Langsung ke konten utama

RESUME KULWAP HEbAT NASIONAL Materi #8 W/ Ust. Aad

_RESUME KULWAP GRUP HEbAT JABAR_
📆 23 September 2016
Admin   : bunda Rita
Host       : abah Fikri
Notulen : bunda Artri
Topik      : Materi Pokok 8
SME        : Ust. Adriano Rusfi

💠TEKNIK HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TAHUN💠

Materi: Septi Peni Wulandani

===================
Pada rentang usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, orang tua memandu anak untuk "kaya akan gagasan", setelah kaya akan wawasan (0-7 tahun).

Orang tua menjadi teman bermain bagi anak, dan anak mulai bisa mempunyai peran dalam keluarga besar dan komunitas. Pada masa ini, anak boleh bergonta-ganti ide.

Pada masa usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, adalah saat untuk menularkan value/nilai dan karakter, karena di usia 7 tahun merupakan masa pembentukan karakter.

Perlu dipahami, bahwa value/nilai keluarga dan karakter tidak bisa diajarkan, namun ditularkan melaui keteladanan.

Pada usia 8-14 tahun, umumnya anak sudah mulai tidak ego sentris.

Pada masa ini anak mulai melihat nilai-nilai sosial, etika-etika dasar dalam ajaran Islam. Pada usia sebelumnya (0-7 tahun) anak sudah mulai diperintahkan shalat.

Rentang usia pendidikan anak usia 8-14 tahun, terbagi pada 2 tahap :

➡Usia 8-10 tahun :

✅mengenal potensi diri,

✅magang/club untuk membuka wawasan sehingga melahirkan gagasan, dan

✅mulai menjalani ibadah syariah.

➡Usia 10-14 tahun :

✅belajar bersama Maestro,

✅magang project,

✅menghebatkan potensi diri, kemandirian, kepemimpinan dan sebagainya.

Anak-anak di jenjang usia 8-14 tahun mulai mengenal “MIMPI apa yang akan dia BANGUN”.

Ada beberapa tahapan yang ditempuh pada fase ini:

✳Pandu anak untuk memahami misi hidupnya dengan cara:

1. Mengajak anak untuk paham “Who am I?”

2. Mengajak anak untuk memahami alam sekitarnya/lingkungannya (kearifan lokal)

3. Mengajak anak untuk memahami zaman saat dia dibesarkan dan prediksi zaman saat anak ‘aqil baligh nanti.

4. Kuatkan aqidah anak akan keberadaan Allah swt.

✳Pandu anak untuk memahami potensi dan bakatnya.

Di bawah ini adalah tahapan yang sudah
dipraktekkan oleh Ibu Septi Peni Wulandani dan Pak Dodik Maryanto kepada anak-anak beliau, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Memperbanyak aktifitas anak yang NON-Pelajaran, agar anak cepat menemukan potensi dirinya.

2. Memasukkan anak ke club Talent sesuai dengan potensi yang ditemukan dan diulang terus menerus.

3. Ajak anak menuangkan mimpinya dalam VISION BOARD

4. Memperkenalkan anak kepada beberapa learning model yang berkaitan dengan mimpi anak.

5. Memandu anak-anak untuk membuat Talent based Individual Project.

6. Menularkan Leadership dengan benar.

====================

_Tanya Jawab_

*Keseimbangan fitrah bakat dan fitrah lainnya*
1⃣Bunda Cahya - Bekasi

Ustadz, Naura sulung saya (10 th) Alhamdulillah fitrah bakatnya sudah nampak. Ia suka sekali menggambar dan menulis. Seperti yang pernah sy dengar,  jika semakin diberi beban dan semakin suka, semakin optimis, maka itu bakat.

Nah, Naura pun begitu cuma jadi memakan waktu hingga tugas2nya di rumah jadi terlewat (seringnya jadi nawar, izin tidak mengerjakan) ini bagaimana ya sebaiknya?

Untuk SMPnya, abinya memang berat untuk melepas di pesantren, apalagi kemudian ketika saya melihat ulasan ustz Harry si grup Hebat bahwa sebaiknya anak usia di bawah 15 th masih delidampingi orang tuanya, bulatlah tekad kami untuk tidak mengirim ke pesantren.

Anaknya sendiri sih inginnya HS, tapi sayanya kok merasa belum sanggup ya ustad. Jika misal HS lalu juga diberikan kursus menggambar dan menulis apa itu baik pak? Atau mungkin ada gambaran bagaimana baiknya? Karena jika mengirim ke maestro kok ya sepertinya masih berat (dan belum terbayang bagaimana kegiatannya nanti). Juga ada kekhawatiran jadi bosan di rumah, lalu bagaimana dengan kebutuhannya untuk bergaul dengan teman2nya? (Jika sekolah kan akan bertemu banyak teman..
Mohon pencerahan dari ustz, terima kasih.

1⃣ Bunda Cahya, di Bekasi
Concern pada bakat bukan berarti kita mengabaikan yang lain. Bahkan, sesekali dalam Islam kita diperintahkan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan fitrah kita, misalnya berperang. Allah memerintahkan manusia berperang, padahal fitrah manusia membenci peperangan.

Oleh karenanya, dalam pengembangan fitrah bakat anak-anak kita, jangan juga kita terlalu mendewa-dewakan fitrah tersebut. Dalam beberapa hal malah bakat itu harus disimpan, disembunyikan dan diinkubasi beberapa waktu, agar kelak bakat tersebut tampil secara optimal pada waktunya. Ada orang-orang yang jenuh dengan bakatnya sendiri, karena pada rentang waktu tertentu terlalu diumbar.

Maka, sampaikanlah pada anak bahwa ada hal-hal yang tak kalah pentingnya daripada bakat, seperti amanat, ibadat, tanggung jawab, kepedulian kemanusiaan dsb. Katakan padanya bahwa kita tak mungkin cuek terhadap bencana di Garut, hanya gara-gara “tak berbakat menolong orang”. Katakan padanya bahwa bakat itu perlu diaktualisasikan sedikit-sedikit. Kita bahkan perlu menyembunyikan bakat, agar rindu pada bakat itu sendiri. Katakan pula padanya bahwa ia sebenarnya punya bakat-bakat lain yang perlu dikembangkan, karena bakat manusia tak hanya satu.

Tentang Homeschooling dan Home Education, tujuan utamanya sebenarnya adalah membangun karakter dan kedewasaan. Dan tak ada tempat yang lebih baik dalam membangun karakter dan kedewasaan daripada rumah dan komunitas tempat tinggalnya sendiri. Jadi, sampai usia 13-15 tahun fokuskanlah untuk pembangunan kedewasaan itu. Pada usia ini bakat perlu ditumbuhkan. Sedangkan pengembangan dan pengayaan bakat baru dilakukan setelah kedewasaan tercapai.

Tentang kebutuhan untuk berteman dan bersosialisasi, itu kan bisa dibangun di mana saja, tak harus di sekolah. Dia bisa mengerjakan proyek-proyek tertentu bersama saudara-saudaranya atau teman-temannya di komunitas. Sosialisasi dan kebersamaan juga bisa dibangun di komunitas-komunitas kursus, belajar bersama kepada mastro tertentu. Atau, dia juga bisa dimasukkan ke SMP dekat rumah yang beban akademiknya tak terlalu besar. ✅

*Perkembangan emosi anak umur 11 tahun*
2⃣ Bunda Tari, Purbalingga

Assalamualaikum mau tanya ustadz,
Anak sy laki2 11th Blm bisa mengelola emosi, gampang marah, ngambek, terutama bila ada anak yg meledek
Sentimentil sekali,
Untuk sholat kadang msh hrs disuruh tp kadang sdh mandiri
Itu dulu bun, matur nuwun

2⃣ Bunda Tari di Purbalingga
Jika anak itu berusia 11 tahun masih memiliki emosi seperti itu, berarti perkembangan emosionalnya cukup terlambat. Ada beberapa kemungkinan : ekspresi emosi di masa lalu terlalu ditahan atau terlalu diumbar, pertumbuhan nuraninya kurang berkembang, gaya ekspresi emosi dalam keluarga cenderung meletup, ada frustrasi-frustasi dalam dirinya terhadap “orang kuat” (orangtua, kakak, guru dsb) sehingga membalasnya ke “orang lemah” (teman, adik, orang miskin dsb.)

Anak-anak dengan emosi yang mudah tersulut berarti punya potensi untuk memiliki kecerdasan emosional kelak. Untuk itu, ia harus dididik : apa jenis emosi yang harus dikeluarkan, seberapa kadar emosi yang tepat, kapan dikeluarkan, kepada siapa diekspresikan, dan di mana seharusnya emosi tersebut di luapkan ?

Anak-anak tipe emosional adalah anak-anak yang harus dididik untuk merasakan “apa akibat luapan emosi itu bagi dirinya sendiri”. Dia harus merasakan akibat dari kemarahannya, murkanya, ngambeknya dsb. Pada dasarnya, mendidik anak-anak yang emosional bukanlah dengan cara mengalah, tapi “membalas” dengan emosi yang setara, namun disadari dan terkontrol. Biarlah anak belajar dari emosinya sendiri.

Emosi yang tak terkendali juga disebabkan karena dia mampu meraih apapun yang dia inginkan lewat emosi. Anak akan mengendalikan emosinya jika ternyata luapan emosi tersebut justru tak menghasilkan apa-apa yang dia harapkan, bahkan sebaliknya. Jadi, jangan pernah menuangkan “bensin” ke emosi anak dengan cara memenuhi keinginan emosionalnya. Kalau anak ibu marah jika diledek, katakan padanya “Orang akan makin hobby meledekmu, jika kamu emosi setiap diledek”. ✅

*Menggali potensi anak*
3⃣. Tina, Jabar Raya

Ustadz bagaimana jika anaknya ga mau ngapa-ngapain? Khususnya kalo diminta belajar pelajaran sekolah bahkan ibadah.

Padahal sy tidak menuntut nilai yg bagus di rapot, cukup anak sy mau belajar.
Sy sudah ikhtiar dg mengikutkan ke berbagai eskul yg ada di sekolah (robotik, futsal, les pelajaran dll) tp tetep anaknya ga mau ngapa-ngapain. Malah diem dan nangis kalo sy nasehatin teh.

Bagaimana yah untuk membangkitkan keinginan belajar anak sy? Di rumah dia seneng banget ngasuh anak2 yg usianya dibawah dia dan kata gurunya dia paling seneng kalo ngatur2 aktifitas dlm berkelompok (bukan pengetahuan, ngatur2 doang)

Ayahnya di luar kota dan pulang sebulan sekali.

3⃣ Bunda Tina dari tasikmalaya,
Berarti ananda bukannya nggak mau ngapa-ngapain. Buktinya dia senang banget mengasuh anak-anak yang lebih muda, atau mengatur aktivitas dalam kelompok. Mungkin dia tipe leader, dan nggak suka jadi follower. Feeling saya bilang, dia punya masalah dengan sekolah : dengan guru tertentu, dengan pelajaran sekolah, dengan peraturan sekolah, dengan budaya sekolah dsb. Kalau sumber masalahnya adalah sekolah, maka ekskulpun pasti dia nggak mau. Bahkan boleh jadi melihat pagar sekolahpun dia sudah trauma. Coba dicari penyebabnya : tanyakan dari hati ke hati dengannya, tanyakan pada teman-temannya, konsultasikan dengan gurunya.

Lalu, mari ibu gali potensi anak ibu. Boleh jadi potensinya di social skill (pergaulan) , tapi orangtua tetap saja mengarahkannya ke academic skill (pelajaran). Akhirnya dia frustrasi dan nggak mau ngapa-ngapain. Saya sering bertemu anak semacam ini : Punya bakat sosial yang dahsyat, tapi nggak becus matematika (misalnya), dan orangtuanya (atau gurunya) tak puas dengannya. Percayalah Bunda, anak semacam ini tak cakap akademik, tapi kelak mampu memimpin seribu akademisi. Tentang ayahnya yang pulang sebulan sekali, boleh jadi berpengaruh terhadap motivasi nya ✅

*Menumbuhkan dan menemukan minat anak*
4⃣ Ari-Banyumas

Ustadz, sepupu saya usia nya 12 tahun. Tapi sampai sekarang belum bisa menemukan minatnya. Masih ikut ikutan dengan temannya. Cuman main hp kerjanya.  Kalau ditanya juga masih bingung.
Mungkin akibat dulu waktu kecil sering dilarang larang oleh mbahnya.
Apa yang harus dilakukan untuk agar anak ini menemukan minatnya.

4⃣ Mas/Bunda Ari di Banyumas,
Sering dilarang-larang jelas sangat berpengaruh terhadap motivasi dan minat anak. Karena, cara termudah untuk menghindari larangan adalah : jangan ngapa-ngapain ! Dan seorang Mbah atau siapapun yang berusia di atas 50 tahun, kecenderungannya memang melarang-larang. Manusia manapun juka telah menginjak usia 50 tahun, konservativismenya otomatis meningkat. Makanya saya sering berkata : jangan suka menitip anak pada Mbahnya. Mbah adalah tempat berlibur anak.

Untuk itu, ajak anak tersebut ke alam bersama teman-temannya. Manfaatkan waktu libur untuk melakukan aktivitas di alam terbuka. Biarkan dia dan teman-temannya memilih dan mengorganisir aktivitas tersebut. Amati dan observasi peran yang ia mainkan di kepanitiaan tersebut, analisis pilihan aktivitas yang ia putuskan, dan tanya kenapa ia memutuskan aktivitas tersebut. Amati dan observasi juga aktivitas dan kegembiraannya selama liburan di alam bebas. Biarkan ia mengambil banyak inisiatif, setelah sekian lama dilarang-larang.

Kalau nggak ketemu juga bidang minatnya, di bisa saja diikutkan ke program assessment (tes) bakat-minat. Tes bakat minat yang baik dan valid adalah jika melibatkan : tes orientasi inteligensi, tes orientasi kepribadian, tes hasrat-kebutuhan, dan tes minat. Ikut-ikutan teman juga dapat dianalisis : teman seperti apa yang ia suka ikuti, apa minat teman-teman yang ia ikuti tersebut. Boleh jadi ia memang seorang yang bertipe follower, atau punya masalah kepercayaan diri. ✅

*Menumbuhkan tanggung jawab dan kemandirian pada anak*
5⃣ Bunda retno - Semarang
Bagaimana menumbuhkan tanggungjawab dan kemandirian pd anak yg dominan di otak kanan. Usia 10th

5⃣ Bunda Retno dari Semarang,
Anak dengan dominasi otak kanan pada dasarnya nggak ada masalah dengan tanggung jawab dan kemandirian, selama selisih antara otak kanan dan otak kiri tak terlalu lebar. Tapi jika selisihnya lebih dari dua Standard Deviasi, maka dia akan mengalami kesulitan untuk mandiri dan bertanggung jawab. Karena kemandirian dan tanggung jawab sangat dipengaruhi oleh kekuatan otak kiri. Makanya, jangan sampai anak yang dominan otak kanan lalu diasah otak kanan melulu, sehingga pengembangan otak kiri terabaikan. Akhirnya tumbuhlah anak-anak yang cenderung semaunya sendiri. Jadi, konsep strength-based education perlu dipahami proporsional.

Untuk itu, anak yang tunbuh seperti ini berikanlah kepadanya hal-hal yang justru agak berbau otak kiri, seperti peraturan, tugas, target kerja, konsekuensi, beban tanggung jawab, SOP dan sebagainya. Cuma, untuk anak dengan tipe otak kanan harus diseimbangkan antara peraturan dengan kebijaksanaan, tanggung jawab dengan kebebasan, SOP dengan inovasi dsb. Untuk anak tipe otak kanan, dia harus diarahkan melalui proyek-proyek yang melibatkan 3 hal : prosesnya bagaimana, hasilnya apa dan kapan, manfaatnya seperti apa... ✅

*Fitrah perkembangan pre aqil baligh*
6⃣Rita, Jabar Raya
Ustadz, putri kami ada yg sdh berusia 13 & 11 tahun, tapi masih senang permainan yg menurut saya harusnya sudah lewat untuk usianya.  Seperti  tak malu hujan"an, main rumah-rumahan bersama adiknya yg usia 9&6 th. Bahkan pernah yang usia 13 th seret mobil"an adiknya di jalan depan rumah saya liat adiknya ga ada. Tapi sudah senang bersolek sih. Pekerjaan rumah juga sudah biasa, minat dan bakat sdh terungkap dan terlihat.
Pertanyaan nya:
Masih wajarkah permainan demikian  diusia seperti itu ?

6⃣ Bunda Rita dari Banjar,
Untuk anak seusianya pada masa sekarang, hal semacam itu masih cukup wajar. Pada dasarnya setiuap manusia senang bermain dan menikmati masa kanak-kanak. Saya rasa sayapun sampai sekarang masih suka menikmati permainan anak-anak masa lalu hehehe... Saya pernah beberapa kali main congklak dengan anak-anak. Bahkan saya yang meminta.

Apalagi jika digambarkan bahwa ciri “keremajaannya” juga sudah tampak. Berarti sebenarnya tak terlalu masalah. Masalah baru mulai muncul jika perilaku kekanakan tersebut ternyata masih muncul dengan kuat di atas usia 15 tahun.

Untuk itu, pendidikan aqil-baligh perlu diperkuat ✅

===============

Postingan populer dari blog ini

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in...

karena Allah semuanya mudah...

RePost kali ini lupa asalnya dari mana... Hikz. :(:(:( Tapi, don't worry be happy... Post ini tetep inspiratif dan motivational banget khususnya buat para istri, ibu rumah tangga, yang bekerja full untuk keluarga tanpa bantuan assistant rumah tangga. Kalian hebat, semoga berbalas surga... :):) Bagus nih dibaca, apalagi saat semangat luntur. Atau capek-capeknya kita... ::ISTRIKU... BERHENTILAH MENGELUH!!!::   Kisah ini menceritakan sepasang suami istri yang memiliki tujuh orang anak. Suatu hari, suaminya melihat sang istri sedang menangis sambil memasak makanan. Melihat hal itu, suami bertanya, “Wahai Istriku, apa yang terjadi denganmu? Apa yang membuatmu menangis?” “Aku menangis karena merasa sangat lelah dalam mengurus keluarga dan melakukan semua pekerjaan rumah,” sahutnya. “Aku mengurus tujuh anak kita dengan berbagai tabiat mereka. Aku harus menyediakan makanan, membereskan rumah, mencuci baju yang sangat banyak. Aku bekerja 24 jam sehari....

Nonton yuck : How To Train Your Dragon I & II

Pernah nonton how to train your dragon? Kalau belum, film ini recommended banget buat kalian. Film pertama dulu, aku nonton sama suami. Home theatre di rumah. Ceritanya dijamin gak bikin kalian yang nonton kecewa. Memang sih, dari judulnya berkesan banget kalau film ini beda dari yang lain. Biasanya beberapa film memilih judul yang pendek, bisa diambil dari salah satu karakter, atau dari nama tempat, atau kapan kejadian itu terjadi. Contoh, Shrek , Kungfu Panda , The Maleficient , 2012 , dsb. Tapi di film ini panjang banget judulnya... Ya emang ada sih judul film yang juga panjang, a cloudy with a chance of meatballs contohnya. Ok! Tapi bukan tentang menarik atau tidaknya suatu judul, bukankah isi lebih penting? Di film ini, bener-bener bisa nguras emosi penontonnya, lengkap. Mulai dari petualangan, romance, pertemanan, dan keluarga. Kalian yang nonton, pasti akan menempatkan diri sebagai si ganteng Hiccup, seorang anak kepala suku. Dimana suku ini menganggap naga sebagai musuh ter...