Langsung ke konten utama

RESUME KULWAP IIP TANGGERANG & HEBAT BANTEN w/ Pak Bukik

📚📚📖📖📋📖📖📚📚
RESEUME KULWAP
Institut Ibu Profesional Kota Tangerang
&
HEbAT Banten Community
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Hari : Selasa
Tanggal : 16 Agustus 2016
Waktu : 19.30-21.15Wib

Tema :

"MINAT DAN BAKAT ANAK"

Narasumber : Pak Bukik (penulis buku Anak Bukan Kertas Kosong dan Bakat Bukan Takdir)

Host : Noni

🌷🌷🌻🌻🌸🌻🌻🌷🌷

🌺Sekilas materi pengantar kulwap🌺

Masa depan anak merupakan salah satu sumber keresahan banyak orangtua. Tentu wajar orangtua merasa resah dengan masa depan anak. Setiap orangtua tentu ingin anaknya menjalani kehidupan yang lebih baik dan bermakna dibandingkan orangtuanya. Tapi terlalu lama merasa resah seringkali justru merugikan karena membuat orangtua bersikap emosional dan kurang perhitungan sehingga melakukan kesalahan pengembangan bakat anak.

Apa itu Bakat? Berbeda dengan pandangan umum yang menganggap bakat sebagai potensi. Dalam buku Bakat Bukan Takdir, saya menjelaskan bakat sebagai aktivitas atau hasil karya yang sesuai potensi anak dan dihargai oleh masyarakat.  Karena bukan takdir, bakat adalah sesuatu yang harus diperjuangkan oleh anak dengan dukungan orangtua.

✅📚📚📚📚📚📚📚✅

Untuk lebih kenal dengan guru kita pak Bukik.. berikut sedikit profil Beliau...

Bukik Setiawan. Setelah menyelesaikan pendidikan S2 Psikologi, ia memutuskan menjadi dosen fakultas psikologi Universitas Airlangga. Setelah menjadi Ketua Lembaga Pengkajian & Pengembangan Psikologi Tetapan & Ketua Program Magister Perubahan & Pengembangan Organisasi, ia mengundurkan diri sebagai dosen PNS. Setelah mundur, ia menjadi fasilitator lepas, pengembang aplikasi bakat anak Takita, pengelola portal bakat anak TemanTakita.com & manajer pengembangan kampus Guru Cikal.

Kegelisahan terhadap dunia pendidikan mendorongnya menulis buku Anak Bukan Kertas Kosong yg memperkenalkan konsep pendidikan menumbuhkan & siklus pengembangan bakat anak. Keinginan membantu orangtua dalam mengembangkan bakat anak berdasar pendidikan menumbuhkan mendorongnya berkolaborasi dgn Andrie Firdaus untuk menulis buku Bakat Bukan Takdir.

"Anak dapat benang merah dari sekolah, benang biru dari tempat les, benang kuning dari teman, benang hijau dari buku, media & internet. Peran orangtua adalah membantu anak merajut semua benang pengetahuan itu menjadi kain kearifan yang indah." -Bukik Setiawan-

Pentingnya Orangtua sebagai Pendidik

Anak belajar dari banyak sumber, mulai dari orangtua, buku, sekolah, tempat les, teman, orang dewasa lain, media, internet, dan banyak lain. Belajar dari banyak sumber secara terpisah cenderung membuat anak bertanya-tanya & sering merasa bingung.

Apa hubungan antara matematika dengan bermain piano? Apa hubungan antara membaca Mallory Towers & Lima Sekawan di rumah dgn pelajaran Bahasa Indonesia di sekolahku? Bagaimana hubungannya aku les fotografi dengan temanku di sekolah yg suka fotografi? Apa sih gunanya aku belajar banyak?

Pada titik itu, peran orangtua menjadi sangat penting. Meski anak bersekolah di sekolah keren, les di tempat seru, punya gawai canggih untuk mengakses internet, punya koleksi buku yg banyak & bagus, punya banyak teman yg unik & pintar, semua itu tdk dapat menggantikan peran orangtua. Mengapa?

Karena orangtualah yg dapat membantu anak merajut semua pengetahuan itu menjadi kearifan yg mengarah pada tujuan hidup anak. Karena orangtualah yg dapat memfasilitasi anak untuk menerapkan pengetahuan menjadi keterampilan & kebiasaan hidup. Karena orangtualah yg mendampingi tumbuh kembang anal dari setiap tahap perkembangannya, dari setiap jenjang pendidikannya. Sederhananya, guru TK berganti guru SD, SMP, SMA, bahkan berganti dosen, tapi orangtua tetaplah setia di sisi anaknya.

Orangtua adalah fasilitator pengembangan bakat anak
Orangtua memfasilitasi proses belajar anak yg mengubah kecerdasan majemuk & minat anak menjadi bakat sebagai modal menuju karier yg cemerlang di masa mendatang.

📝🗂📝🎀📝🗂📝

Assalamu'alaikum wr wb... Selamat datang pak Bukik... Terimakasih sudah berkenan meluangkan waktu dan mencurahkan ilmunya untuk kami di IIP Tangerang dan HEbAT Banten Community

Langsung ke pertanyaan pertama..

1⃣ Asslmkm pak Bukik...
Saya dian oktaria_Kutabumi

Saya ingin bertanya..
 
~ bagaimana caranya mengetahui potensi/ bakat yg ada di dlm anak kita sejak dini?

Jawab :
1⃣ Dalam bidang pendidikan saya, psikologi, saya diajarkan bahwa metode yang paling ampuh adalah observasi dan wawancara. Tentu bukan asal, tapi dengan penguasaan ilmu dan jam terbang. Karena itu dalam buku Anak Bukan Kertas Kosong dan Bakat Bukan Takdir, saya menyarankan orangtua untuk melakukan observasi dan wawancara dengan setting kehidupan sehari-hari (bukan setting wawancara kerja ya). Setiap ekspresi dan perilaku anak itu menggambarkan potensi anak. Hanya saja, namanya juga potensi, bukanlah sesuatu yang langsung terlihat. Perlu stimulasi yang tepat dan beragam agar anak mendapat kesempatan mengekspresikan potensinya. Ekspresi dan perilaku itu yang kita amati, simpulkan dan refleksikan bersama anak. (End)✅

2⃣ Yuni Fitri_Tangerang

1.mulai umur berapa bakat anak terlihat
2.bagaimana menjaga minat bakatnya agar bisa konsisten sampai bisa menjadi passion dan "earn"
3.bagaimana membuat mapping minat bakat anak

Jawab :
2⃣ 2.1. Kami mempunyai pengertian berbeda tentang bakat. Bagi kami, bakat bukanlah potensi. Psikolog pendidikan, Donald O. Clifton dan Marcus Buckingham, merumuskan bakat sebagai pola pikir, perasaan, maupun tindakan yang berulang dan dapat diaplikasikan secara produktif. Senada dengan itu, Howard Gardner menyebutkan bakat (domain) sebagai aktivitas teratur yang dihargai masyarakat dan dapat dinilai berdasarkan tingkat keahliannya. Dalam pengertian itu, bakat tidak bisa langsung dikenali. Orangtua perlu memandu anak untuk menyadari potensinya (fase eksplorasi, 0-7 tahun), memandu anak melewati fase belajar mendalam (7 - 13 tahun), sehingga anak bisa menghasilkan karya yang dihargai masyarakat. Karya itu lah ekspresi bakat anak.
2.2. Pertanyaan menarik karena berkaitan dengan fase yang paling sering diabaikan pendidik, fase belajar mendalam (7-13 tahun). Sebagaimana di posting foto tadi, fase belajar mendalam terdiri dari fokus belajar, gemar belajar, tekun belajar dan belajar mendalam. Intinya, orangtua memandu anak agar bisa menyelesaikan 4 tugas perkembangan bakat tersebut.
2.3. Saya rasa tidak perlu. Minat itu sikap yang sangat tergantung pada obyek yang ditemui anak. Jadi meski dibuat mappingnya, kalau anak bertemu dengan obyek yang menarik minatnya maka itu sudah mengubah mappingnya. ✅

3⃣ destha_perumnas 2.

anak saya usia 2th10bulan, kelebihan: pandai bercerita, ceriwis dan suka mengatur. tapi ada yg sy khawatir: ia senang memperhatikan sikap bayi saat bicara & berekspresi. kemudian, ia jadi sering berakting selayaknya bayi dan itu mengganggu saya. kadang sy layani sikapnya, kadang sy nasehati/larang. penilaian sy adl ia berpikir kalau org2 menyukai bayi krn bicara dan ekspresinya. makanya ia senang berpura2 jadi bayi. apakah yg hrs sy lakukan, dibiarkan saja kebiasaannya itu atau diarahkan/dinasehati. jika diarahkan seperti apa? terima kasih.

Jawab :
3⃣ 3. Wah anak yang menyenangkan! Perilaku anak Ibu menunjukkan bahwa anak bukan kertas kosong. Ia lahir sebagai pembelajar. Ia akan mempelajari perilaku yang dihargai orang-orang disekitarnya dan menirunya dengan harapan ia dihargai. Pada sisi lain, anak menunjukkan kemampuan bahasa yang terlihat relatif menonjol. Artinya bila langsung dilarang bisa menghambat eksplorasinya dalam mengembangkan kecerdasannya itu. Saya lebih menyarankan agar Ibu lebih fokus dan memperhatikan perilaku berbahasa yang lain. Beri apresiasi yang lebih kuat dan lebih sering terhadap perilaku tersebut agar anak tahu bahwa perilaku tersebut lebih dihargai dibandingkan perilaku meniru seorang bayi. ✅

4⃣ Yulfitri ardiana-mustika tigaraksa tangerang

Bagaimana mengetahui bakat anak dari usia dini seperti anak saya dari usia 3,5 tahun?

Jawab :
4⃣ 4. Pertama silahkan pelajari jawaban no 1 dan no 2. Saya akan tambahkan: kecerdasan adalah kemampuan anak mengelola informasi. Semakin kuat suatu kecerdasan semakin anak senang, betah, pandai dan ingin mengulang perilaku yang terkait kecerdasan tersebut. Kami menyebutnya sebagai perilaku seru. Cirinya: cepat belajar, asyik mengalami, puas terhadap usahanya dan ingin mengulang. Jadi langkahnya: beri stimulasi yang beragam, kenali perilaku seru, ajak anak berefleksi terhadap perilaku seru/kecerdasannya (tergantung usia). Jadi sebenarnya tugas orangtua dalam mengenali potensi anak itu susah-susah mudah. Ajak anak bermain, amati, refleksikan. Itu pula yang dulu kami lakukan kepada anak kami, AyundaDamai.com (sengaja nama blognya :D ). Saya sebut orangtua ya, artinya bapak dan ibu. Karena biasanya bapak dan ibu memberi stimulasi yang berbeda, jadi bisa saling melengkapi. ✅

5⃣ Gita listyawati_tigaraksa

1. Bagaimana kita bisa mengetahui apa bakat dan minat anak kita?Bagaimana memaksimalkan bakat dan minat anak dengan alat seadanya?

2. Apa minat dan bakat akan mempengaruhi pekerjaan ketika dewasa? Adakah minat dan bakat yg banyak kerugiannya?apa itu perlu dicegah?

Jawab :
5⃣ 5.1. Satu pertanyaan sudah saya jawab di atas ya. Saya pernah menulis "pengembangan bakat anak bukan hanya untuk anak kota, anak desa juga butuh". Apa artinya? Pengembangan bakat anak bisa dilakukan dengan alat-alat yang ada di sekitar kita (tapi bukan seadanya.....apa yang ada). Terlebih kalau masih fase eskplorasi (0-7 tahun), segala sesuatu bisa dijadikan alat untuk eksplorasi potensi anak. Caranya? Kreatif. Besi pagar jadi alat musik, kaleng jadi alat musik, nota belanja buat mengenal huruf, potongan gambar (yg dipilih) dari majalah bekas bisa menstimulasi kecerdasan imaji dll.
5.2a. Kalau kerja hanya sebatas mendapatkan uang dan penghasilan, tanpa pengembangan bakat pun tetap bisa dapat kerja. Tapi kalau bekerja yang membahagiakan, pengembangan bakat jadi penting.

5.2b. Tidak ada yang banyak kerugiannya. Perbedaannya hanya pada sejauh mana masyarakat menghargainya. Jadi itu tantangan pada fase ketiga (13-18 tahun): arah karier. Bagaimana anak menemukan bidang bakat dan menghasilkan karya yang lebih dihargai oleh masyarkat. ✅

6⃣ Noni_Perumnas 1.

Pak Bukik saya ingin bertanya..

1. Dalam mendidik anak apakah kita orangtua harus menyelaraskan dengan Minat dan Bakat anak dalam semua hal..
2. Untuk anak-anak usia 7-10thn apabila anak sudah memiliki kecenderungan Minat dan Bakatnya apakah masih perlu diperkenalkan dengan aktifitas lainnya atau memperbanyak jam terbang anak ke arah Minat dan Bakatnya..
3. Bisa kah seseorang memiliki BEBERAPA Minat dan Bakat sekaligus berbarengan.. 
4. Adakah hubungannya antara tingkat kecerdasan IQ dengan Minat dan Bakat seseorang..
5. Bagaimana cara kerja otak seseorang dalam memilih Minat dan Bakat..

Jawab :
6⃣ 6.1. Pengembangan bakat anak (cek definisi bakat versi bakat bukan takdir) sebenarnya adalah perpaduan antara potensi anak, kemampuan orang tua, potensi yang ada di sekitar dan apresiasi dari masyarakat. Jadi semisal: anak dengan kecerdasan musik yang lahir di India dengan yang lahir di Indonesia, bisa jadi menghasilkan bakat yang sama sekali berbeda. Atau sama-sama lahir di Indonesia, tapi yang satu distimulasi dengan musik tradisional, sementara yang lain diperkenalkan musik modern, beda pula karyanya.

2. Ya pada rentang usia ini memang yang belum banyak dibahas karena kita lebih asyik dengan "apa ya bakat anak saya" tapi abai dalam "gimana mengembangkan bakat anak saya". Pada usia 7-9  tahun, anak perlu diajak bicara dan membangun kesepakatan apa yang akan menjadi fokus belajarnya, bidang bakat yang akan dipelajarinya. Fokus belajar bisa 1 - 3. Kesepakatan fokus belajar itu yang perlu dijadikan panduan buat orangtua maupun anak. Artinya, selama mengerjakan fokus belajarnya, anak boleh melakukan eksplorasi hal yang lain.

3. Sangat bisa. Anak dengan kecerdasan bahasa, bisa mengembangkan bakat sebagai pembaca pertama (ada lho pekerjaan ini di Indonesia), editor, penulis, sastrawan, juru ngaji, ulama, guru, penulis lirik lagu, pembuat konten iklan dll. Banyak kan? :)

4. IQ dalam artian kecerdasan logika ya? Ya dan tidak. Tergantung apakah anak mau mengembangkan bakat yang membutuhkan kecerdasan logika. Kembali pada pengertian kecerdasan, kemampuan mengelola informasi. Artinya, IQ tinggi berarti punya kecenderungan yang lebih menonjol dalam mengelola informasi yang berkaitan dengan logika. Belum tentu kecerdasan yang lain.

5. Ada tiga bagian otak (tolong dikoreksi bila keliru): otak reptil, otak emosi dan otak kognisi. Pengembangan bakat membutuhkan peran dua otak yaitu emosi dan kognisi. Sementara otak reptil justru menghambat pengembangan bakat anak. Apa itu otak reptil? Otak yang bekerja untuk bertahan hidup, yang aktif ketika anak merasa terancam. Ketika aktif, maka respon kita jadi terbatas: fight, flight atau freeze. Melawan/menyangkal, menghindari atau membeku/perut kram dll. ✅

7⃣ Assalamualaikum pak bukik..

Saya Ayu_Legok

Anak saya (3,5y) klo mdngar lagu2 anak suka sekali, apakah bakat anak saya berhubungan dgn dunia entertaiment dan hal apa yg hrus d lakukan utk mengembangkannya..?

Terima kasih.

Jawab :
7⃣ 7. Untuk anak usia 3,5 tahun, tidak perlu terburu mengembangkannya. Fokus pada menstimulasi, mengenali dan merefleksikan kecerdasan majemuk anak. Kecerdasan anak itu sebuah misteri maha agung. Beri stimulasi yang berbeda beda untuk mengungkapkan sedikit demi sedikit misteri tersebut. Perhatikan gambar fase siklus perkembangan bakat anak agar kita bisa punya acuan apa yang harus dilakukan pada setiap jenjang. Dengan catatan, penyebutan usia pada setiap fase hanya gambaran, bisa kurang atau bisa lebih. Dibandingkan pengembangan bakat anak, fokus untuk mengembangkan kemampuan sosial, emosi, fisik dan kognisi anak. Bantu anak agar bisa mengerjakan urusan personalnya secara mandiri (ganti baju, mandi, makan dll). ✅

8⃣ Gita_Tng

bagaimana jika seorang anak mempunyai banyak minat sehingga tidak fokus di satu minat tertentu, apakah harus diarahkan agar fokus atau bagaimana?

Jawab :
8⃣ 8. Kalau masih di bawah 7 tahun, beri stimulasi pada bidang yang belum dieksplorasinya. Kalau di atas 7 tahun, peran orangtua untuk membantu anak menemukan fokus belajarnya. Ingat, membantu berarti anak sendiri yang menemukannya. Buat kesepakatan belajar terkait fokus belajar itu. Arahkan dan ingatkan anak mengalokasikan waktu untuk mencapai kesepakatan belajarnya. Selama mengerjakan fokus belajar, anak tetap boleh melakukan eksplorasi bidang yang lain. Jadi fokus itu bukan melarang, tapi memastikan alokasi energi dan waktu anak pada satu bidang. Selebihnya, anak tetap bisa eksplorasi. ✅

9⃣ Ulfah_Serang (Group HEbAT Banten)

Menurut Pak Bukik, apa perbedaannya antara Minat dgn Bakat?
Apakah wminat & bakat, dua2nya menunjang keberhasilan seorang anak kelak?
Apakah yg bisa dilakukan orang tua, utk membantu anak meraih keberhasilan hidupnya kelak?

Jawab :
9⃣ 9. 1. Pengertian minat dan bakat sudah saya bahas di atas ya. Minat: sikap suka terhadap suatu obyek (benda/alat/aktvitas). Mudah berubah karena tergantung kehadiran suatu obyek. Bakat: perilaku yang menghasilkan karya yang dihargai masyarakat. Potensi (kecerdasan majemuk) + minat = bakat.

2. Beli buku Anak Bukan Kertas Kosong & Bakat Bukan Takdir dan ikut #KelasTakita *eh
Pertama, memahami siklus perkembangan bakat dan membantu anak menyelesaikan tugas perkembangan bakat pada setiap fase. Beda-beda tugasnya. Tapi lebih dari itu semua, anak membutuhkan satu hal dari orangtua: cinta tak bersyarat. Cinta yang membuat orangtua percaya dan selalu memberi dukungan pada anak, bagaimana pun kondisinya. ✅

🔟 Tika Muslimah_Tangerang

Anak saya 15 bulan lebih menyukai hal-hal yg berkaitan dgn alam. Sebagai contoh kalau liat semut tdk bosan2 tapi kalau sm mainan sekalipun itu baru beli cuma 10 menit sudah bosan. Lebih senang liat hewan2 dan tumbuh2an. Dia jg lebih senang kalau byk orang. Seringnya menyapa duluan anak2 yg dia temui. Apa kita sudah bisa menilai Pak kecenderungan anak sy pd kecerdasan natural dan interpersonal?

Terimakasih Pak

Jawab :
🔟 10. Bisa dinilai sebagai tanda awal kecerdasan alam dan kecerdasan diri yang menonjol, tapi terlalu dini untuk disimpulkan. Ajak anak untuk mengenal luasnya dunia (cieee). Beri anak dengan beragam stimulasi, beragam aktivitas, beragam obyek. Nanti setelah anak bisa diajak komunikasi, komunikasikan tanda-tanda awal pada anak agar anak pun mengenal dirinya, mengenal kecerdasan majemuk yang menonjol pada dirinya. Bagaimana pun pemilik dan pengguna kecerdasan itu adalah anak. ✅

1⃣1⃣ Farida Rachmawati_Tangerang

anak saya usia 4,5tahun.sejak usia 2,5tahun dia suka sekali masjid.ketika usia 3tahun dia senang membuat bentuk masjid.sekarang  sehari" dia masih selalu membangun masjid.kalo dtanya cita"nya katanya mau bangun masjid.apa itu sudah bisa dkategorikan minat dan bakatnya??adakah kemungkinan berubah lagi?

Jawab :
1⃣1⃣ 11. Wah keren! Sering diajak ke masjid ya? Masjid adalah minatnya. Sebagaimana saya sebutkan di atas, minat sangat tergantung obyek jadi sangat mungkin bisa berubah. Di sisi lain, dari ceritanya saya belum bisa mengenali kecerdasan majemuk yang menonjol. Sabar ya. Beri stimulasi yang lebih menantang buat anak. Semisal: menggambar masjid: interiornya, beragam masjid, menaranya saja. Bermain balok/bongkar pasang: membuat masjid dari balok dengan berbagai gaya. Melihat berbagai masjid, ceritakan kekhasan setiap masjid dan bahas bagaimana perbedaan cara membangunnya. ✅

1⃣2⃣ No.Name...

Pak Bukik saya ingin bertanya.. bisakah bapak memberikan contoh stimulasi utk menemukan bakat anak usia 6,10,13th?

Terimakasih pak Bukik

Jawab :
1⃣2⃣ 12. Saya menggunakan istilah stimulasi hanya untuk fase di bawah 7 tahun. Stimulasi itu rangsangan, anak bisa memilih respon terhadap stimulasi dari kita. Contoh: bercerita pada anak adalah stimulasi kecerdasan aksara. Meski "hanya" bercerita, tapi bisa membuat perbedaan sangat besar. Anak-anak keluarga menengah-kaya bisa mempunyai perbendaraan 4 juta kata lebih banyak dibandingkan anak keluarga miskin pada usia 4 tahun. Hal-hal kecil yang dilakukan berulang bisa memberi perbedaan sangat besar.

Pada usia 10 dan 13 tahun, saya menyebutnya sebagai tantangan belajar yang berkaitan dengan fokus belajarnya. Tantangan belajar itu perlu disesuaikan dengan keahlian yang telah dimiliki anak. Misal: "Memski, kamu kan suka lagu X, bisa gak kamu memainkannya pakai piano". Karena anak saya memang suka dan tertarik, ia berusaha mencari not balok dari lagu kesukaan itu. Hanya dengan menggunakan perasaan.

Pada usia 13 tahun ke atas, tantangan belajar sudah mengarahkan anak untuk tampil di "dunia". Membuat karya yang tujuannya memang untuk dipamerkan ke masyarakat, tampil di acara keluarga dll. ✅

Ini contoh hasil tantangan belajarnya Damai: https://ayundadamai.com/2016/06/20/love-yourself-piano-cover/

Pertanyaan tambahan Institut Ibu Profesional Tangerang

1⃣3⃣ Yuni_Tng
Anak saya yang kelas 6 sd
Laki laki...
Kok smakin memilih teman yaaa...juga gak suka tampil
Pernah dia ikut kursus mengaji...semnagat brangkat sendiri...smua serba sendiri...
Tapi suatu saat tidak mau lagi mengaji...katanya teman temannya ribut dan dan dia suka terkena keributan mreka
Meski dikasih pengertian dan dibujuk tetap tidak mau brangkat ngaji lagi
Akhirnya malah berimbas..juga gak mau solat ke mesjid karena khawatir ketemu guru ngajinya.mdan malas ketemu temannya yg satu pengajian
Ribet gak sih
Apakah qta tetap bujik atau biarkan saja tidak dilanjutkan
Bujuk maksudnya
Oh waktu itu masih kelas 5

Jawab :
1⃣3⃣ 13. Persis seperti itu yang saya tulis di buku Bakat Bukan Takdir. Pada rentang usia 10 - 13 tahun, tugas perkembangan bakatnya adalah ketekunan belajar. Salah satu yang merawat ketekunan belajar anak adalah relasi dengan teman/komunitas. Kenapa? Karena anak sudah merasa sebagai bagian berbeda dari orangtua dan merasakan teman adalah tempat aman dan nyamannya. Apa yang bisa dilakukan? 1. Mulailah bersikap merendah, menjadi teman anak. 2. Bantu anak memilih teman. 3. Asah keterampilan sosial anak: menyampaikan pesan dan bersikap asertif (bukan permisif atau agresif). ✅

Jadi pak bukik..dia justru gaknmrasa nyaman dengan teman yang dianggap memgganggu dia..

Jawab :

Iya Bu Yuni. Dia tidak nyaman kemudian menyingkir berarti keterampilan sosialnya perlu dikembangkan. Kemampuan bersikap asertif, kemampuan membangun kelompok seminat untuk bisa punya posisi tawar terhadap kelompok pengganggu.✅

1⃣4⃣ Pipit_Tng

Pak bukik brarti antara kecerdasan emosi dan kecerdasaan intelektual terhadap bakat anak sangat berhubungan ya pak?dan mempengaruhi terhadap perkembangan bakat itu sndiri?

Jawab :
1⃣4⃣ 14. Saya masih sering mendiskusikan pentingnya kecerdasan emosi dan hubungannya dengan pengembangan bakat. Belum tuntas diskusinya karena kasus-kasusnya tidak konsisten. Ada yang emosinya tidak stabil tapi kariernya melejit, tapi ada pula yang sebaliknya. Sampai sejauh ini, saya masih pada kesimpulan: kemampuan belajar (bukan sekedar akademik): menyadari tindakan, merefleksikan dan memperbaiki tindakan, lebih penting dalam pengembangan bakat anak. ✅

Pertanyaan tambahan HEbAT Banten Community

1⃣5⃣ Saya..☝. Andhini_pondok aren. Anak saya, malik (9) senang sekali baca komik sejarah/biografi & kalo di museum semangat banget nanya2. Bagaimana stimulasinya ya pak?

Jawab :
1⃣5⃣ 13. Hobi yang menarik. Anak usia 9 tahun berarti sudah masuk fase belajar mendalam (lihat foto siklus). Artinya anak sudah perlu diperkenalkan dengan beragam profesi terkait dan menyepakati fokus belajar (termasuk sasaran belajar). Penilaiannya berdasarkan karya yang dihasilkan anak. Jadi bukan hanya mengkonsumsi pengetahuan (membaca/berkunjung) tapi menghasilkan karya (sesuai kecerdasan majemuk+minatnya). Misal: membuat review komik, membuat foto museum dll. ✅

1⃣6⃣ Niken perumnas 2 tangerang..

anak sy 6y hobi menggambar, mampu menggambar dg imajinasinya atau membayangkan benda yg pernah dia lihat. Gambarnya nyaris detil. Biasanya gambar kereta pesawat kapal laut. Dan design rumah dg menggunakan app design 3d via laptop. Selama ini sy hanya memfasilitasi alat gambar dan laptop. Adakah cara lain yg bisa sy lakukan utk memaksimalkan hoby nya tsb, jzkk pak 🙏🏻

Jawab :
1⃣6⃣ 15. Ya mulai usia 6 tahun dengan perkembangan seperti itu sudah harus diajak bicara mengenai fokus belajar. Apa bidang yang mau jadi fokus belajar? Dan apa capaian belajar yang mau dicapai? Contoh: membuat 1 gambar setiap bulan. Dokumentasikan gambar anak dalam bentuk offline maupun digital. Pasang semua atau beberapa karyanya di rumah. Bila perlu, buatkan akun media sosial untuk menampilkan karyanya. Ingat, karena faktor usia, orangtua yang memegang akunnya. ✅

Penutup

Bakat bukan takdir. Artinya bakat bukan jatuh dari langit. Bakat adalah hasil proses belajar dan berkarya yang butuh ketekunan. Proses itu berlangsung secara bertahap, setiap tahapannya ada tugas perkembangan yang harus diselesaikan anak. Dampingi dan bantu anak untuk menyelesaikannya. Terakhir, cintai anak apa adanya. Kepercayaan dan dukungan penuh dari orangtua tidak akan tergantikan. ✅

Alhamdulillah... Barrakallah kulwap sudah terlaksana dengan baik sejauh ini...
Terimakasih kepada ibu2 Institut Ibu Profesional Tangerang dan ayah bunda HEbAT Banten Community yang sudah beepatisipasi aktif mengikuti dan menyimak kulwap kali ini... Saya mohon maaf apabila ada salah dan masih banyak kekurangan 🙏🙏 saya pamit undur diri
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
💙💙💙💙💙💙💙💙

Postingan populer dari blog ini

Hati ini milik Allah... <3

Hai hati, apa kabarmu hari ini? Aku berharap engkau sebaik yang aku inginkan... Bahkan lebih dari itu... Nice! I got my true feelings... Im hurt. Cause this missing piece. Hey, you over there, have you feel the same feelings like me? Sudahhh... Aku memang perlu untuk harus menganggap waktu dan jarak hanya sekedar angka. Bukan lagi sebagai kerangka yang membuatku semakin tua dalam hitungan angka itu, kan? Sisa waktu long distance semakin tipis saja, itu tandanya temu akan segera tergapai. Tapi jangan lupakan... Itu pula tanda long distance relationship ini semakin lama kita nikmati. Sebagaimana roti yang harus kita nikmati dengan selainya, entah coklat, susu, kacang, atau sekedar madu. Begitupula hubungan ini. Hak sepenuhnya ada di tanganmu, sayang. Harapku tak rumit. Hanya inginkan semua baik-baik saja, sampai berujung temu yang bukan sekedar harapku. Tapi juga harapmu. So? Will you go in chance make it come true? Or you just wanna make it enjoy by your side only? Entahlah. Hati in...

karena Allah semuanya mudah...

RePost kali ini lupa asalnya dari mana... Hikz. :(:(:( Tapi, don't worry be happy... Post ini tetep inspiratif dan motivational banget khususnya buat para istri, ibu rumah tangga, yang bekerja full untuk keluarga tanpa bantuan assistant rumah tangga. Kalian hebat, semoga berbalas surga... :):) Bagus nih dibaca, apalagi saat semangat luntur. Atau capek-capeknya kita... ::ISTRIKU... BERHENTILAH MENGELUH!!!::   Kisah ini menceritakan sepasang suami istri yang memiliki tujuh orang anak. Suatu hari, suaminya melihat sang istri sedang menangis sambil memasak makanan. Melihat hal itu, suami bertanya, “Wahai Istriku, apa yang terjadi denganmu? Apa yang membuatmu menangis?” “Aku menangis karena merasa sangat lelah dalam mengurus keluarga dan melakukan semua pekerjaan rumah,” sahutnya. “Aku mengurus tujuh anak kita dengan berbagai tabiat mereka. Aku harus menyediakan makanan, membereskan rumah, mencuci baju yang sangat banyak. Aku bekerja 24 jam sehari....

Nonton yuck : How To Train Your Dragon I & II

Pernah nonton how to train your dragon? Kalau belum, film ini recommended banget buat kalian. Film pertama dulu, aku nonton sama suami. Home theatre di rumah. Ceritanya dijamin gak bikin kalian yang nonton kecewa. Memang sih, dari judulnya berkesan banget kalau film ini beda dari yang lain. Biasanya beberapa film memilih judul yang pendek, bisa diambil dari salah satu karakter, atau dari nama tempat, atau kapan kejadian itu terjadi. Contoh, Shrek , Kungfu Panda , The Maleficient , 2012 , dsb. Tapi di film ini panjang banget judulnya... Ya emang ada sih judul film yang juga panjang, a cloudy with a chance of meatballs contohnya. Ok! Tapi bukan tentang menarik atau tidaknya suatu judul, bukankah isi lebih penting? Di film ini, bener-bener bisa nguras emosi penontonnya, lengkap. Mulai dari petualangan, romance, pertemanan, dan keluarga. Kalian yang nonton, pasti akan menempatkan diri sebagai si ganteng Hiccup, seorang anak kepala suku. Dimana suku ini menganggap naga sebagai musuh ter...