📝RESUME KULWAP IIP 3 MALANG RAYA📝
Kamis, 21 jan 2016 jam 21.00 - 22.00 wib
Host: Tri Putri Yuniarti
Co host: Susi Firdausa
Admin: Susi Firdausa
VISI MISI KELUARGA
By : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)
Ada satu pertanyaan penting yang harus kita jawab saat memulai rumah tangga : mau dibawa kemana keluarga kita? Pertanyaan ini akan menggiring kita kepada sikap dan cara berumah tangga. Jika kita menjawabnya mengalir bagai air, seraya berharap mengalir ke danau jernih meskipun ternyata ngalirnya ke got atau septic tank, maka sikap kita dalam berumah tangga cenderung reaktif layaknya pemadam kebakaran. Hanya sibuk memadam masalah yg tiba-tiba muncul. Inilah model keluarga survival. Hidup yang penuh adrenalin. Berdebar debar, khususnya dirasakan para istri. Hanya menerka nerka apa gerangan yg terjadi esok sambil siapin mental untuk menghadapi berbagai kemungkinan terburuk. Jika Anda naik roller coaster semenit aja bisa muntah-muntah, maka model keluarga seperti ini dijamin akan membuat cemas dan berpeluang stroke.
Lain halnya jika Anda jelas tujuannya mau kemana. Dan tau jalan menuju tujuan itu. Meskipun berliku-liku dan ada turbulensi dan guncangan sepanjang jalan, tetap kan tegar. Karena telah memprediksi kejadian tersebut sebelumnya. Inilah keluarga yg punya visi. Bukan berarti gak punya masalah. Namun tau apa yg dilakukan saat menghadapi masalah karena jelas tujuan dan arahnya.
Maka, visi berkeluarga menjadikan kita menikmati setiap irama hidup berumah tangga. Baik iramanya dangdut koplo atau black metal. Masing-masing telah dipahami pola nadanya. Saat berkelimpahan tau sikap yg dilakukan, saat berkesusahan mengerti strategi yg diterapkan. Tetap optimis sampai ke tujuan. Tidak saling menyalahkan. Sebab masing masing anggota paham rute dan medannya.
Itulah kenapa perintah agama senantiasa mengajak kita untuk membuat visi dalam berbagai hal khususnya dalam berkeluarga. Allah katakan dalam alquran surat al hasyr ayat 18 : Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah. Dan hendaklah tiap tiap diri melihat apa yang akan dilakukannya esok hari. Maka bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan"
Ayat ini memakai kalimat تنظر dari kata نظر yang maknanya melihat dengan jelas. Ini menandakan bahwa masalah visi adalah bukan sekedar dalam pikiran namun terimajinasikan hingga seolah-olah kita melihatnya. Dengan melihat jelas itulah kita melihat dua hal : peluang sekaligus tantangan. Peluang kita jadikan alat untuk meraih tujuan dan tantangan kita sikapi dengan antisipasi sedari awal. Inilah keluarga yang selamat.
Karena itu, sebelum biduk dikayuh hendaknya masing masing anggota keluarga saling mengingatkan tujuan, 'kita mau kemana?' Jangan sampai energi mengayuh habis sepanjang jalan hanya untuk siap siap tenggelam karena tidak mengerti arah dan tujuan bersandar.
Sebagai muslim, Allah telah membuat panduan visi dalam keluarga. Visi umum ini mutlak kita ikuti. Tinggal misi operasionalnya yg berbeda antar keluarga. Visi yang dimaksud di antaranya :
1. Terbebas dari siksa api neraka (At tahrim : 6)
2. Masuk surga sekeluarga (ath thur : 21)
Kedua visi ini memberi petunjuk kita bahwa urusan akherat adalah prioritas. Bukan sambilan. Apalagi dianggap penghambat kesuksesan dunia. Jangan sampai muncul kalimat : ngajinya libur dulu ya, besok kamu mau UN. Ntar UN nya keganggu lagi. Ini menunjukkan bahwa kita telah gagal menempatkan akherat sebagai prioritas. Padahal urusan akherat itu yg utama sebagaimana Allah sebutkan dalam surat al qososh ayat 77 (silahkan buka sendiri ayatnya)
Untuk menjaga visi berkeluarga agar sesuai dgn petunjuk quran tersebut, maka mulailah dari dominasi tema dialog dalam rumah tangga kita. Ada sebuah ungkapan masyhur yg diucap Ibnu Jarir Ath Thobari dalam kitab tarikhnya "dialog yg sering dibicarakan antar rakyat menunjukkan visi asli pemimpinnya". Kesimpulan ini beliau ucapkan setelah meneliti visi para pemimpin di zaman dinasti umayyah, mulai dari Sulaiman bin Abdul Malik, Walid bin Abdul Malik hingga ke Umar bin Abdul Aziz. Apa yg dibicarakan rakyat menunjukkan visi pemimpinnya. Saat rakyat banyak dialog tentang jumlah anak istri dan cucu ternyata sesuai dengan visi Sulaiman yg memang concern kepada urusan pernikahan dan keluarga. Begitupun saat rakyat banyak berdialog tentang uang dan harta di masa Walid, sebab memang visinya walid seputar materi dan pembangunan.
Dan anehnya begitu di masa Umar bin Abdul Aziz rakyat lebih banyak dialog tentang iman dan amal sholeh. Tersebab memang pemimpinnya, yakni umar, kuat visinya akan akherat,
Dengan demikian, coba perhatikan dialog dalam keluarga kita, khususnya anak anak sebagai 'rakyat' dalam keluarga, Itulah visi asli kita. Jika lebih banyak bicarakan liburan dan makanan sebab visi keluarga mungkin seputar wisata kuliner. Sebaliknya jika sudah mulai bicarakan hal hal seputar agama, itu tanda visi akherat dari ortu telah sampai kepada mereka.
Mulailah dari perbaikan lisan (al ahzab : 70) lewat dialog yg bernuansakan akherat, maka kelak akan terperbaiki amalan kita menuju cita cita : masuk surga bersama. Inilah sejatinya keluarga. Yakni ketika kumpul bersama di surga. Dan terhindar dari keluarga broken home, dimana bukan yg tercerai berai di dunia, namun keluarga yg tak mampu kumpul bersama di surga. Semoga Allah kabulkan pinta kita tuk ajak sanak famili kumpul bersama di jannahNya. Aamiin
(bendri jaisyurrahman)
TANYA JAWAB
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
1⃣bagaimana jika visi misi kita sllu di ikut campuri oleh ortu.pa yg hrus kta lakukan pdhal kita sdh beda rumah n kota
1⃣Sejatinya, campur tangan ortu dalam urusan RT kiat tersebab dua :
1. Ketidakpercayaan kepada anak
2. Hilangnya jiwa qowwam dalam diri suami sebagai kepala Rumah tangga
Untuk kasus pertama, maka tugas anak utk membuktikannya. Ada karakter dasar yg menjadi sebab ortu percaya yakni mandiri, tak pernah minta kepada ortu meskipun sulit. Dan yg kedua adalah banyak memberi.
Pepatah arab mengatakan : الاحسان يعجز الانسان
Kebaikan yakni lewat pemberian akan menaklukkan manusia.
Hati manusia akan takluk jika diberi terlalu sering. Itulah sebab pemberi memiliki kemuliaan. Dihargai... Sebab orang suka menerima akan memiliki perasaan gak enakan. Dengan kata lain hatinya akan tunduk.
Maka, tindakan orang lain meskipun tidak sesuai akan diamini (gak pake rais ya)
Itulah kenapa cara terbaik agar tak diintervensi ortu adalah banyak memberi.
Rumusnya dua :
1. Intensitas yg memberi walaupun sedikit
2. Sesekali memberi tapi ekstrim. Contohnya. Naik haji ortu pake jet pribadi hehe
Nah utk masalah qowwam, ketika suami gampang diatur istri maka wajar ortu pun ikut campur. Istri aja bisa, masa' aku yg ortunya gak bisa. Inilah penyebabnya. Atau kebaikan ekstrim lainnya, silahkan cari sendiri
Kalau ini yg terjadi, maka istri bertugas utk tak melemahkan kedudukan suami di hadapan ortu. Wajar ortu intervensi krn kedudukan suami dianggap tak elok. Misalnya curcol 'mas fulan pelit mah. Aku minta dibeliin I Phone 6 eh malah dibeliin Esia Hidayah. Tegaaaaa'
Makanya di hadapan ortu banyak puji kebaikan suami 'masku baik lho bu.... Aku dikasih emas batangan 8 kilo. Buat dijadiin anting. Baek deh' atau yg semisal. Atau puji kepemimpinannya. InsyaAllah ortu siap melepaskan. Wallahu a'lam
✅
2⃣ Assalamualaikum warahmatullah...ust.saya sering kontra dgn suami dlm mengarahkan dan mendidik anak bagaimana menyamakan visi & misi kami dlm mendidik anak ... terima kasih u penjelasanya ust.
2⃣Waalaikumussalam wr wb.
Ada tiga jenjang yg harus dilalui agar pengasuhan itu sukses
Bentar ya. Mau pesen sate dulu. Asapnya sampai ke rumah soalnya hehe
Tiga jenjang yg dimaksud :
1. Membereskan masalah personal, terkait dgn emosi negatif yg sering muncul dalam diri. Hal ini menghambat hubungan dgn pasangan termasuk mengasuh anak.
Pribadi yg masih punya trauma di masa lalu akibat pola asuh yg salah amat berpeluang untuk melakukan hal negatif kepada orang terdekat. Karena itu perlu mengevaluasi diri agar selalu memiliki positive thinking dan positive feeling. Dalam hal ini pasangan
Jika kesulitan silahkan datang ke psikolog atau konselor yg dipercaya.
Percaya atau tidak (percaya aja deh ya!) masalah anak dalam pengasuhan 80 persen dipengaruhi oleh pasutri yg tidak harmonis
2. Jenjang kedua, hubungan dgn pasangan
Atau anak melawan ayahnya karena melihat ibu yg suka membantah ayahnya. Anak tidak hormat kpd ibunya krn melihat ayah melecehkan ibunya.
Itulah kenapa harmonisasi itu mutlak. Belajar dari nabi nuh yg istrinya kafir, anaknya ikut ikutan juga. Bagaimana caranya?
Hmmm kasih tau gak ya? Hehe...Bentar ya bu. Satenya udah jadi
Kalau ada kesalahan ketik harap maklum ya...
Ada sate yg memanggil manggil soalnya di meja....
Ok lanjut... Sip, gini...
Tanpa ada anak atau yg lain.
Jadi agar tercipta harmonisasi dimulai dari jadwal rutin waktu berdua bersama pasangan. Jangan langsung kepada masalah anak. Bisa dgn makan bersama atau nonton bersama atau olahraga bersama
Bicarakan hal yg ringan ringan, kayak kuaci, kapas, kan ringan tuh hehe...
Maksudnya bicarakan yg jadi kesenangan bersama dulu
Intinya kalau udah senang dan merasakan intim, mudah memberi masukan. Jadikan ini jadwal pekanan. Dan manfaatkan media semisal hape utk saling komunikasi yg mesra dan menyenangkan. Setelah itu baru mulai tanyakan visi suami, dengarkan dulu maunya apa. Dan beri pandangan. Kalau menimbukan friksi, hentikan dulu... Gitu dulu deh...
Tandanya sesajennya kurang. Ups maksudnya belum intim banget.,, balik ke strategi awal.
✅
Gak ada yg terlambat dalam urusan keluarga. Sebab yg terlambat itu hanya utk datang bulan 😊
3⃣ Ustadz, bagaimana membuat visi misi mulai dr awal setelah bertahun2 menikah baru sadar belum punya visi misi yg pasti? Apakah terlambat? Lalu bagaimana survive menjalankan visi misi tsb dr kondisi yang sebelumnya berantakan?
3⃣Jadi mulailah dgn hal yg sederhana. Buat kesepakatan yg mudah. Contoh : jadwal bangun tidur agar jgn kesiangan. Dan penggunaan bijak smartphone.
Wallahu a'lam
Ini saja kalau disepakati dan sukses membuka jalan untuk mulai serius bahas visi. Ternyata kita bisa lho. Ini yg memicu semangat perbaikan.
✅
Silahkan dicicipi...
Maaf ya bu, sy sambil ngunyah sate...
Ayo mau tanya apa lagi?
Semangat nih soalnya 😊
4⃣ Maya
Assalamualaikum... Bagaimana dg sebuah rumah tangga yg tidak memiliki visi misi tertulis dan jelas?tetapi rumah tangga tsb mempunyai tujuan yg jelas, seperti contoh sebuah rumah tangga yg dijalaninya "mengalir" tetapi tetap mempunyai goal kedepannya
4⃣Waalaikumussalam wr wb.
Lah? Kasihan bapak ibu yg gak bisa nulis, dikira gak punya visi..
Visi misi memang tak harus tertulis. Visi itu dibicarakan Dan dievaluasi... Dibahas... Maka, intensitas membicarakan dan mengevaluasinya amat berpengaruh dlm perbaikan keluarga.
Wallahu a'lam
✅
5⃣ ustadz bagaimana jika suatu keluarga sudah punya visi misi dan jelas. Namun visi misi dari istri hanya menemani dan mendampingi suami dalam meraih cita2nya.? Terkesan istri tidak punya passion, padahal passionnya disitu sbg pendamping hidup.
5⃣Visi misi itu ada dua :
Visi misi personal.
Visi misi keluarga.
Sah sah aja selama tidak menzholimi atau mengalahkan visi keluarga.
Visi misi personal adalah wilayah yg berkaitan dgn keakuan, aku mau jadi apa dan sebagainya. Visi keluarga lbh bersifat kekitaan. Makanya, bukan berpikir maunya aku, tapi maunya kita.
Udah malam... Kalau maunya aku ya minum sprite, karena kutahu yg kumau #eh ngelantur maaf
Maksudnya kalau maunya aku ya kadang bertubrukan dgn maunya suami. Ini yg repot. Makanya bicarakan, suami ridho gak dgn visi itu? Harus diperjelas dan dipertegas statusnya. Sehingga gak terkesan maunya sendiri.
Wallahu a'lam
✅
6⃣ keluarga kami sudah punya visi misi, misal ingin menjadi keluarga yg disiplin. Maka kami ada pembagian tugas yg menurut saya masih wajar. Namun terkadang ortu dari suami mengeluh jangan anak saya kerja begini begitu nanti sakit dsb. Bagaimana kami menyikapi hal seperti ini.? Terimakasih.
6⃣Itulah kenapa visi itu urusan dapur. Sementara ortu ibarat tamu atau pelanggan yg harusnya cukup tau penyajiannya. Kalau penyajiannya gak enak ya dikritik.
So, di hadapan ortu sajikan hal hal yg disukai dulu.
Lagipula masukan dr ortu bukan fatwa, tetap suami yg punya otoritas. Kalau sudah melihat displaynya yg bagus, takkan menolak visi apapun. Tidak membebani ortu. Ya ortu sedikit komplain. Jika suami dirasa bertanggung jawab dgn keluarganya.
Satenya juga udah habis..
Ok, udah jam 10 nih bu...
Mata juga berkunang kunang..
Cukup ya
✅