Langsung ke konten utama

RESUME DISKUSI MATERI #4 MATRIKULASI

Resume Diskusi Materi #4 Matrikulasi
MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

1⃣Prima--IIP Malang

Assalamualaikum Bu Septi yang baik. Saya menyadari sesuatu, bahwa sejak lahir anak memiliki fitrah yang sangat baik. Kemudian seiring bertambahnya usia, anak akan mengcopy apa yang orang sekitarnya lakukan, mengcopy habits yg dilakukan orang sekitarnya pula. Jika lingkungan luar yg kurang baik, mungkin kita bisa menghindarinya. Namun bagaimana jika yg kurang baik habits/sikap/sifatnya adalah lingkungan dalam rumah yg tidak mungkin kita hindari? Jawaban² dari beberapa kulwap / materi letak yg harus di perbaiki adalah komunikasi produktif. Partner tinggal kami, bukan tipe pendengar yang baik, sulit menerima kritik/saran, dan kekeuh/fanatik dengan pemikiran yg di sukainya sekalipun itu kurang baik. Saya sudah kibar bendera putih untuk situasi ini...

Apakah memungkinkan jika saya membangun karakter si kecil tanpa komunikasi produktif dengan partner kami ini? Apa yang harus saya lakukan agar habits kurang baik tidak mencemari anak kami, dan kami tetap mendidik si kecil sesuai fitrah tanpa pengaruh habits kurang baik tersebut? Anak kami 15 bulan, kami ingin mencegah habits kurang baik sedini mungkin.

➡ Wa'alaykumsalam wr.wb mbak Prima, apabila yang anda sebut partner adalah suami kita sendiri, sebaiknya segera diselesaikan proses komunikasi dan karakter yang diinginkan. Apabila yang kita sebut partner adalah orang dewasa di luar keluarga inti ( kita dan suami) maka, silakan dipilih mana yang lebih rasional. Apakah kita melatih mereka untuk mengubah perilakunya atau justru kita yang harus berpindah jauh dari sisi geografis, sehingga anak-anak tidak akan terpengaruh.✅

2⃣ Desty IIP Bekasi
Sy menjadwalkan waktu menemani anak belajar dan bermain dari pagi smpe siang(duhur). Siang utk istirahat anak2. Tp yg nomer 1 sudah jarang tdr siang  usia 4.3thn. Dia meminta sy menemani sy belajar, bermain, keluar. Rasanya badan sy sudah capek. Hhe. Akhirnya sy putar video yutub, sambil sy lipet2 ato selonjoran. Sambil qt berkomunikasi tentunya ttg video yg dilihat. Apakah di situasi tsb sy tidak membersamai anak dgn full bu? Kdg sy jg suka kebingungan mw belajar apa lagi ya bsk.
Terima kasih
Desty. Bekasi

➡Mbak Desty membersamai anak-anak itu adalah menghadirkan fisik, pikiran dan hati kita di satu lokasi. Sangat normal kalau kadang kita merasakan capek, tetapi capek fisik saja, hati dan pikiran kita tetap bersama anak-anak.  Luangkan waktu sejenak mbak desty, untuk menata kegiatan-kegiatan apa saja yang ingin kita kerjakan ke anak-anak dalam satu bulan ke depan, 2-3 bulan ke depan ✅

3⃣Chikakrachma IIP Solo
Assalamualaikum.. bu septi bagaimana cara mengetahui minat bakat anak.. kan anak masih kecil..blm tau smua n ilmu yg ada.. apakah dg ini kita mengenalkan satu2 dlu kemudian lihat ketertarik anak.. (misal kita ajak belajar atau melihat berkuda, musik, robot, dll kemuadian minta anak memilih) atau bagaimana?
➡ Mbak Chika, di saat anak-anak masih usia 2 - 7 th maka ajaklah untuk "tour de taents" mengenal sebanyak-banyaknya aktivitas di muka bumi ini. kemudian usia 7-10 tahun anak-anak mulai mencoba satu persatu-satu dan boleh berganti-ganti. Usia 10-14 th latih anak untuk selesai akan pilihannya, jangan cepet-cepet ganti. Boleh diganti saat tahapannya selesai. Usia 14 th ke atas, anak sudah mulai menemukan apa yang akan dia pelajari dengan fokus✅

4⃣Fitrah IIP Bogor
#tanyaNHW4
Cara memahami bawaan fitrah ilahiyah, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah perkembangan, fitrah seksualitas anak2 itu bagaimana ya bu? Apakah ada tahapan sesuai umurnya?
Jika anak berumur 4 tahun dan 7 tahun bagaimana bu?
Mohon penjelasannya..

Fitrah_Bogor.
4⃣ Mbak Fitrah, bisa lihat tahapan yang saya kerjakan untuk anak-anak di atas ya. kalau ada yang belum paham silakan ditanyakan lagi✅

5⃣Dwi Indah_IIP Bandung
Ibu Septi yang baik, saya ada beberapa pertanyaan.
1. Sebagai manusia, sangatlah mungkin terkadang hati kita ini "berdebu", kurang bersih dan butuh dibersihkan. Salah satu caranya membersihkan adalah tentu saja dengan meminta pertolongan Allah yang Maha Penolong. Selanjutnya mungkin bisa dengan membaca  buku-buku parenting maupun dari pengalaman orang lain. Pertanyaan saya,  Seberapa jauhkah peranan teori-teori parenting dan pengalaman orang lain tersebut dapat mendukung kita dalam melihat fitrah anak kita?

2. Dijelaskan salah satu tahapan mendidik anak sesuai fitrah yaitu Mendidik sealamiah mungkin...apakah artinya setiap keluarga mempunyai standar pendidikan alamiah masing-masing sesuai keadaan keluarganya? Atau bagimana?

3. Untuk merancang program yang khas bersama anak...apakah ada periode waktu yang ideal menurut Ibu Septi untuk merancang program khas ini?  Misalnya program khas dibuat setahun sekali, atau bagaiamana?

Terima kasih atas penjelasan Ibu Septi.🙏🏻😊

Dwi Indah_Bandung.
5⃣ Teh Dwi Indah
1. Peranan teori-teori parenting dan pengalaman orang lain jadikan "referensi " saja tetapi tidak boleh dijadikan patokan. Karena setiap keluarga itu unik, tidak bisa disamakan. Kalau kita melihat orang-orang yang sudah berhasil mendidik anak-anaknya, maka pelajari apa "kunci keberhasilannya", kemudian tetapkan sendiri pola keluarga kita, dan TIDAK HARUS SERAGAM.

2. Betul mbak, setiap keluarga akan menentukan indikator keberhasilan suksesnya masing-masing, begitu juga kadar alamiah atau tidaknya pendidikan yang dijalankan. Yang kita tidak boleh adalah menyalahkan cara keluarga tersebut hanya karena tidak sama dengan cara kita. maka cukup bandingkan keluarga kita sekarang dengan keluarga kita satu tahun yang lalu, BUKAN dibandingkan dengan keluarga yang lain

3. masing-masing keluarga boleh beda mbak, kalau yang kami lakukan memang setiap 1 tahun sekali di evaluasi, apakah mau tetap lanjut dengan program kemarin atau akan ganti dengan kekhasan yang ingin kita ajalankan tahun depan✅

6⃣ Ratna IIP Jogja
_Assalamualaikum_ bu Septi...

Memang tidak mudah ya bu menentukan prioritas ilmu yang harus dipelajari. Rasanya ingin semua dipelajari dan semua tau.
Yang ingin saya tanyakan,
💟 Bagaimanakah caranya membuat proses ini menyenangkan?
💟 Harus mulai dari manakah sya menentukan prioritas ilmu yg sya cari, mengingat corcern saya sekarang adalah menemani anak2 dalam proses belajar di rumah (baca : HS). Apakah prioritas ilmu itu runtut terperinci atau secara garis besar saja?

Terimakasih
6⃣ Mbak Ratna, wa'alaykumsalam wr.wb, proses menuntut ilmu ini harus kita sadari dengan sebuah kegairahan hidup. Ada hal-hal yang ingin kita tuju. Maka carilah ilmu yang memang berdasarkan rasa ingin tahu kita. nanti di NHW #4 mbak akan bisa lihat tahapannya seperti apa. Lama kelamaan mbak akan merasakan perlu seberapa dalam untuk menguasai ilmu tersebut. Selama rasa ingin tahu kita belum mati, biasanya akan muncul sebuah kedalaman ilmu✅

7⃣ Vita IIP Jakarta
Assalamu'alaikum Ibu Septi ysh, tentang " Pendidikan Anak berbasis Fitrah" :

1. Bagaimana membaca fitrah anak yang sedang berkembang dilihat dr kesehariannya? Tanda-tanda seperti apakah contohnya?
2. Mohon contoh teknis ibu mendidik fitrah keimanan, fitrah belajar dan fitrah bakat anak-anak ibu diusia balita. apakah antara laki2 dan perempuan berbeda?

Terima kasih ibu atas jawabannya 🙏🏻
7⃣ Mbak Vita, tanda -tanda fitrah itu berkembang adalah munculnya sebuah keseimbangan hidup anak tersebut. Tidak ada yang timpang. Contohnya adalah munculnya aqil dan baligh secara bersamaan. Selama ini kita lihat banyak anak secara fisik sudah baligh tetapi aqilnya belum berkembang, sehingga banyak anak-anak yang sudah aqil baligh justru bikin geregetan orangtuanya.

Contoh saya mendidik anak, bisa dilihat di bagan di atas, tidak ada yang harus saya bedakan dari sisi gendr untuk pendidikan fitrah ini. Kecuali di bidang fitrah perkembangan dan seksualitas. Anak perempuan akan memahami fitrahnya sebagai ibu dan anak laki akan memamhi fitrahnya sebagai bapak./imam keluarga.

Untuk fitrah seksualitas, biasanya di saat usia anak 10-14 th, saya mendekatkan anak perempuan ke ayahnya, dan anak laki ke bapaknya. Agar kebutuhan psikis untuk dekat dengan lawan jenis terpenuhi di diri orangtuanya. Sehingga hal ini membuat anak tidak lagi ingin pacaran di usia remajanya.

Kalau dulu saya dididik oleh ibu yang single parent, maka di usia tersebut, saya didekatkan ke kakak laki-laki ibu saya (pakdhe)✅

8⃣ Lita Andini II Bekasi
#tanyanhw4
Bunda septi bgimana mengamati tumbuh kembang anak diusia dibawah 2 th krn pd usia tersebut anak mayoritas sdg aktif namun seiring waktu jiwa pemberaninya bisa hilang..bgm cara efektif mengarahkan sesuai fitrahnya. Sekaligus meredam potensi negatif anak yg masih dominan misal sejak kecil terlihat tidak sabar dan suka berteriak teriak. Terimakasih masukannya.
8⃣Mbak Lita Andini, sepertinya saya sudah pernah memberikan cara melihat tumbuh kembang anak dengan checklist-checklist ya, mohon dilihat lagi. Mengenalkan bahasa ibu dan bermain bersama alam adalah cara yang paling tepat untuk menumbuhkan semangat belajarnya. Anak-anak dengan usia 2 th itu masih bisa kita amati naik turunnya emosi, kitalah yang harus bisa mengendalikana nak-anak tersebut.

Contoh, kalau anak tersebut minta sesuatu dengan teriak-teriak dan menangis, maka kita tidak akan menurutinya.  Kecuali bicara baik-baik✅

🔟 Wayan IIP Bekasi
🙋🏼assalamualaikum  bu septi maaf mau tanya

Bagaimana cara kita utk bsa mensosialisasikan kpd lingkungan tetangga kita utk cara mendidik anak yg sesuai fitrah, krn walaupun teknologi smkn maju, msh bnyk ibu yg blm bs mengakses program pembelajaran seperti ini apalagi harus membaca dr literatur buku bu, apakah akan ada pengaruh thdp pola pikir orng tua dlm mendidik jika kita yg memfasilitasi tmpt anaknya menuntut ilmu semisal les dg pola yg sesuai fitrah,, tapi terkadang tdk mudah ngajak mereka belajar bareng.... sya bingung cara komunikasi nya bagaimna ya bu, agar tdk menyinggung persaan merka...saya bisanya cuma kasi contoh aja bu seperti managemant waktunya anak saya...

Trimakasih
🔟 Mbak Wayan,  tidak perlu mensosialisasikan, tugas kita hanya satu MENJALANKANnya dengan sungguh-sungguh, sehingga orang lain akan tertarik dengan pola pendidikan anak-anak di keluarga kita. Jadilah BUKTI dan biarkan orang lain menunggu BUKTI dari kita.

Tugas kita tidak untuk membahagiakan banyak orang, karena nanti akan capek sendiri, dan keluarga kita akan terbengkalai.  Bahagiakan amanah kita dengan cinta, maka orang lain akan merasakan sebaran cinta tersebut.✅

1⃣1⃣ Fini IIP Bogor
Assalamu'alaikum warahmatullah.. bu Septi yang drahmati Allah, saya sebelumnya type ibu yang "memaksakan" kehendak 🙈😢 saya suka memaksa putri saya (skarang 7thn) untuk shalat.. sekarang baru faham sebenernya sbelum dsuruh shalat seharusnya dkuatkan dulu fitrah ilahiyahnya. Akhirnya sekarang klo shalat seperti yang terpaksa, dan terburu-buru. Mohon pencerahannya ya bu..
Mbak Fini, tugas awal kita adalah mengajak anak-anak untuk menumbuhkan rasa CINTA kepadaNya yang dulu pernah mereka persaksikan sebelum lahir. Orang yang sudah cinta, tidak perlu lagi dipaksa-paksa untuk menemui Dzat yang dicintainya. Bahkan akan menanti-nanti waktu untuk bisa senantiasa berduaan secara mesra denganNya. Buktikan dulu dengan diri kita mbak, baru kita bisa mengajak anak-anak ke hal tersebut✅

1⃣2⃣ Watie IIP Bogor
Assalamu'alaykum ibu Septi Peni,akhir2 ini banyak kita baca banyak perceraian terjadi di masyarakat kita,pertanyaan saya,bagaimana cara kita u memberikan support kpd sahabat kita yg tertimpa musibah tersebut dan bagaimana cara u mengembalikan kepercayaan diri mereka,juga bagaimana cara membangkitkan fitrah anak2 hasil perceraian tersebut.mohon maaf dan terimakasih. Watie IIP Bogor
Mbak Watie, yakinkan bahwa teman kita adalah perempuan kuat yang bisa menghadapi segala macam tantangan hidup secara simultan. Maka selsaikan luka batin terhadap mantan suaminya, tetapi tetap hormat dengan "bapaknya anak-anak". Ini yang harus dibedakan. Karena secara fitrah ada mantan suami, tetapi tidak ada mantan bapak. Dengan cara menghormati bapaknya anak-anak, maka sang ibu sedang berproses untuk menaikkan rasa percaya diri anak-anak. Dengan demikian rasa percaya diri ibu akan naik seiring makin mantapnya rasa percaya diri anak-anak tersebut✅

1⃣3⃣ Karina IIP Babel
Bismillah..
ibu.. sy ingin menanyakan perihal sekolah dan home schooling..
1. apakah anak anak ibu pernah merasakan fase sekolah dasar seperti pada umum nya anak anak?
2. pendidikan seperti apa yang terbaik untuk anak kita? apakah sekolah seperti pada umumnya atau homeschooling?
1. Mbak Karina, anak-anak pernah SD untuk Ara dan Enes, tetapi untuk Elan hanya di bangku TK selama 1 bulan saja.

2. Pendidikan yang terbaik adalah yang paling cocok dengan karakter anak kita. Saya tidak pernah memaksakan anak-anak dengan pilihan pendidikan yang terbaik menurut kami berdua. Tetapi kami memberikan pilihan ke anak-anak, dengan cara memilih beberapa sekolah formal yang cocok dengan VALUES keluarga kami, dan memberikan pilihan ke anak-anak

mau sekolah A, sekolah B, sekolah C atau Homeschooling bersama bapak ibu. Jadi apapun pilihan anak-anak akan kita terima, dan nak-anak beajar untuk menerima segala konsekuensinya pilihannya.

Yang penting kuatkan Home Based Education keluarga kita , Schooling dan HS itu hanya kendaraan yang bisa dipilih✅

1⃣4⃣ Heny IIP Sulsel
Bismillah, Bu Septi mohon penjelasannya pada poin berikut : "Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak." _disini maksudnya kita ga usah terlalu mendominasi, terlalu berlebihan dalam proses pendidikan? _henny-IIP Sulsel_
Betul mbak Henny, ini penyakit orangtua, tidak mau MENEMANI perkembangan anaknya apalagi MENGAMATINYA. Tapi justru buru-buru mencekoki anak-anak kita dengan ilmu-ilmu yang kita anggap akan baik untuk anak-anak. Padahal belum tentu cocok dengan fitrah dan peran hidup anak-anak kita. ✅

1⃣5⃣ iLva IIP Semarang
Assalamualaikum
Bu Septi,selama kurang lebih setahun ini saya maraton mengikuti segala seminar dan workshop yg mana pembicaranya Bu Septi,Abah Rama,dan Ust. Harry Santosa. Sejak pertama kali ikut seminar ibu di awal tahun kemarin saya penasaran mengenai HS,HBE,CBE,dan FBE. Akhirnya saya menemukan titik terang mengenai kesemuanya itu. Yang mau saya tanyakan bagaimana jika dalam fitrah 0-7 thn itu ada beberapa yg belum kami sebagai orangtua ajarkan kepada anak,mengingat usia anak kami saat ini sudah 8thn?

Kemudian jujur saya dan suami sudah memiliki pilihan untuk mencabut anak kami dr lembaga institusi formal. Namun,saya pribadi masih 'galau' dan tidak PD akan kemampuan saya dalam membersamai anak sebagai fasilitator juga katalisator. Saya merasa tidak kompeten di ranah pendidikan. Saya takut apa yang menjadi keputusan kami untuk mendidik anak kami dg metode HS malah tidak berjalan dg baik dan semestinya. Apakah yang pertama-tama harus kami lakukan untuk start memulainya? Bekal dan ilmu apa yg harus kami miliki dan kuasai?

Terimakasih ibu sebelumnya 🙏🙏
Tidak ada kata terlambat mbak Ilva, teruslah berjalan, yang tidak boleh adalah BERHENTI berproses.

Jangan pernah ragu, Allah sudah menginstalkan Kemampuan fitrah kita mendidik anak seiring dengan dititipkannya janin itu di rahim kita. Kalau anda tidak sanggup , pasti Allah akan menitipkan anak tersebut di rahim Ibu yang lain. Karena Allah sudah memilih kita, maka kitalah perempuan terpilih tersebut. Yang ada selama ini kita tidak mau bersungguh-sungguh menjalankan "kehormatan" kita sebagai perempuan terpilih. Sehingga selama ini perkaranya bukan BISA tau TIDAK BISA, melainkan MAU atau TIDAK MAU. Kalau kita sudah MAU belajar untuk anak kita, pasti Allah akan memberikan banyak kepahaman lewat laku kita✅

1⃣6⃣ Dila IIP Pati
Bu septi yang saya hormati,
Apakah yang sebaiknya kami lakukan,jika kam i terlambat,membarsamai fitran ank kami?terutama utk ank 1.
1⃣6⃣ Mbak Dila, mohon maaf ke anak pertama kita, kemudian minta ampunan ke Allah ya mbak, karena kita sudah menyia-nyiakan amanahNya selama ini dengan ilmu yang sekedarnya. Minta petunjukNya apa yang harus kita lakukan. Dan lihat tanda-tandanya mbak. pasti akan terlihat dengan jelas. Ikuti kata hati itu ya mbak✅

Postingan populer dari blog ini

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in...

karena Allah semuanya mudah...

RePost kali ini lupa asalnya dari mana... Hikz. :(:(:( Tapi, don't worry be happy... Post ini tetep inspiratif dan motivational banget khususnya buat para istri, ibu rumah tangga, yang bekerja full untuk keluarga tanpa bantuan assistant rumah tangga. Kalian hebat, semoga berbalas surga... :):) Bagus nih dibaca, apalagi saat semangat luntur. Atau capek-capeknya kita... ::ISTRIKU... BERHENTILAH MENGELUH!!!::   Kisah ini menceritakan sepasang suami istri yang memiliki tujuh orang anak. Suatu hari, suaminya melihat sang istri sedang menangis sambil memasak makanan. Melihat hal itu, suami bertanya, “Wahai Istriku, apa yang terjadi denganmu? Apa yang membuatmu menangis?” “Aku menangis karena merasa sangat lelah dalam mengurus keluarga dan melakukan semua pekerjaan rumah,” sahutnya. “Aku mengurus tujuh anak kita dengan berbagai tabiat mereka. Aku harus menyediakan makanan, membereskan rumah, mencuci baju yang sangat banyak. Aku bekerja 24 jam sehari....

Nonton yuck : How To Train Your Dragon I & II

Pernah nonton how to train your dragon? Kalau belum, film ini recommended banget buat kalian. Film pertama dulu, aku nonton sama suami. Home theatre di rumah. Ceritanya dijamin gak bikin kalian yang nonton kecewa. Memang sih, dari judulnya berkesan banget kalau film ini beda dari yang lain. Biasanya beberapa film memilih judul yang pendek, bisa diambil dari salah satu karakter, atau dari nama tempat, atau kapan kejadian itu terjadi. Contoh, Shrek , Kungfu Panda , The Maleficient , 2012 , dsb. Tapi di film ini panjang banget judulnya... Ya emang ada sih judul film yang juga panjang, a cloudy with a chance of meatballs contohnya. Ok! Tapi bukan tentang menarik atau tidaknya suatu judul, bukankah isi lebih penting? Di film ini, bener-bener bisa nguras emosi penontonnya, lengkap. Mulai dari petualangan, romance, pertemanan, dan keluarga. Kalian yang nonton, pasti akan menempatkan diri sebagai si ganteng Hiccup, seorang anak kepala suku. Dimana suku ini menganggap naga sebagai musuh ter...