Langsung ke konten utama

RESUME KULWAP HSMN TANGGERANG W/ Bunda Innu

✨⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐✨

🌺 Resume Kulwap HSMN Tangerang 🌺

Narsum : Bunda Innu Virgiani

Tema : Mendidik anak untuk mencintai Al Quran

Hari : Jumat, 7 Oktober 2016
Pukul : 16.00-17.00 Wib

🎙Moderator : Nida Isabella
📝 Notulen :  Susi
🎞🎞🎞🎞🎞🎞🎞🎞🎞🎞🎞
🌺Materi:
Agar Si Kecil Mencintai Al Quran Dengan Sempurna

Oleh Innu Virgiani

Siapa yang ingin memiliki anak pecinta Al Quran? Hampir semua orang tua muslim, tentunya berharap memiliki anak yang mencintai Al Quran. Alhamdulillaah, kesadaran untuk membuat anak dekat dengan Al Quran terus berkembang pesat pada orang tua di banyak belahan bumi. Contohnya, tidak jauh-jauh, saat ini juga banyak sekali didirikan sekolah tahfidh Quran dan program pembelajaran online untuk menghafal Qur'an. Sekolah-sekolah Islam pun, dari TK hingga tingkat yang lebih tinggi, semakin banyak berkembang dengan hafalan Qur'an sebagai salah satu program andalan. Bahkan beberapa tahun ini bermunculan program televisi yang melombakan hafalan Qur'an anak, dengan jumlah peserta yang banyak.

Hanya saja kebanyakkan dari kita sepertinya terlalu berfokus pada banyak atau sedikitnya hafalan Al Quran. Apakah satu-satunya indikator mencintai Al Quran adalah dengan banyaknya hafalan, sehingga sejak dini memori anak kita isi dengan hanya menghafal Al Quran? Padahal, banyak kasus kriminalitas yang pelakunya adalah seorang penghafal Al Quran. Ini menunjukkan bahwa banyaknya hafalan saja tidak cukup untuk mencegah seseorang berbuat kedhaliman. Oleh karena itu, mendidik anak untuk mencintai Al Quran dengan kemampuan mengingat yang baik (menghafal), perlu diimbangi dengan mendidik akhlak anak untuk memahami Al Quran dan berperilaku (beramal) sesuai dengan Al Quran. Agar keutamaan Al Quran dapat dicintai anak dengan 'sempurna', dengan otak, akhlak, dan perilakunya.
Bagaimana caranya? Dengan meminta pertolongan Allah, membiasakan anak mendengar Al Quran sejak dini, mencontohkan dengan perilaku nyata dari orang tua, memberikan lingkungan yang baik bagi anak dan memilih metode yang tepat dalam mengajarkan Al Quran, serta memberikan pendidikan akhlak yang sesuai dengan nilai-nilai Al Quran.

1. Meminta pertolongan Allah

Cinta adalah perasaan tulus yang mendorong kita untuk selalu ingin dekat dan menjaga sesuatu yang kita cintai. Hati adalah tempat bermukimnya cinta tersebut. Allah adalah Pencipta dan Penggenggam hati manusia. Penting bagi kita meminta pada Allah untuk selalu mengarahkan hati hanya untuk mencintai kebaikan, kapanpun. Sehingga untuk membuat anak kita mencintai Al Quran, hal pertama yang harus kita lakukan adalah meminta pertolongan Allah. Agar Allah menjaga hati anak-anak kita untuk mudah untuk mendekatkan diri dan menjaga Al Quran. Sehingga hatinya senantiasa akan condong pada Al Quran dan berbuat hanya yang sesuai dengan nilai-nilai Al Quran.

2. Orang tua memberi contoh

Berbicara tentang memberi contoh pada anak, berarti berbicara tentang suri tauladan dan menjadi role model bagi anak. Anak adalah peniru ulung, siapa yang tidak setuju? Dengan kemampuan kognitifnya yang terbatas, tanpa perlu menganalisa baik atau buruknya suatu perilaku, anak dapat langsung meniru semua hal dengan sempurna. Jadi, jika ingin memiliki anak yang mencintai Al Quran, orang tua perlu mengajarkan secara langsung melalui perbuatan. Rutin membaca dan menghafal Al Quran sambil menjaga adab-adab berinteraksi dengan Al Quran, menghormati Al Quran dengan meletakkannya di tempat yang bersih dan lebih tinggi, adalah contoh-contoh perilaku nyata yang dapat orang tua lakukan. Sehingga tanpa perlu orang tua berpanjang kata, anak dapat langsung melakukan hal-hal tersebut karena itulah yang terekam di otaknya, terlihat di matanya, terdengar di telinganya.

3. Memberikan lingkungan yang baik

Lingkungan berperan sangat penting dalam proses mengajarkan Al Quran pada anak. Minimal, ciptakan rumah yang kondusif bagi anak. Misalnya, perdengarkan murottal jauh lebih banyak daripada hal-hal yang kurang bermanfaat dari Al Quran. Hiasi rumah dengan hiasan yang terkait dengan Al Quran, misalnya poster, stiker doa-doa Al Quran yang memudahkan anak mengasosiasikan (menghubungkan) Al Quran dengan kehidupan sehari-harinya, dan terutama lisan dan perilaku orang tua yang senantiasa sesuai dengan nilai-nilai Al Quran.

4. Menggunakan metode yang tepat

Mengajarkan Al Quran pada anak, mungkin dapat dilakukan kapanpun, dengan begitu banyak metode yang dapat dipilih. Namun orang tua perlu fokus dan memiliki tujuan yang jelas. Orang tua juga perlu memaksimalkan aspek-aspek belajar, seperti aspek kognitif, afektif/ perasaan, dan perilaku yang dalam ilmu psikogi pendidikan, aspek-aspek tersebut dapat sangat membantu anak dalam proses penyerapan belajar.

Misalnya, membuat rancangan belajar:

-surat dan ayat apa yang akan dihafal,
-kapan waktunya,
-hikmah/ nilai Al Quran yang akan diberikan,
-bentuk metode yang akan dilakukan.

Contohnya, untuk pekan ini anak akan diajarkan menghafal (aspek kognitif) surat Al Fiil, anak akan belajar hikmah (aspek afektif) surat tersebut, dan setelahnya anak dapat membuat suatu karya/ atau tugas perilaku nyata yang harus dilakukan terkait surat Al Fiil (aspek perilaku).

Tentunya semua itu disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Selain itu, ada baiknya jika orang tua memahami kemampuan dan karakteristik gaya belajar anak. Jika anak merupakan tipe yang senang mendengarkan cerita, optimalkan pengajaran Al Quran dengan banyak berkomunikasi. Jika anak merupakan tipe yang lebih suka belajar sendiri di tempat yang hening, beri anak kesempatan untuk memaksimalkan kemampuannya tersebut. Jika anak cenderung tipe visual, fasilitasi pembelajaran sesuai kebutuhannya. Jika anak merupakan tipe yang memiliki energi yang banyak dan butuh bergerak, beri ruang menghafal dan belajar Al Quran yang lapang untuknya. Dengan memahami diri anak seutuhnya, In syaa Allah proses mengajarkan Al Quran akan dapat lebih mudah dan menyenangkan untuk anak. Anak juga dapat lebih memahami bagaimana menerapkan Al Quran dalam aktivitasnya sehari-hari.

5. Mendidik akhlak anak sesuai kandungan Al Quran

Terkait pendidikan akhlak yang sesuai dengan nilai-nilai Al Quran, sangat penting bagi orang tua menyederhanakan nilai-nilai Al Quran dalam bentuk perilaku nyata agar dapat dicerna oleh anak dengan baik. Misalnya, ayat-ayat tentang tauhid, kita ajarkan anak hanya mengingat Allah. Jika merasa takut, ingat Allah. Jika merasa senang, ingat Allah. Jika ingin menganggu kakak atau adik, ingat Allah yang Maha Melihat, dlsb. Contoh lainnya, misalnya ayat-ayat tentang kebersihan, diajarkan dengan berperilaku berpakaian yang bersih, rumah yang bersih, menjaga kamar mandi agar selalu bersih, dlsb. Sehingga, dalam lingkup yang lebih luas, in syaa Allah kita akan selalu menemukan Mesjid dalam kondisi yang bersih dan nyaman. Tidak ada kamar mandi mesjid yang basah dan kotor, mukena yang kotor, Al Quran yang berantakkan, dll. Atau lebih luas lagi, tidak akan pernah kita temui seorang Muslim yang membuang sampah sembarangan. Begitu pula dengan kesabaran, kejujuran, menghargai waktu, mencintai sesama Muslim, dan nilai-nilai Al Quran lainnya diajarkan dengan bentuk sederhana melalui perilaku nyata sehari-hari. Dengan demikian, kita harapkan raga anak akan terbiasa dan lebih mudah mengamalkan isi Al Quran serta jiwanya akan senantiasa mencintai Al Quran dengan sempurna.

🌺Tanya Jawab:

1. Bunda Rizki : assalamualaikum ummi Innu..
sy rizki 33thn ibu dgn 3 anak laki2..
saya ingin bertanya, boleh tidak adanya pemberian reward / hadiah kepada anak yg telah berhasil menghafal / menguasai salah satu materi dr al qur'an itu sndri? sedangkan sy pernah membaca pro & kontra pemberian hadiah kpda para jamaah masjid yg bs solat berjamaah dimasjid itu..pdhl niat awalnya memang mulia..membudayakan solat berjamaah (khususnya solat subuh) bagi masy sekitar masjid itu sndri..
terimakasih ummi.

Jawaban bunda innu :
Wa'alaikumussalam Bunda..
Insyaa Allah boleh sekali, Bunda..
Yang membedakan sekali disini adalah kepada siapa hadiah tersebut diberikan,

Untuk anak2 atau orang2 dewasa? =)

Kalau anak2 memang masih perlu dimotivasi dengan reward, namun kalau orang dewasa sudah sewajarnya telah memiliki regulasi diri yang baik.. Sehingga reward pada perisriwa tersebut, dapat lebih ditelaah lagi.. Wallohu'alam

2. Dari bunda Tri :
assalamualaikum
saya tri.
saya mau tanya :
miris sekali bu saya kenal dengan penghafal quran tapi masih melakukan syirik, sebesar besarnya dosa.
pdhl ulama besar yg hanya melihat betis wanita saja bisa hilang hafalannya. tapi kenapa syirik tetap bisa menghafal quran?
knp hal ini bisa terjadi, salah sistem pendidikan kah?
terimakasih

Jawaban bunda innu:
Wa'alaikumussalam
Kenapa syirik tetap saja bisa menghafal quran?
Karena mereka terus menghafalnya dan mengulang2nya Bunda..
Mengapa walau sudah menghafal quran tetap melakukan perbuatan syirik?

Disini memang kultur dan motivasi individu dalam menghafal juga dapat sangat mempengaruhi.. Mungkin sistem pendidikan juga berperan besar..

Sehingga Al quran yang dihafal cenderung bukan untuk ditadabburi maknanya.. Hanya sekedar dihafalkan.. Wallohu a'lam

Salah satu penjelasannya bisa Bunda buka di link ini ya.. Karena saya tidak kompeten untuk menjawabnya..

https://muslim.or.id/25861-membaca-al-quran-namun-berbuat-syirik.html

3. Dari bun Yulia:
Assalamualaikum...saya yulia ibu 1 anak.sebagai orang tua ingin sekali memiliki anak yang sholeh/sholehah berakhal mulia.sepertinya yang dituliskan dalam materi bahwa anak adalah peniru yang handal.akan tetapi saya sebagai orang tua dalam bertutur kata bersikap sering keceplosan dan kiranya kurang sopan..pertanyaan saya, bagaimana cara mengendalikan diri kita dalam berbicara dan bersikap lebih sopan dan santun agar bisa dijadikan contoh yang baik bagi anak2 kita.terimakasih.wassalam..

Jawaban bunda innu:
Wa'alaikumussalam..

Berkata baik atau diam, yang diajarkan Rasulullaah shalallaahu a'alaihi wassalaam, memang sangat perlu dibiasakan dan dilatih dalam kehidupan kita sehari2 ya Bunda.. Dan bagi yang tidak terbiasa tentunya sangat sulit..

Oleh karena itu Bunda perlu terus berlatih dan memotivasi diri lebih baik lagi untuk dapat melakukan hal tersebut..

Sebagai pengingat Bunda, bunda bisa menempel tulisan di dinding2 rumah.. Atau minimal tanda2 yang ketika bunda membacanya Bunda dapat ingat untuk menjaga bicara Bunda..
Selain itu Bunda juga bisa minta tolong anak untuk mengingatkan Bunda.. Jika memang kelepasan lagi, sudah terjadi, Bunda minta maaf pada anak.. Katakan kalau Bunda juga masih terus belajar.. Kita saling mengingatkan ya Nak..

Sehingga pada dasarnya anak paham bahwa perilaku tersebut memang tidak baik dan perlu pembiasaan untuk mengubahnya..

Ajarkan anak2 juga melalui buku2 atau cerita2 yang baik sehingga anak2 insyaa Allah lebih paham lagi dan punya contoh yang lain juga..
Semangaat, Bunda..

4. Dari bunda nida:
Assalamualaikum. Sy nida ibu dr 1 anak perempuan. Ibu innu, adakah referensi buku cerita anak atau buku  untuk saya (orangtua) yg menjelaskan ttg kandungan hikmah yg kita petik dr ayat2 Al Qur'an? Kebetulan anak sy suka membaca buku cerita

Jawaban bunda innu:
Wa'alaikumussalam,

Untuk Buku, ada  buku anak tentang kisah2 pilihan dalam al Quran,
Dan mungkin masih ada buku2 lain serupa
sepertinya di grup ini ada Mba Ary Susanti Ummu Abbas ya.. Yang insya Allah lebih 'ahli' tentang buku2.. Mungkin nantinya bisa diskusi dengan Mba Ary =)

5. Lingkungan teman2 anak saya orang tua nya lebih memfokuskan anak mereka ke hal2 yg duniawi, seperti mengikutkan anaknya les bahasa inggris yg mahal menurut kami, sementara saya dan suami lebih memfokuskan ke alqur'an nya dulu, ilmu dunia bisa disambi, anak saya jadi ikut2an pengen masuk les itu krn diajakin temannya. Apakah upaya kami ini benar atau salah?

Jawaban bunda innu:
Kalau soal benar atau salah tentunya tiap2 orang tua punya goal/tujuan2 pengasuhan yang berbeda2 sehingga cara/metode mendidik anak pun fokusnya berbeda2
Insyaa Allah upaya yang Bunda lakukan tidak salah, karena memang ilmu agama bersifat fardhu ain.. Dan ilmu2 dunia fardhu kifayah namun sebagai Muslim kita tetap butuh mempelajarinya..

Sambil terus berdoa semoga Allah berikan kebaikan dan keberkahan untuk anak2 Bunda sehingga apa yang bunda dan suami ikhtiarkan Allah kabulkan..
Wallohu a'lam.. ✅

🎞🎞🎞🎞🎞🎞🎞🎞🎞🎞🎞

Demikian diskusi kita hari ini. Alhamdulillah ibu ibu diskusi kita telah selesai. InsyaAllah bermanfaat. Jazakunaallah khairan katsiro untuk partisipasinya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
✨⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐✨

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔅🔆🔅🔆hsmn🔆🔅🔆🔅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👥facebook.com/hsmuslimnusantara
👥FB: HSMuslimNusantara Pusat
📷 instagram: @hsmuslimnusantara
🐤 twitter: @hs_muslim_n
🌐 web:
hsmuslimnusantara.org

💝💞💝💞💝💞💝💞💝💞💝

Postingan populer dari blog ini

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in...

karena Allah semuanya mudah...

RePost kali ini lupa asalnya dari mana... Hikz. :(:(:( Tapi, don't worry be happy... Post ini tetep inspiratif dan motivational banget khususnya buat para istri, ibu rumah tangga, yang bekerja full untuk keluarga tanpa bantuan assistant rumah tangga. Kalian hebat, semoga berbalas surga... :):) Bagus nih dibaca, apalagi saat semangat luntur. Atau capek-capeknya kita... ::ISTRIKU... BERHENTILAH MENGELUH!!!::   Kisah ini menceritakan sepasang suami istri yang memiliki tujuh orang anak. Suatu hari, suaminya melihat sang istri sedang menangis sambil memasak makanan. Melihat hal itu, suami bertanya, “Wahai Istriku, apa yang terjadi denganmu? Apa yang membuatmu menangis?” “Aku menangis karena merasa sangat lelah dalam mengurus keluarga dan melakukan semua pekerjaan rumah,” sahutnya. “Aku mengurus tujuh anak kita dengan berbagai tabiat mereka. Aku harus menyediakan makanan, membereskan rumah, mencuci baju yang sangat banyak. Aku bekerja 24 jam sehari....

Nonton yuck : How To Train Your Dragon I & II

Pernah nonton how to train your dragon? Kalau belum, film ini recommended banget buat kalian. Film pertama dulu, aku nonton sama suami. Home theatre di rumah. Ceritanya dijamin gak bikin kalian yang nonton kecewa. Memang sih, dari judulnya berkesan banget kalau film ini beda dari yang lain. Biasanya beberapa film memilih judul yang pendek, bisa diambil dari salah satu karakter, atau dari nama tempat, atau kapan kejadian itu terjadi. Contoh, Shrek , Kungfu Panda , The Maleficient , 2012 , dsb. Tapi di film ini panjang banget judulnya... Ya emang ada sih judul film yang juga panjang, a cloudy with a chance of meatballs contohnya. Ok! Tapi bukan tentang menarik atau tidaknya suatu judul, bukankah isi lebih penting? Di film ini, bener-bener bisa nguras emosi penontonnya, lengkap. Mulai dari petualangan, romance, pertemanan, dan keluarga. Kalian yang nonton, pasti akan menempatkan diri sebagai si ganteng Hiccup, seorang anak kepala suku. Dimana suku ini menganggap naga sebagai musuh ter...