu yg bisa benar2 saya jalani, tanpa terbentur pola yg sama dan akhirnya berlalu begitu saja. Hatur nuhun ibu 😊😊
_Heny--IIP Bekasi_
➡ kuncinya temukan peran hidup mbak Heny, kemudian bekerjalah sesuai panggilan peran hidup tersebut. Matrikulasi ini akan membantu mbak Heny menemukan peran hidupnya insya Allah. Maka sekarang belajar dulu, bisa tidak fokus belajar matrikulasi ini dari awal sampai akhir, kalau bisa, pasti yang lain juga bisa✅
1⃣5⃣ Bu Septi, saya itu selalu bersemangat menuntut ilmu tapi diawal saja, tdk bisa istiqomah, dan misal lingkungan tempat belajar kurang mendukung, saya lsg mundur teratur, mohon masukannya bu septi,biar bisa istiqomah?
Dan misal kita menuntut ilmu di suatu lembaga dan ternyata guru yang mengajar mempunyai karakter yang tidak baik, dari gaya bicara dan dari mimik wajah seakan mengajak berantem, setiap kita mengajukan pertanyaan, beliau menjawab dengan sinis dan selalu menyalahkan, adab kita sebagai murid harus bagaimana? Apakah kita menegur atau bagaimana?
_Rini--IIP Karawang_
➡ mbak Rini, untuk bisa istiqomah, latihan di matrikulasi ini dulu ya. kemudian untuk sang guru. Kalau ilmu yang beliau sampaikan bermanfaat untuk peran hidup mbak. Maka tetaplah takzim, jangan hiraukan sikap guru tersebut kepada mbak, tapi lihatlah ilmunya, Siapa tahu memang karakter beliau seperti itu. tetapi kalau hanya kepada mbak heny beliau seperti itu, mohon tabayyun, tanya langsung ke yang bersangkutan✅
☘🍀🌾☘🍀🌾☘🍀🌾☘🍀🌾☘🍀🌾☘🍀🌾
Alhamdulillah selesai, semoga bermanfaat untuk menguatkan materi adab menuntut ilmu kita pekan kemarin. Tinggal praktek ya sekarang dan belajar konsisten dengan mengerjakan NHW. ❣❣❣
*@Team Matrikulasi IIP Pusat 2016*