*Resume Kulwapp IIP 2⃣ MalangRaya*
Pemateri: Bunda Euis Kurniawati
Diresume oleh Tri Putri Yuniarti.
📚 Bismillah, mulai menuliskan kembali apa yang saya dapadari mengikuti training neuroparenting bersama dr.Amir Zuhdi. Beliau adalah Dokter Neuroscience dan founder Neuronesia Community. Belasan tahun fokus belajar tentang otak manusia termasuk di bawah bimbingan seorang dokter dari California. Karena ini adalah hal pertama bagi saya, emak – emak yg biasa riweuh di dapur, ada bbrp hal yg bisa jadi tdk saya pahami secara utuh. Karenanya, di catatan ini saya hanya menuliskan apa yg sekiranya saya paham dan bisa segera diaplikasikan untuk kita dan ananda di rumah. Saya coba tuliskan dalam bentuk point2 dan dengan gaya bahasa saya agar mudah dipahami, setidaknya oleh saya pribadi. Karena bagi saya, dengan menuliskan kembali seperti ini sama saja seperti belajar kembali. Sekalian saya posting di medsos krn sayang kalau training pagi sampai sore dengan investasi 7 digit ini hanya kami yang tahu dan memanfaatkan. Insya allah resume materi trainingnya akan saya bagi dalam 2 atau 3 kali postingan agar nyaman dibaca dan mudah diaplikasikan secara bertahap. Silahkan di share bagi yang merasa tulisan ini bermanfaat. Mohon doanya saja moga menjadi jalan kebaikan bagi kami sekeluarga dan sumber aslinya.
Salam Hangat,
Euis Kurniawati
Bundanya Kakak Tsabita dan Adek Farisah

NEUROPARENTING PRACTITIONER – NPP (part 1)
 Apa Latar Belakang ada NPP ?
NPP sebenernya muncul karena banyak fenomena ketidakmatangan pengasuhan (immaturity parenting) di masyarakat kita. Jika menjadi dokter ada sekolahnya. Jika menjadi guru ada sekolahnya. Jika menjadi enginer ada sekolahnya. Namun untuk menjadi orang tua belum ada sekolahnya. Padahal menjadi orang tua bukanlah hal yang sederhana. Ini peristiwa peradaban ! Alhasil, pengasuhan pada ananda sering dilakukan asal-asalan. Apa yang dulu kita alami, di copy paste. Apa yang sering kita lihat, langsung dicontoh. Padahal tidak semua benar. Belum tentu semua tepat.
Maka sangat disayangkan saat banyak orang tua yang mudah terbakar emosinya saat anak rewel. Banyak anak menjadi korban kekerasan, baik kekerasan fisik (dipukul, di jewer, dsb) maupun kekerasan verbal (labeling anak nakal, bentakan, hardikan, dsb).
Efek kekerasan ini tidak sederhana efeknya bagi anak terutama jika terjadi pada usia 0 – 13 tahun. Sangat mungkin terjadi Penurunan pertumbuhan neuron (sel saraf yang membangun otak).
PENGASUHAN pada anak itu sebenarnya TERJADI DI WILAYAH NEURON. Mengasuh anak logikanya seperti merajut. Pada usia 0-13 tahun proses tersambungnya neuron2 yg ada di otak terjadi dg sangat cepat. Pengasuhan sendiri adalah proses stimulasi otak anak yang sesuai dengan perkembangan otaknya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk belajar NPP. Agar bisa tahu bagaimana mengoptimalkan pertumbuhannya dan mewaspadai apa yang bia menghambat bahkan menghancurkannya.
Theodore John Kaczynski. Seorang genius yang pernah dicatat dalam sejarah. Memiliki IQ 145 dan lulus dari Harvard University pada usia 14 tahun. Dan di usia 16 tahun sudah mendapatkan gelar doktornya. Sangat pintar membuat sirkuit bom yang tidak bisa dideteksi. Hingga akhirnya ia memilih keluar dari tempnya mengabdi dan menebar teror bom disana sini. Setelah tertangkap, diteliti, ternyata bagian otaknya yg bernama orbito frontalisnya mengecil dan menyebabkan kematangan emosinya terganggu.
Ada seorang anak di Jakarta yang sangat cerdas. Masa SD hanya dilalui selama 4 tahun, masa SMP 2 tahun dan masa SMA 2 tahun. Langsung diterima di Fakultas Kedokteran. Sangat pintar namun emosinya kurang matang. Setelah ditelusuri penyebabnya ternyata karena sang ortu salah mengasuh dikarenakan belum punya ilmunya. Bahkan sang ayah mendapat predikat ‘ayah jahat’ karena sedikit anak nakal langsung diikat ke meja, di masukkan kamar mandi dsb. Padahal apa yang dilakukan ini adalah duplikasi dr pengasuhan sang kakek. Menyadari apa yang dulu dilakukan salah, sang kakekpun meminta maaf, begitu pula sang ayah. Alhamdulillah si anak cerdas yang menjadi dokter ini, kini juga menekuni belajar neuroscience bidang musik karena bakatnya menjadi musisi. Di bawah bimbingan salah satu profesor, sang dokter fokus belajar not-not musik yang mampu menstimulus neuron. Sang dokter cerdas ini tak lain adalah putra dr.amir zuhdi.
Ada beberapa gangguan emosi akibat kesalahan pengasuhan a.l :
 Mudah resah dan kesepian,
 Minder/murung/tidak bersemangat,
 Mudah marah,
 Tidak mampu mengendalikan keinginan
 Tidak patuh pada aturan.
Jika kita dapati ciri2 ini ada pada ananda, maka kita patut evaluasi, jangan2 memang ada kesalahan yang kia lakukan pada pola pengasuhan yang kita terapkan selama ini 
Cerita serupa saya dapatkan di forum parenting yang lain. Sang trainer dari Depok menceritakan dulu ketika ananda masih kecil, bundanya sulit mengontrol emosi. Mudah marah, mudah berteriak. Ternyata hal ini berpengaruh pada kemampuan berbicara anak yg ditengarai ada bagian sel saraf di otaknya yg terputus. Selalu gagap saat bicara. Sampai dewasa dan lulus sma pun pengaruhnya juga belum hilang, jika gagapnya sudah berkurang, saat ini jusru bicaranya sangat cepat dan terkesan seperti oang marah2. Menyadari kesalahan pengasuhan seperti ini, bundapun mempersering meminta maaf pada ananda dan membantunya menerapi bicara. Alhamdulillah ada banyak kemajuan yang layak disyukuri hingga kini ananda mengabdi sebagai seorang ustadz pasca lulus dari pondok pesantren ternama di negri ini.
 3 cerita ini menjadi hikmah beharga bagi kita semua. Penting untuk punya bekal menjadi orang tua. Bukan sekedar karena anak adalah buah hati kita, tapi lebih dari itu. Karena anak adalah AMANAH yang mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, HARUS KITA PERTANGGUNGJAWABKAN dihadapanNya. Dan pengetahuan Neuroparenting (pengasuhan berbasis otak) mudah2an bisa menjadi salah satu bekal untuk kita mengantar anak2 menemukan takdir terbaiknya.
 Apa Fungsi neuro parenting dlm pengasuhan ?
Setidaknya ada 3 fungsi belajar neuroparenting, yaitu :
 Untuk membangun sinapsis antar neuron. Bayi yang baru lahir memiliki 100 milyar neuron. Nah sinapsis (hubungan) antar neuron tsb terbangun melalui proses pengasuhan. Dia Akan terus tumbuh sampai usia 22 atau 24 tahun. Semakin banyak sambungan (sinaps), maka makin kreatif, makin banyak ide dan makin pintar.
 Memperlancar neurontransmiter dan kelistrikan (proses jalannya informasi antar neuron)
 Untuk membentuk MYELIN yaitu lapisan yang menyelubungi saraf manusia. Selain membungkus saraf, myelin ini juga berfungsi untuk mempercepat impuls yang dikirim dari satu saraf ke saraf yang lain. Semakin tebal myelin, bisa dikatakan daya hantar impulsnya semakin cepat. Begitu juga sebaliknya.
Dalam sebuah literatur dan dr penjelasan pak suami yg kerap menyertakan poin ini dalam materi trainingnya,, saya dapati selain brain memory, ada istilah lain yang sangat unik dalam mendeskripsikan bagian tubuh kita. Dia bisa dilatih untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Istilah tersebut adalah muscle memory. Wah??? Apakah otot kita ada memorynya? Yup, karena otot sendiri bisa belajar untuk meningkatkan performanya. Dalam bahasa yang lebih mendalam, myelin inilah yang dikenal dengan muscle memory.
Myelin akan terlatih dengan baik dan akan memberikan respon yang cepat dalam menyikapi perubahan keadaan jika senantiasa selalu dilatih. Seperti atlet yang tak henti-hentinya melatih tubuhnya agar bisa menjadi yang terbaik dalam sebuah kejuaraan. Berlatihnya seorang atlet merupakan proses pembentukan myelin agar semakin hebat dan semakin gesit dalam menghadapi lawan.
 Apa GOAL belajar NPP?
Agar anak-anak kita CERDAS. Ada 3 kecerdasan yang menjadi goal NPP
 Cerdas Kognitif (bersifat keilmuan, kemampuan berpikir) ~ Masuk wilayah bagian otak yang bernama Pre Frontal Cortex (PFC)
 Cerdas Emosi ~ Masuk wilayah otak yang bernama Sistem Limbik
 Cerdas Motorik ~ Masuk wilayah otak yang bernama Batang Otak (Reptilian Brain)
 APA INDIKATOR KEBERHASILAN BELAJAR NEURO PARENTING?
Goal belajar NPP adalah menghasilkan anak yang cerdas dan memiliki 5 sklll sebagai indikator, yaitu :
 1. Punya kemampuan dlm mengkalkulasi.
Bukan sekedar menghitung angka melainkan juga dalam hal menghitung baik buruk, menganalisa baik atau tidak
 2. Punya ketrampilan komunikasi
Misal anak berani menyampaikan masalah apa pun kpd orang tua. Tidak ada kendala komunikasi dengan orang lain disekitarnya.
 3. Punya kemampuan self control dlm kondisi bagaimana pun (baik dlm pengawasan ataupun tidak, baik dalam kondisi mampu maupun tidak). Self control ini bisa bagus kalau self motivationnya juga baik.
Salah satu klien dr.amir adalah seorang wanita eksekutif muda yang kaya, pernah menginginkan sebuah gaun dengan harga jutaan rupiah dan sudah dicari ke beberapa negara. Ternyata malah ketemu di salah satu mall jakarta dan hanya tinggal satu2nya. Saat akan membayar, dicegah oleh dr.amir agar sang klien belajar self control. meski mampu secara finansial, tapi ini bisa jadi terapi efektif untuk berlatih self control.
Saat itu saya tanya tentang tsabita yang sangat sensitif pada makanan halal. Selalu memastikan ada logo halal pada kemasan makanan yang akan dibeli dan tak segan menolak pemberian orang lain yang tidak berlogo halal MUI. Apakah ini masuk kategori latihan self control? bisa jadi ini masuk kategori, tapi perlu dilatih dengan hal lain yang lebih kuat kata dr amir. Karena memastikan kehalalan adalah kewajiban. Latih anak pada kondisi yang boleh mereka lakukan dan bisa, namun kita tahan melakukannya. Ilustrasi lebih detail bisa kita search di youtube dg keyword : the marshmallow test.
Saat ikut seminar sebelum ikut training, dr. Amir memaparkan perbedaan anak penurut vs anak taat. Kebanyakan orang tua mengharapkan memiliki anak2 yang penurut. Padahal anak penurut sebenarnya tidak baik. Anak menurut bisa jadi karena ia takut pada kita orang tuanya. Alhasil, seandainya si orang tua tak bersamanya, bisa jadi ia akan melanggarnya. Berbeda dengan anak taat krn paham dg baik knp peraturan tsb dibuat. Jadi meskipun tanpa pengawasan tetap sesuai aturan. Dengan neuro parenting ini diharapkan kita bisa menghasilkn anak2 yang taat.
 4. Punya ketrampilan mengambil keputusan.
Yang berperan disini adalah PFC (akan dijelaskan kemudian secara detail) Misal anak bisa memilih mau pakai baju mana, mau belajar apa, bisa menjelaskan kenapa lebih suka warna biru daripada merah, misalnya.
 5. Punya ketrampilan motorik (fisik)
Misal baik tumbuh kembangnya, tidak mudah sakit, bisa memilih mana makanan yg baik untuk kesehatan, sadar untuk mejaga kesehatan jantung dsb
 Bagaimana sih gambaran sederhana otak manusia?
Otak manusia itu seperti alam semesta. Ada gunung, ada sungai, ada pohon dan sebagainya. Meski beratnya hanya 1,5 kg, namun jika direntangkan, luasnya bisa setengah lapangan bola.
Otak Einstein sendiri beratnya hanya 1,3 kg. Jadi dulu saat einstein meninggal, ada seorang ilmuwan yang mencuri otaknya untuk diteliti. Meski lebih ringan dari otak manusia pada umumnya, namun hubungan antar neuronnya (sinaps) sangat banyak. Dan inilah yang menjadi kunci kejeniusan seorang Einstein. Meski diganjar harus mendekam di penjara selama 3 bulan atas perbuatannya, tapi akhirnya sang ilmuwan ini mendapatkan hadiah nobel atas penelitiannya.
Otak bayi yang baru lahir terdiri dari 100 Milyar neuron !
Pada anak usia 0-3 tahun, 1 neuron mampu menyambung (sinaps) ke 15 ribu neuron lain. Usia 3-13 tahun, 1 neuron bisa menyambung ke 10 ribu neuron lain. Otak anak2 bekerja 5X lebih banyak dari orang dewasa.
Ini tentu menjadi informasi berharga pada kita agar bisa mengoptimalkan rentang usia 0-13 tahun untuk mengoptimalkan terbangunnya sinaps yang lebih banyak pada otak ananda.
 KUALITAS NEURON DITENTUKAN OLEH APA SAJA ?
 1. Gizi atau nutrisi.
Proses pembentukan otak paling pesat terjadi pada waktu ibu hamil. Oleh karena itu diharapkan selama hamil, ibu mengkonsumsi makanan bergizi yg menunjang pertumbuhan otak. Misal mengandung asam folat seperti minyak ikan, brokoli dll. Lebih detail bisa searching di google dengan keyword : makanan ibu hamil untuk perkembangan otak janin
2. Pengalaman.
Dalam usia 0-13 tahun, neuron berkembang dengan sangat cepat. Maka pastikan kita memberi banyak pengalaman pada ananda. Sering2 belanja pengalaman. Misal dg membawa ananda ke taman, pantai, kebun bintang, bengkel, pasar, termasuk memperkenalkan dengan beragam profesi (tour the tallent). Berkunjung ke dokter yg sukses dan bahagia, belajar ke petani yang sukses dan bahagia, dsb.
 3. Stimulan emosi.
latih anak untuk mengenal macam2 emosi.
Emosi sendiri ada 5: cinta/bahagia, marah, takut, sedih, jengkel/jijik. Kalau diinget-inget mirip seperti film kartun berjudul inside out. Yang coba kami lakukan di rumah dengan ngobrol bersama anak2 untuk mengenalkan emosi. Kenapa koq nangis? Adek sedih atau marah ?
Kuraang lebih begitu.
Setelah anak paham macam2 emosi, maka kita mulai mengenalkan untuk menghitung level emosi yang dirasakan, agar ortu tau bagaimana mensikapi emosi yang dirasakan anak, apakah perlu bantuan ortu atau tidak. contoh yang diberikan waktu itu adalah pengalaman dr.Amir ketika mnghadapi anak nya yg marah karena kesulitan menambah angin pada bola basketnya. Pertama beliau mengkomunikasikan kpd anak “adik lg marah? Berapa level marahnya?” kemudian di jawab sang anak “iya adik lg marah,level 3” nah karena masih dlm level 3 maka oleh dr.amir cukup dibiarkan, krn marah yang perlu dibantu jika sudah level 5 s.d 10. Dan ternyata benar setelah bbrp saat si anak sudah kembali ke rumahnya dengan bola yang terpompa sempurna berkat bantuan temannya yang lebih besar.
Jujur kami belum bisa praktek poin mengenalkan level emosi ini, karena pembahasan detail memang khusus dibahas pada modul pelatihan berikutnya dan itu artinya harus bayar 7 digit lagi hehehe. Mohon doanya moga pas ada trainingnya pas Allah berikan kelapangan rizki untuk belajar.
4. Rangsangan rasio.
Cobalah memberikan tantangan yg baru. Misal saat main puzzle, naikkan level kesulitannya secara perlahan. Kenalkan juga dengan konsep pemahaman soal sebab akibat dlm peristiwa sehari2. Misal saat itu kami pernah bawa anak2 ke tempat pembuangan akhir, kami ajak mereka belajar tentang membuang sampah dan akan berakibat apa jika lalai.
 5. Latihan fisik.
masih ingat 3 bagian otak yang menentukan kecerdasan pada bahasan di atas bukan? Nah ada 3 olah raga yang bisa menstimulus 3 bagian otak tersebut.
 Pertama berenang. Aktifitas ini mampu melatih batang otak yang kita tahu salah satu fungsinya adalah membentuk kecerdasan motorik. Saat masuk ke dalam air, sebenarnya melatih koordinasi bbrp bagian tubuh kita. Kalau anaknya takut air gimana? Kuncinya adalah pelibatan orang yang paling ia percayai, bisa ayah atu ibunya. Bisa diawali dengan memangku ananda saat tubuh kita basah dg air kolam. Lalu di ajak ke tepi kolam, biarkan kakinya menyentuh air kolam. Baru perlahan diajak masuk dan bermain di dalam kolam. Intinya pelan2 aja jangan dipaksa. Karena kalau dipaksa juga gak baik untuk otaknya. Sistem limbiknya bisa panas.
Kedua, Memanah. Olah raga ini bisa melatih otak bagian Pre Frontal Cotex (PFC) untuk merangsang kecerdasan kognitif. Jika belum memungkinkan memanah, bisa coba basket meskipun tak seefektif latihan memanah dalam melatih PFC. Sekarang di bbrp kota seperti surabaya sudah mulai mudah menemukan tempat latihan memanah, kalau ananda masih kecil gak ada salahnya dibelikan panahan dari plastik yang mudah kita temui di toko2 mainan anak. Bisa juga permainan basket kita modifikasi dengan melempar bola2 kecil ke keranjang sampah untuk anak2 balita. Atau bisa juga kita modifikasi dg permainan2 serupa.
Ketiga, berkuda. Olah raga ini mampu melatih otak bagian sistem limbik yang mengatur kecerdasan emosi. Tentu tak sama saat kita berolah raga dengan melibatkan makhluk hidup lain. Ada keterlibatan emosi di dalamya. Jujur kami juga belum praktek untuk poin ini. Baru renang dan panahan (meski plastik). Moga someday…
Sementara di tulisan kali ini saya hanya sampaikan 6 point dulu. Agar tidak terlalu banyak, mudah dipahami dan bisa segera diaplikasikan. Point2 berikutnya akan saya posting di tulisan berikutnya bagaimana agar kita bisa memperbanyak sambungan neuron (sinaps) yg notabene ini kunci jeniusnya einstein, bagian otak mana saja yang berhubungan dengan pola asuh dan bagaimana menstimulusnya, bagaimana mengontrol emosi dan mengelola marah, mengenal dan mengoptimalkan kerja amigdala – PFC – cinguli – ganglia basalis dsb. Gimana caranya agar anak mudah menerima nasehat dan bagian otak mana yang harus disentuh. Bagaimana agar anak punya kebiasaan baik dan automatically, bagian otak mana yang harus dilatih. Belajar self awarness, focusing skills, patient and persistence, rem emosi (sistem kopling) dsb. Insya allah. Selamat berlatih dengan apa yang sudah dibaca pada tulisan ini. Moga bermanfaat
*tanya jawab*
1⃣Bunda Jervine
1. Apa yg terjadi dgn sinaps ketika anak sering dibentak/dimarahi? Apakah langsung terputus begitu saja?
🎙 sebuah penelitian dari salah seorang ilmuwan di luar negeri sana yang dia mencoba meneliti anaknya sendiri ketika dia disusui, jadi kepala sang anak ditempeli dengan kabel yang terhubung di komputer itu yang di lihat apa yang terjadi dengan otak yang ternyata yang menarik adalah ketika sang anak ini menyusu kepada ibunya terbentuk sebuah sambungan atau sinaps diotak itu dengan begitu indahnya tapi begitu dia ada suara keras seperti ini tentang begitu seperti ada sebuah gelembung, kemudian gelembung ini pecah dan akhirnya putus. Ini menggambarkan bahwa ternyata memang bentakan atau marah bisa memutus sinaps anak
2. Ketika anak usia under 3y, mengenalkan berbagai profesi, apakah akan efektif? Akankah dy ingat? Tp kalau antara 0-3th dgn 3-13 thn lbh baik 0-3th, berarti anak akan merekam bukan? Maaf kalau agak mbulet pertanyaannya.
🎙 Kalau dari pola ajar bu Septi, kita mengenal pembelajaran berbasis fitrah. Maka usia 0 sampai 7 tahun itu untuk memperbanyak 7 sampai 14 tahun Memperbanyak gagasan, 14 tahun keatas memperbanyak kegiatan. Lalu kalau usia 0 sampai 3 tahun diajarkan Apakah efektif? mungkin tergantung masing-masing anak kalau saya lihat anak saya di bawah usia 3 tahun dengan yang usia 6,5 tahun ketika diajak tour De talent memang berbeda hasilnya ketika Si kakak terlihat lebih excited dan semakin banyak pertanyaan yang muncul berbeda dengan si adek yang mungkin hanya ngikutin aja. Mungkin dari faktor kesiapan dia belajar dan pemahaman yang dia dapat tidak sama dan hasilnya bisa terlihat. Sarannya mungkin bagi saya pribadi saya ngajak tour De talent nya diatas 3 tahun. Yang sebelumnya gimana, mungkin lebih banyak eksplorasi yang ada di sekitar. Tapi kalau seandainya ada kakak yang dia sudah ada di fase tour De talent maka tidak ada salahnya diikutsertakan
3. Jika ada sinaps yg terputus, apakah akan tersambung kembali? Atau ttp terputs tp akan terbentuk sinaps2 yg lain?
🎙 Kalau yang saya dapat dari training neuroparenting dari dr.Amir teorinya tidak bisa disambung kembali. Jadi kalau sudah terputus yasudah dia akan rusak, tidak bisa dipakai lagi. Lalu solusinya gimana, apakah kita bisa melakukan upaya perbaikan? Kalau perbaikan enggak, tapi upaya yang dilakukan adalah upaya memunculkan sinaps sinaps yang baru. Cara bagaimana, yang pertama tentu saja memperbaiki kesalahan pengasuhan dimasa lalu maka jangan sungkan untuk meminta maaf kepada ananda. Yang kedua memperbanyak pola pengasuhan yang benar dikemudian hari. Insyaallah dengan pola pengasuhan yang tepat sinaps sinaps yang terhubung juga akan semakin banyak
2⃣ Bunda susi
🙋🏻assalamu alaikum wrwb.
Bunda, terus terang sy agak puyeng membaca pengantar kulwap mlm ini... maklum ini emak2 kuper... mohon dijelaskan secara singkat dan sederhana ttg neuroparenting dan pentingnya kita memahaminya. Jazakillah khoir
🎙 salam kenal bunda susi, saya awal mengikuti training neuroparenting ini agak pusing. tapi karena ingin memperbaiki pola asuh jadi tetap aja belajar apalagi kalau tidak punya basic medis atau psikologis agak berbeda pembahasannya. singkat tentang neuroparenting, adalah pengasuhan berbasis otak. kenapa harus ada neuroparenting, trernyata pola asuh yg ada disekitar kita misal dengan bentakan atau labeling anak nakal ternyata bisa dilihat dari sudut pandang otak. harapannya kalau kita bisa mengerti kerja otak dan apa yg terjadi di otak, harapannya kita bisa mengeerti apa yg membuat anak kita pintar secara kognitif kita bisa melakukan hal ini. kalau kita tidak ingin anak kita terjadi sinaps yang putus, terlamabat memahami sesuatu berarti kita menghindari yg ini.
3⃣ Bunda Ayunda Ayash
Bun mau tanya kulwap... Saya percaya tdk ada anak yg nakal tp anak yg ingin diperhatikan apalagi saat org tua ato disekelilingnya sedang sibuk dg kegiatan org dewasa misalnya memasak, mengerjakan tugas kantor yg mendesak. Sedangkan ank memaksa tuk bermain. Pertanyaan saya, apa yg harusnya dilakukan oleh org tua apa mengutamakan maen dg anak dan pekerjaan lain ditunda ato memberikan pengertian pada anak kl org tua lagi sibuk
Dan pertanyaan kedua bagaimana kalo anaknya gak mw mendengar dan memaksa org tuanya menemaninya... Pastinya akan menimbulkan konflik yaitu emosi.. Bagaimana kontrol emosi yg baik apabila dihadapkan dg anak yg spt tu
🎙 bunda ayunda,
1. dilihat kesibukan yg sepeerti apa, jika memungkinkan maka kita melibatkan anak2. seperti kegiatan mencuci, jemur baju dsb. agar anak2 memahami bahwa kerja tim itu enak, dan mereka bisa belajar mungkin potongan wortel yg diiris tidak serapi biasanya tapi akan membawa banyak pengalaman bagi anak2. tentunya pengalaman seperti ini, insyaallah bisa menanmbah sinaps2 di otak. ketika ada pekerjaan yg dikejar dateline, jika tidak bisa dipause maka kita bisa bekerjasama dengan suami. ketika anak mengajak bermain maka saya katakan "adek bermain sama ayah ya" tentunya hal ini sudah kita komunikasikan dengan suami agar sama2 bisa jalan. tugas kita tetap terlaksana tapi hak anak untuk bermain juga tetap tidak terlewatkan.
2. terkait emosi bunda, emosi kita sebagai orang tua. apapun masalahnya, setiap anak ada fase dimana anak menguji kesabaran orangtuanya. biasanya yang saya lakukan ketika anak menghuji kesabran, mudah2an ketika kita lakukan ini itu baik buat kita dan buat anak. pertama adalah bahwa anak titipan Allah, jadi mau senakal apapun jangan sampai dibentak. jika kita dititipi anak oleh presiden tentu kita jaga baik2, tidak kita bentak tentu saja dapat kita pertanggungjawabkan kelak saat kita bertemu presiden. apalagi kalau yg menitipkan adalah Allah yg Maha Kuasa. bagaimana jika kita dimintai pertanggungjawaban atas apa yg dititipkan. yang kedua, saya pernah ikut training ustadz faudzil adhim. bahwa Rasulullah membolehkan memuukul anak ketika usia 10 tahun. itupun karena alasan shalat, dan itupun ketika pengetahuan anak tentang shalat sudah dianggap tuntas. artinya apa, tidak boleh memukul anak dibawah 10 tahun kalau bukan karena alasan shalat. agar kita bisa rem emosi, jika anak dipukul milyaran sinaps diotak bisa putus. kemudian jika kita tersulut emosi yg tidak terkendali lagi, segeera menjauh dari anak setelah memastikan mereka aman. kemudian kalau bisa cari tempat duduk yg memungkinkan kaki kita bisa menggantung, sambil tarik nafas dan istighfar. kenapa harus duduk ditempat yang tinggi dan kaki menggantung, karena posisi ini membuat hormon kortison atau hormon stres kemabali ketempatnya. jadi subhanallah, ternyata itu salah satu sunah yg Rasulullah ajarkan kepada kita. kemudian, mkenali juga sebab mudah terpancingnya emosi kita agar kita bisa meminimalisir. kebanyakan para ibu itu tersulut emosi karena lelah, kalau kita sudah mengidentifikasi maka kita bisa ngobrol dengan pasangan untuk mencari solusi terbaik. yang terakhir, mungkin bisa me time. kalau dilihat dari neuroparenting, me time sangat bermanfaat. karena kalau ibu rumah tangga aktifitasnya monotan, berulang terus setiap hari tanpa libur atau cuti, ini bagian otak prefrontal cortex menjadi mudah
terpancing. maka kita perlu break. yang terakhir berdoa semoga kita diberi kesabaran dalam menjalankan amanah
4⃣ Bunda Rella
Pertanyaan :
Untuk memperbaiki kesalahan pd anak, dikarenakan ortu awam ilmu, adakah cara yg bisa dilakukan lagi disamping minta maaf dan tidak mengulanginya lagi? apakah perlu terapi atau bagaimana? kira2 spt apa terapi yg baik masing2 untuk anak dan ortu?
🎙 Bunda rella, tergantung efeknya. efek pola asuh yg menyebabkan anak sulit berbicara atau gagap. maka apa yg bisa dilakukan bunda adalah membantu anak agar berbicara dengan tenang, santai. jika anak pernah mengalami fase yg tidak mengenakan, maka terapi dari bundanya bisa membantunya. pola asuh yang benar bisa kita pelajari dari neuroparenting part 2 dan 3, dikonsep permata insan.
5⃣ Bunda Refa
Jika sudah terbiasa dididik dengan bentakan Dan kekerasan verbal bahkan fisik (ringan) dari Orangtua, bagaimana cara mengatasinya agar sikap emosional Dan Kebiasaan diri yg cenderung meniru pola asuh orgtua di masa kecil dulu tidak menular ke pola asuh diri ke anak2?
Karena seperti reflek Dan sudah masuk alam bawah sadar
🎙 bunda refa, memutus rantai duplikasinya tentu tidak ringan dan tidak mudah. butuh effort dan waktu. dari neuroparenting, salah satunya adalah dengan latihan agar jadi habit. bunda bisa ambil kertas dan pulpen dan buat 3 kolom ABC. kolom A tuliskan rangsangan yg membuat emosi kita gampang tersulut. B, respon yg kita lakukan ketika kita mendapati kondisi di kolom A. kolom C adalah respon yang ideal, bisa hasil membaca buku, hasil sharing atau lainnya. kolom B kita silang dengan tanda merah, lalu ditempel ditempat yg mudah kita lihat lalu kolom A dan C dibaca setiap pagi dan sore. jika anak melakukan hal yg dikolom A maka saya harus bla bla bla (kolom C). lakukan terus, maka kita akan terbiasa. ganglia basalis akan membuat kita melakukan sesuatu sesuai program. misal kita naik motor mau kepasar dalam keadaan melamun, ternyata bisa sampai.
6⃣ Bunda Yani
Teh Euis yg baik ilmu Neuroparenting adalah ilmu yg baru berkembang beberapa waktu terakhir ini, sebelumnya kita semua mengenal metode Glenn Doman yg juga berdasar perkembangan syarat otak pada usia dini. Apa perbedaan mendasar dari kedua teori ini? Manakah teori yg lebih mendekati fitrah anak? Terima Kasih
🎙 bunda yani, ini sulit buat sy karena sy tidak punya basic medis atau psikologi. barusan saya coba searching tentang metode glenn doman. kalau tidak salah ini metode pengenalan kata kepada anak sejak bayi, poin terakhirnya adalah memperkenalkan anak membuat kalimat panjang dan membuat anak tertarik pada buku. saya tidak terlalu paham. namun yg saya lihat ada metode anak diperkenalkan dengan kata sampai anak menyukai buku. saya lebih senang bercerita, disalahsatu teori neuroparenting biasanya ketika menigi training kami suka membuat kalimat2 contoh dibanding memberi fakta atau rumusan2. karena ketika kita memberi contoh maka audiens lebih mudah untuk menangkap. yg kami lakukan pada anak2 sama, kita lebih banyak bercerita dan ngobrol meskipun kadang pake alat bantu buku. informasi yg saya dapat di neuroparenting bagiamana agara anak mudah diberi nasihat dan mudah paham, ada bagian otak yg harus disentuh yaitu lobus insula. ternyata ini akan efektif disentuh kalau kita pakai metode bercerita. maka berseringlah bercerita, bukan memndongeng. karena mendongen bisa jadi berfantasi atau berimajinasi, kalau kita muslim maka rujukan tentang orang muslim bisa menjadi rujukan utama.
7⃣ Bunda Titik Purwanti
Bun, sy mau tanya..
Anak sy 14 m. Kadang sy merasa agak kasar sama ank sy. Misalnya sehabis mandi, dia nya ingin main2 dulu di bak mandi, tdk mau sy angkat. Tp akhirnya tetep sy angkat paksa dan dia pun menangis keras tp nangisnya tdk lama hbs tu reda.
Pertanyaannya
👉🏼apakah yg sy lakukan tu nnti akan berpengaruh pada kepribadiannya?
👉🏼 pa yg sehrusnya sy lakukan ketika harus berseberangan keinginan dgn sikecil. Krn masih kecil, otomatis sy yg menang. Adakah win2 solusion disini krn sikecil blm bs ngomong.
🎙 bunda titik, nanti bahasan ini bisa bunda baca dibahasan permata insan. secara umum, saya melihat mungkin berpengaruh. artinya jika kita meminta anak dengan cara memaksa kemudian menangis, mungkin dia melihat (bisa jadi semua yg saya lakukan salah atau tidak benar dimata bunda" jika dia berusia 15 bulan, tidak apa2 jika dia main air. jika kita lihat dia sudah kedinginan maka kita angkat. jika dia senang air, maka sekalian kita ajak bermain di air caranya bisa dimasukan bola2 dia bisa bilang bola atau berhitung. ini bisa merangsang sinaps2 di otak.
tidak hanya pada anak 14 bulan. secara umum kita bisa bersebrangan dengan anak kita. misal ketika mau pergi, kita pakaikan baju A anak berharap yg lain. prefrontal cortex pada otak mempunyai fungsi kognitif, mengambil pendapat, pertimbangan, berhitung, menganalisa dsb. salah satu cara agar anak pintar kognitifnya dengan merangsang bagian ini. b iarkan mereka berpendapat, aagr mengasah prefrontal corteksnya.
8⃣ Bunda Dewinta Ruly
Assalamu'alaikum teh euis mau nanya juga..
Dari contoh kasus yg disampaikan teh euis di atas, berarti mereka yg IQnya tinggi akan lemah di EQ. Maka kecerdasan emosional harus dominan daripada kecerdasan intelektual. Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional yg masuk ke sistem otak limbik ini teh, selain dari memanah?
🎙 Bunda dewi, dari contoh yang disampaikan anak yang eq nya tinggi akan lemah di iq. kebetulan ada kasus dengan pola asuh yang salah sehingga tidak seimbang. anak dikatakan cerdas ketika punya tiga kecerdasan, 1 kognitif yg ada diwilayah prefrontal cortex. 2,motorik, ada di batang otak. 3, ketika emosinya cerdas, nah ini ada sistem limbik. ini bagaimana kita sebagai orangtua bisa menyentuh tiga kecerdasan ini agar bisa seimbang. bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosi, apa dengan memanah? memanah adalah salah satunya saja. kalau memanah bukan sistem limbiknya, tapi prefrontal corteksnya. merangsang sistem limbik dengan berkuda. atau jika belum bisa, maka bisa membiarkan si kecil memelihara binatang atau memiliki tanaman. meningkatkan kecerdasan emosional dengan konsep permata insan.
9⃣ Putri
Bunda Euis, dr bbrp referensi banyak kita temui ilmuwan Muslim yg memiliki kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual yg baik. Bahkan unggul dalam beberapa bidang. Bagaimana pola pendidikan yg sesuai agar bisa menghasilkan generasi emas seperti diatas? TerimakasihTerimakasih
🎙 bunda putri, subhanallah walau di masa rasulullah belum dikenal teori2 seperti ini. namun ternyata hasilnya luar biasa seperti itu, kalau mau ditarik denga masa sekarang ketika kita mau anak cerdas 3 ranahnya. maka kita harus tau bagaimana merangsang 3 ranah ini. mudah2an dengan informasi neuriparenting ini kita bisa memperbaiki pola suh kita yg salah kepada anak2. kalau kita sudah mengerti pola kerja otak, maka kita bisa menstimulus dengan cara2 yg demikian. kalau kita tau yg bisa menghancurkan apa yg bisa menghancurkan yg sudah dibangun di otak maka kita bisa menghindari hal demikian. tentu pula, jangan lupa berdoa agar senantiasa bisa dimampukan karena ini bukan pekerjaan ringan. tapi ini pekerjaan besar untuk membangun peradaban, bukan sekedar mereka itu anak2 kita tapi mereka adalah amanah yg pasti kelak kita pertanggungjawabkan.
*link2*