Langsung ke konten utama

FAMILY STRATEGIC PLANING -- MATERI BONUS 60 menit Bersama

. Oleh: Ibu Septi Peni Wulandani

Sebuah keluarga itu ibarat sebuah Kapal Terbang. Setiap Kapal Terbang memerlukan perencanaan serta rute penerbangan untuk mencapai landasan di bandara tujuan. Tanpa perencanaan dan rute penerbangan maka landasan bandara tujuan hanya mimpi semata. Apalagi jika bandara yang dituju lebih dari satu.

Jika cuaca cerah terus, tidak bertemu badai dan topan, maka kapal terbang akan melakukan penerbangan sesuai rencana, melalui rute dan ketinggian semestinya yang direncanakan, kemudian tiba tepat waktu sampai di tujuan.

Sayangnya, jarang ada perjalanan yang benar-benar sesuai rencana, karena sepanjang perjalanan selalu ada awan comulonimbus yang harus dihindari, awan tebal yang memaksa berbelok sedikit atau menaikkan ketinggian, turbolensi yang menyebabkan guncangan dan sebagainya.

Namun selama memiliki perencanaan dan rute penerbangan, sang pilot dan co-pilot dapat selalu mengecek alat navigasi agar selalu merujuk kepada perencanaan penerbangan dan rute yang sudah direncanakan lalu mengendalikan pesawat agar kembali pada tracknya sehingga sampai ke tujuan. Mungkin tidak tepat waktu, namun setidaknya mendekati perencanaan.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa _*penyebab perceraian*_ adalah karena tidak adanya *MISI Keluarga* dan tidak adanya *Proses PENDIDIKAN* di dalam sebuah keluarga.

Banyak _pasangan suami istri (pasutri)_ yang telah menikah bertahun-tahun, namun tidak pernah menyadari *_Pentingnya Misi Keluarga_* atau *_Misi Pernikahan_* sehingga tidak merasa perlu menemukannya dan menuliskannya.

Salah satu kegiatan yang dimaksudkan untuk menjalani _Proses Pendidikan_ di dalam sebuah keluarga adalah *_Parenting Workshop_* dengan tema *Family Strategic Planning* ini. Dalam kegiatan ini, pasangan suami istri (pasutri) secara bersama-sama dapat menentukan strategi menjadi tim yang solid, menentukan basic spirit dan goal (visi keluarga) yang ingin dicapai, track atau cara (misi keluarga) yang diterapkan untuk mencapai visi itu. Dalam workshop ini, tidak akan terlalu banyak materi karena lebih fokus ke praktek langsung.

Tetap semangat menjadi AyahBunda hebat?

.

Postingan populer dari blog ini

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in...

karena Allah semuanya mudah...

RePost kali ini lupa asalnya dari mana... Hikz. :(:(:( Tapi, don't worry be happy... Post ini tetep inspiratif dan motivational banget khususnya buat para istri, ibu rumah tangga, yang bekerja full untuk keluarga tanpa bantuan assistant rumah tangga. Kalian hebat, semoga berbalas surga... :):) Bagus nih dibaca, apalagi saat semangat luntur. Atau capek-capeknya kita... ::ISTRIKU... BERHENTILAH MENGELUH!!!::   Kisah ini menceritakan sepasang suami istri yang memiliki tujuh orang anak. Suatu hari, suaminya melihat sang istri sedang menangis sambil memasak makanan. Melihat hal itu, suami bertanya, “Wahai Istriku, apa yang terjadi denganmu? Apa yang membuatmu menangis?” “Aku menangis karena merasa sangat lelah dalam mengurus keluarga dan melakukan semua pekerjaan rumah,” sahutnya. “Aku mengurus tujuh anak kita dengan berbagai tabiat mereka. Aku harus menyediakan makanan, membereskan rumah, mencuci baju yang sangat banyak. Aku bekerja 24 jam sehari....

Nonton yuck : How To Train Your Dragon I & II

Pernah nonton how to train your dragon? Kalau belum, film ini recommended banget buat kalian. Film pertama dulu, aku nonton sama suami. Home theatre di rumah. Ceritanya dijamin gak bikin kalian yang nonton kecewa. Memang sih, dari judulnya berkesan banget kalau film ini beda dari yang lain. Biasanya beberapa film memilih judul yang pendek, bisa diambil dari salah satu karakter, atau dari nama tempat, atau kapan kejadian itu terjadi. Contoh, Shrek , Kungfu Panda , The Maleficient , 2012 , dsb. Tapi di film ini panjang banget judulnya... Ya emang ada sih judul film yang juga panjang, a cloudy with a chance of meatballs contohnya. Ok! Tapi bukan tentang menarik atau tidaknya suatu judul, bukankah isi lebih penting? Di film ini, bener-bener bisa nguras emosi penontonnya, lengkap. Mulai dari petualangan, romance, pertemanan, dan keluarga. Kalian yang nonton, pasti akan menempatkan diri sebagai si ganteng Hiccup, seorang anak kepala suku. Dimana suku ini menganggap naga sebagai musuh ter...