RESUME KULWAPPBAR IIP Malang Raya
Kamis, 3 Des'15 20.00-21.00 wib
========================
Host Utama : Refasisila M.
Host Grup 1,2,3,4 : Andita, Lanasty, Ida, Susi
CoHost Grup 1,2,3,4 : Maya, Nike, Putri, Yani
Narasumber Utama : Bu Septi Peni Wulandani
========================
Biodata
Nama Lengkap : Septi Peni Wulandani
Panggilan : Septi
TTL : Salatiga, 21 September 1974
Alamat : Jalan Margosari PR 4 Salatiga
Suami dan anak :
Dodik Mariyanto (suami)
Enes Kusuma (anak)
Ara Kusuma (anak)
Elan JM (anak)
Facebook : Septi Peni Wulandani
Twitter : @septipw
Web : www.ibuprofesional.com
Kegiatan organisasi:
- Founder Jarimatika
- Founder School of Life Lebah Putih
- Founder Ibu Profesional
Penghargaan:
- Ibu Teladan Versi Majalah UMMI 2004
- Danamon Award 2006 kategori individu pemberdaya masyarakat
- Tokoh pilihan Majalah Tempo, 1 di antara 10 pemuda yang mengubah Indonesia
- Inovator Sosial pilihan Pascasarjana FISIP UI tahun 2006.
- Women Enterpreuner Award Ashoka Foundation USA 2007
- Tokoh Pendidikan Kesetaraan, ASAHPENA 2008
- Ikon 2008 bidang IPTEK versi majalah Gatra 2008
- Inspiring Women Award 2008 2009
- Kartini Award, versi majalah Kartini, 2009
- Pemegang hak merek dan hak paten Jarimatika, Abacabaca, JariQur’an, Nirmana, Fun Math.
Aktivitas : Ibu Rumah Tangga
Karya buku :
-Jarimatika Perkalian Pembagian (Kawan Pustaka 2003)
-Jarimatika Penambahan Pengurangan (Kawan Pustaka 2004)
-Abaca-baca (Kawan Pustaka 2008)
-Jari Qur'an tingkat Dasar (Kawan pustaka, 2010)
-Jari Qur'an Versi Lengkap (Indiva 2014)
-How to be a Professional Mother (e book).
Pemateri : Septi Peni Wulandani
Edifikasi:
Ibu Septi Peni Wulandani merupakan perempuan kelahiran Salatiga 1974. Founder Institut Ibu Profesional ini memiliki 2org puteri dan 1org putera.Puteri pertama bernama Enes, puteri kedua bernama Ara, dan putera ketiga kerap disapa Elan. Beliau selalu berpesan, bersungguh-sungguhlah di dalam maka Allah akan keluarkan kamu dg kesungguhan itu. Selain itu beliau memiliki motto: be professional , rezeki will follow. Terbukti dg kesungguhan beliau dalam mendidik anak, untuk puteri pertama lahirlah usaha Jarimatika, ketika mendidik puteri kedua lahirlah usaha Abaca-baca, ketika mendidik putera ketiga lahirlah usaha Jari Qur'an, dan dari keseluruhan ilmu dan pengalaman beliau dlm mendidik anak diramu secara khusus dlm ilmu2 di kuliah institut ibu profesional (wawalhamdulillah, kita bs bergabung di IIP ya bunda-bunda)
========================
Menjadi Ibu Kebanggaan Keluarga.
Apakah mesti memilih, antara menjadi ibu rumah tangga saja atau menjadi ibu yang bekerja?
Jawabanya, tidak ada yang harus di pilih. Yang ada adalah membuat skala prioritas sebagai seorang ibu. Tidak ada yang salah menjadi ibu yang bekerja di luar dan yang hanya memilih tinggal di rumah. Yang membedakannya adalah menjadi ibu rumah tangga saja, berarti ia sedang bekerja di ranah domestik. Sedang ibu yang bekerja di luar berarti ia sedang bekerja di ranah publik.
Menjadi seorang ibu yang bekerja di ranah domestik, tetapi tidak menjalankan peran dan tugasnya dengan sungguh-sungguh, maka keluarganya tidak akan mencapai tujuan dengan baik. Menjadi Ibu yang bekerja di ranah publik tetapi tidak memikirkan ranah domestiknya, maka kelurganya juga akan tidak dapat mencapai tujuan dengan baik.
Untuk menjadi ibu yang kuat bekerja di ranah publik harus kuat dulu ranah domestiknya, kenapa? Karena keluarga dan anak adalah amanah yang harus kita pertanggung jawabkan sampai kita menghadap kepada yang Kuasa. Kita bertanggung jawab memperkenalkan iman kepada anak, mengajarkan akhlak keada anak, mengajarkan adab kepada anak dan mengajarkan pendidikan yang lain kepada anak.
Jika seorang ibu yang bekerja di ranah domestik, tetapi tidak merasa bangga dengan apa yang telah diamnahkan kepadanya. Hasilnya, urusan memperkenalkan iman kepada anak juga tidak tersampaikan dengan benar, urusan mengajarkan akhlak dan adab kepada anak juga tidak akan terprogram dengan baik, dan tidak ada bedanya antara ibu yang bekerja di luar dengan ibu yang bekerja di rumah.
Seharusnya fokus kita sebagai seorang ibu adalah menguatkan ranah domestik kita, urusan rumah tangga dan keluarga kita agar ketika kita melangkah keluar ke ranah publik, keluarga tidak terabaikan atau berantakan. Karena keluarga dan anak adalah investasi yang paling berhaga dibandingkan dengan uang yang kita dapatkan di ruang publik.
Manakah yang lebih kita sukai, anak menahami pelajaran matematika tetapi tidak memiliki etika dan sopan santun? Manakah yang kita pilih, anak yang pintar secara akademik, tetapi tidak bisa memahami tujuan hidup mereka dengan baik? Urusan memahamkan iman, akhlak dan adab serta pendidikan non akademis di mulai dari rumah. Dan itu adalah tanggung jawab orang tua, khususnya ibu.
Sebuah keluarga yang memiliki ibu yang bekerja di ranah publik mesti melihat kondisi ranah domestiknya. Jika keadaan rumah “kacau”, maka ulang memanajemen waktu di ranah publik. Kurangi kegiatan di luar dan perbanyak memperbaiki ranah domestiknya. Seperti apa kekacauan yang sering terjadi pada keluarga yang memiliki ibu yang bekerja di ranah publik? Misalnya anak tidak mandiri mengurusi keperluan pribadi anak, atau anak tidak memiliki etika dan adab yang benar saat berkunjung atau dikunjungi.
Seperti itu juga seorang ibu yang bekerja di ranah domestik, tetapi memiliki kekacauan yang sama. Maka harus sama-sama memperbaiki kondisi di dalam rumah kita. Banggalah menjadi seorang ibu . Bagi ibu yang bekerja di luar atau yang bekerja di dalam, harus memiliki program yang jelas tentang pendidikan dan pengenalan iman, akhlak dan adab kepada anak. Serta bisa mengajarkan berbicara yang baik kepada anak atau anak bisa mempresentasikan keinginan dan gagasan yang dimiliki kepada orang lain.
Sebuah Organisasi unik bernama Keluarga.
Sebuah keluarga terdiri atas Suami, Istri dan anak
Suami bertugas sebagai Leader atau pemimpin. Yang bertugas menetapkan tujuan sebuah keluarga
Istri bertugas sebagai navigator, atau yang menemukan cara untuk mencapai tujuan.
Seorang istri mesti benar-benar memahami tugas ini dengan baik, jangan sampai istri yang mengambil alih tugas suami dan suami mengambil alih tugas istri. Istri secara tidak sadar menjadi leader, apa-apa mesti lewat persetujuan istri. Atau istri ngeyel ketika di ingatkan atau dinasehati oleh suami.Atau para suami juga secara tidak sadar membebankan tanggung jawabnya sebagai suami ke pundak istri. Suami merasa keenakan istri turut sertan bertanggung jawab mencari nafkah. Sehingga urusan pendidikan anak, urusan pekerjaan rumah menjadi tidak jelas tanggung jawab siapa.
Kuatkan sinergi antara suami dan istri agar bisa mencapai tujuan dengan baik dan capat. Seetiap keluarga harus memiliki tujuan hidup. Mau kemana di arahkan keluarga kita? Memberikan manfaat atau tidak bagi orang lain? Bagi kehidupan? Bagi Negara? Bagi agama? Caranya :
Sama-sama jelaskan tujuan keluarga (samakan visi) Sama-sama mendiskusikan cara mencapai tujuan.
Melibatkan dan
menempatkan setiap anggota pada perannya.
Jangan sampai kita menjadi keluarga yang “kesasar”. Artinya tidak mengetahui tujuan yang jelas antara suami dan istri. Tidak tahu kemana keluarga akan diarahkan.
Institut Ibu Profesional hadir dengan kurikulum yang bisa mengajarkan para perempuan menjalankan peranya sebagi ibu, istri dan manejer keluarga.
Di dalam Institut Ibu Profesional ada empat pokok kurikulum:
Bunda Sayang
Bunda Cekatan
Bunda Produktif
Bunda shaleha
Jdi tidak ada lagi alasan untuk tidak belajar memperbaiki diri, keluarga dan meningkatkan kualitas diri dan keluarga. Baik bagi ibu yang bekerja di luar dan bagi ibu yang hanya di rumah saja.
Selamat bergabung di
www.ibuprofesional.com
========================
TANYA JAWAB :
------------
1⃣Andita A. Aryoko/Malang/IIP Malang-1
Assalamualaikum..bunda Septi..saya ingin bertanya..selama ini sy hanya méngetahui pola pendidikan ibu Septi dan Bpk Dodik ktk ananda sdh lahir, yg ingin sy ketahui pola pendidikan apa yg dahulu bunda Septi lakukan ktk mengandung ananda usia 0-9bulan?untuk mendukung 'gelar' menjadi ibu kebanggaan keluarga..terimakasih bunda Septi👰🏼
Wassalamualaikum
1⃣ Wa'alaykumsalam wr.wb mb andita, ketika anak-anak berada di dalam kandungan, saya dan pak dodik banyak mengajak sang janin ini bicara, dan kami sudah memberi nama panggilan sayang untuk sang janin. Setiap saat saya mau sholat, saya ajak sholat, saya dengarkan murottal, dan setelah pak dodik sampai rumah, beliau selalu mengelus dan mengajak bicara perut saya 😄.
Kemudian dari sisi fisik, saya dokumentasikan semua perkembangan anak-anak ini sejak dalam kandungan, sebagai kado mereka saat mau menikah nanti ✅
2⃣Diawinasis/Malang/IIP1
Apa saja hal-hal yang sebaiknya ada dalam pribadi seorang ibu agar dapat menjadi kebanggaan keluarga, sementara saya hanya ibu rumah tangga biasa?
2⃣ Mbak Diawinasis, yang pertama diperlukan seorang ibu adalah memiliki rasa "Percaya Diri". Kita tidak boleh mengatakan diri kita sbg "Ibu Rumah Tangga BIASA".Mulailah membuat azam ke diri kita bahwa kita tidak ingin hanya "Sekedar menjadi ibu".
Maka menuntut ilmu untuk menjalankan peran menjadi Ibu itu menjadi hal wajib. Jangan pernah menjalankan sesuatu tanpa ilmu, karena kita tinggal menunggu titik kehancurannya.
Teruslah berproses, dan bermimpi, bahwa pilihan ibu saat ini bukanlah pilihan yamg sia-sia. Akan menjadi bagian dari amal jariyah, ilmu manfaat dan anak-anak yg sholeh/ah. Yang insya Allah akan memberikan keberkahan pada setiap detik yg kita lewati✅
3⃣Fikya/Madiun/IIP 2
Apa kiat-kiat kita agar bisa menjaga komitmen terhadap rencana yang kita buat?
3⃣ Mbak Fikya, buatlah komitmen yg kita sendiri sangat yakin bisa berjalan. Berarti kita harus mulai berlatih hal-hal sbb :
a.Mulailah dari hal-hal kecil, dan sangat mungkin kita jalankan.
b. Satu komitmen dilatihkan dalam 90 hari secara konsisten.
c. Apabila gagal maka ulangilah dari hari pertama
d. Disiplinlah terhadap diri kita
e.Prinsip kalau kita lunak terhadap diri kita, maka lingkunganlah yg akan keras terhadap diri kita, begitu juga sebaliknya.✅
4⃣ Nike/Malang/IIP4
Bu Septi bagaimana cara memahamkan kepada anak saya bahwa ibunya bekerja tetapi hasil akhir yang dicari dalam pemahaman anak saya adalah sesuatu yg bukan berbentuk uang yg bisa dibelanjakan (reality memang itu yg dicari) karena saya tidak ingin anak saya menjadikan uang sebagai tujuan akhirnya.
4⃣ Mbak Nike, Kuncinya hanya dua "Komunikasi" dan "teladan". Kita sering cerita konsep ttg "value hidup keluarga ini" ttg "passion dan talent". Tunjukkan bahwa kita termasuk ortu yg bekerja karena "panggilan" bukan karena "uang" shg bisa menjadi teladan anak.
Apa ciri-cirinya kerja sebagai 'panggilan" :
a. motivasi : Amanah perintah Allah swt
b. Bekerja sebagai khalifah utusan Allah
c. Harapan : berkontribusi memberi manfaat pada orang lain
d. Mencari lebih banyak tugas.
e.Tidak pernah mengeluh dan memberikan wajah capek ketika pulang kerja.
f. Bersemangat, bukan org yg tiap jumat bahagia krn weekend, dan tiap senin loyo karena awal weekdays.✅
5⃣Bunda deri/malang/iip 3
Apa yg dimaksud perasaan tertindas di rumah sendiri bu?
Mohon penjelasannya beserta contoh dan bagaimana solusinya.
Trima kasih 😊
5⃣ Bunda Deris, "perasaan" tertindas di rumah sendiri adalah suatu rasa yang seakan-akan kita ini sedang ditindas oleh seseorang maupun kondisi. Sehingga kita merasa sbg "orang yang paling sengsara di dunia ini".😭 Padahal sebenarnya tidak, hanya "rasa" dan itu mempengaruhi sikap mental kita berikutnya thd pola asuh ke anak-anak.
Contoh : anda tidak suka dengan sikap suami yg seolah-olah menindas anda untuk tidak boleh beraktivitas di luar, tidak pernah anda komunikasikan. Maka yg terjadi anda akan melakukan hal yg serupa kepada anak-anak kita.
Karena idola orang tertindas itu sebenarnya adalah penindasnya.Wajib hati-hati ttg "rasa" ini ✅
6⃣Mira/Malang/IIP1
Apakah salah, bila saya berpikir sekarang ini waktunya mengedepankan hasil karya dan prestasi anak2 saya ketimbang saya sendiri?
Karena bila saya masih saja mendahulukan "aktualisasi diri" saya rasanya sudah bukan saatnya.. apalagi bila saya tau anak memiliki potensi yang layak dikembangkan, terutama bila saya tau saya tidak dapat memfokuskan diri pada pengembangan kedua hal itu sekaligus dan harus memilih mana yang diprioritaskan..
Terima kasih bu utk jawabannya.
6⃣ Mbak Mira, apa yg mbak lakukan sudah bagus, artinya mbak sudah selesai dengan dirinya, tidak lagi berambisi untuk "mengaktualisasikan diri". Prinsip di Ibu Profesional salah satunya yg pernah saya alami adalah :
"Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik".
Mulailah berproses bersama anak mbak. Sehingga ketika kita memuliakan anak, Allah akan memberi bonus memuliakan orangtuanya, insya Allah ✅
7⃣ Feni/malang/IIP4
Sy pengen ny jd Ibu yg semestiny n bs mjd kebanggaan klrga. Tp apa daya, sy minim ilmu syar'i maupun ilmu lainy. Disamping it jg sy orangny emosional g sabaran serta labil skali, meski usia dah 35thn yg sehrsny dah dewasa. trus bgm sy mjd Ibu kebanggaan kl sy sendiri pribadi yg rapuh? ✌
7⃣Mbak Feni, alhamdulillah kalau sdh paham ttg kelemahan diri kita, segera diatasi, sekali lagi carilah ilmu.Karena Iqra dan tholabul 'ilmi, dua hal inilah yg diperintahkan di Al Qur'an dan hadist.
Setelah dapat ilmu segera praktekkan agar menjadi "ngelmu", ngelmu itu urusan karakter hidup yg melekat di diri kita.
Istilah org jawa :
"ngelmu iku kalakone kanthi laku"
Jangan pernah mau menjadi perempuan rapuh dan lemah. Karena anak-anak unggul hanya akan hadir dari ibu yang tangguh. Rugi dunia akherat kita nanti✅
8⃣Kiki/malang/IIP3
Sedikit cerita tentang tekanan dr pihak keluarga suami. Setelah melahirkan banyak sekali masalah, mulai dari proses asi smpai sekarang sdh berumur 26 bulan, badannya kecil dg bobot 9 kg. Kadang ayah ibu mertua menganggap sy g becus mengurus anak. Karena porsi tubuh sy gemuk. Pikirnya sy g ngasih makan anak. Dulu ada tragedi saat umur 2,5 bulan sdh disuap makan, alhasil kena infeksi lambung. Itu karena paksaan mereka, sy g berdaya. Saat ini sy cemas bagaimana anak kedua sy nanti, sy sedang hamil jalan 8 bln. Sy g pingin mengalami trauma itu lagi. Karena terkadang sy merasa gagal menjadi ibu, tdk bsa beri yg terbaik. Sy harus gmn bu?
8⃣ Mbak Kiki, yakinlah dengan diri kita. Mbak saat ini sdg memgalami "rasa tidak percaya diri" menjadi ibu dan "ketakutan akan bayangan".
Ada istilah asing yg menarik "How to conquere the fears? FACE the fears"
Bagaimana cara kita menaklukkan sebuah ketakutan, hadapi rasa itu.
Berikan bukti ke ortu/mertua progress dari mbak kiki mendidik cucunya. Buatlah buku perkembangam anak, yg berisi foto-foto mereka. Kirimkan progress ini setiap saat.Dan jangan berharap mendapatkan respon yg memuaskan. Tugas kita hanya berproses dengan baik. Karena berproses itu hal kita, hasil itu hak Allah.
Mulailah menjadi bukti, bahwa anda bisa mengatasi satu permasalahan yg mungkin tidak amda alami sendiri.Jangan pernah menunggu bukti dari orang lain. Terlambat nanti✅
9⃣ Sitha / malang / iip2
Bagaimana memunculkan peran suami agar bs menjd leader...selama ini blm ada tujuan keluarga yg jelas, semua hanya mengalir. Sepertinya suami menyerahkan sebagian besar pendidikan anak ke istri. Terimakasih :)
9⃣ Mbak Sitha, apakah suami mengganggu proses kita mendidik anak-anak? kalau tidak, bersyukurlah.
Tahap berikutnya adalah jangan ganggu suami kita dalam mencari nafkah😄
Buatlah aktivitas menarik bersama anak-anak kita setiap saat di rumah, saya jamin kalau ini berulang-berulang, suami kita tidak akan mau sendirian. Dia pasti ingin mencicipi kebahagiaan yg dirasakan istri dan anaknya.
Prinsipnya jangan bagikan kesedihan/kesulitan anda tapilah bagilah kebahagiaan kita ke suami, dijamin suami akan "iri dan cemburu" pada perasaan bahagia tsb. Dan dia pasti ingin terlibat.Tapi kalau yg anda bagi adalah "keluhan" "rasa jengkel" lama-lama suami tdk nyaman di dalam rumah ✅
🔟 Ummi rufaizah / Terenggalek /IIP 2
Bunda,,apakah indikator jika qta sudah menjadi ibu yg bisa dibanggakan?
🔟 Ummi Rufaizah, indikator kl kita termasuk ibu kebanggaan keluarga, cukup tanya ke anak dan suami kita. Bagaimana respon mereka, itulah raport kita ✅
========================
LANJUTAN TANYA JAWAB :
-------------------
1⃣1⃣ Endah/Kediri/iip 1
Pertanyaan:
Ibu Septi, saya adl mahasiswi yg sdh menikah punya anak satu (19months) dan memiliki toko grosir swalayan yg sdh saya kelola 1,5th.
Insya Allah dlm bulan ini saya akan melaksanakn sidang skripsi saya. Secara akademis nilai saya cukup utk melanjutkan pend.S2 dan mengejar mimpi saya "dulu" utk mnjdi dosen. Orgtua dan suami mengizinkan saya utk lanjut S2 n jd dosen, namun disisi lain saya msh sangat berat meninggalkan si kecil yg msh sangat membutuhkan saya. Bagaimana saya seharusnya bersikap dlm kondisi ini Bu Septi?
Terima kasih 😊
1⃣1⃣ Mbak Endah ikutilah hati nurani, mana pilihann yg membuat mb endah nyaman dunia akherat. Buatlah skala prioritas. Bagi segala keinginan dan aktivitas dalam empat kuadran.
a. urgent - not important
b. important - not urgent
c. urgent - important
d. not urgent - not important
Setelah diklasifikasikan, segera prioritaskan pilihan kita. ✅
1⃣2⃣ Rindi/Malang/IIP1
Menjadi ibu kebanggaan pasti jd keinginan semua orang, tp ukuran kebanggan kadang dilihat subjektif, shg tdk semua orang 'tpuaskan/bangga'
Lalu ukuran/indikator menjadi ibu kebanggan sperti apa ya?
1⃣2⃣ Bunda Rindi, ukuran/ indikator menjadi ibu kebanggaan keluarga itu sangat simple. yaitu
🌷 apakah suami kita "ridho" atas apa yg kita lakukan selama ini
🌷 Apakah anak-anak kita bahagia dg peran yg kita jalankan untuk mereka ✅
1⃣3⃣ Asis/Malang/IIP1
Assalamu'alaikum.. ketika keluarga memilih untuk "let it flow" tanpa tujuan yang didefinisikan dengan jelas, apakah termasuk kategori "kesasar" juga? Bagaimana cara mengembalikan ke jalur yang benar?
1⃣3⃣ wa'alaykumsalam bunda Asis, kl seperti air mengalir itu bisa masuk kategori kesasar dan tidak tahu jalan.
analog dg anda sdg berada di terminal, saat ada bis jurusan surabaya, anda diam, bis jurusan bali anda diam, ditanya "mbak mau kemana?" nggak tahu.
akhirnya seadanya bis anda naiki yg penting nyaman, nanti berhenti dimana saja ya dinikmati. Apakah hal tsb sangat mungkin dijalankan, mungkin, cuma lama-lama akan mengalami kejenuhan akut.
Maka saran saya berdialoglah dengan keluarga. Tentukan arah keluarga ini mau kemana. gunakan hal-hal simple saja. gunakan arah tersebut dalam jangka pendek 3 bulanan - 6 bulanan - sampai tahunan✅
1⃣4⃣ Risa fe/malang/IIP 2
Bu septi anak saya umur 7 bln,skarang sdh jarang ngompol kalo malam. Tiap bangun saya tatur (sy pipiskan di kamar mandi) tp dia sambil netek. Kalo Siang kadang mau kadang tidak.cara seperti ini kira2 benar atau tidak bu??kalau tidak benar mohon cara untuk mendisiplinkan si kecil biar tidak ngompolan. Terimakasih bu septi
1⃣4⃣ Bunda Risa, keren,sdh berhasil melatih anak toilet training sebelum 1 th. Cara itu pula yg saya latihkan ke anak-anak saya, shg saya ibu yg paling tidak pernah beli popok sekali pakai saat anak-anak kecil. Saat bangun malam ditatur itu bagus mbak. Akan lebih baik lagi kalau tidak sambil netek, biar tidak jadi kebiasaan. Perlahan-lahan dilatihkan✅
1⃣5⃣ diah/malang/IIP4
Pernah saya, mengalami kekecewaan yg luar biasa, yaitu ketika mengajak anak menambah hafalan, anak saya memberi syarat, "Umi juga tidak boleh melihat juz amma nya", sontak saya kaget dan geram. Saya merasa tidak dihargai anak saya sendiri. Namun sayang, saya malah memarahi anak saya dengan nada marah saya memberitahu , meski umi tdk banyak hafalan seperti kakak, umi tetap harus dihargai. Saya hanya khawatir, keterbatasan saya ini membuat anak saya tidak bangga terhadap ibunya.
Pertanyaan saya,
1.wajarkah anak bersikap seperti ini?
2. perkembangan hafalan anak relatif lebih cepat, sementara saya mencoba menghafal 5 ayat surat juz amma saja ngoyo banget, bagaimana sy menyikapi untuk diri saya dan terhadap anak saya semisal ada protes semacam itu dari anak2 saya selanjutnya??
1⃣5⃣ Bunda Diah, jangan ditanggapi serius perkataan anak ke kita. Jadilah teman bermain anak. Dan jujur saja sama anak bahwa kita memang tidak bisa, makanya ingin belajar bersama. Maka nadanya yg diubah. Bukan menyuruh anak menambah hafalannya, tetapi memgajak anak belajar bersama agar umi bisa sepintar kakak. Anak akan bisa menerima kondisi ini.
Tapi kalau anak tahu kemampuan kita tidak sehebat anak, dan kita menyuruh-nyuruh terus ini akan membuat anak jengkel.✅
1⃣6⃣ Mini/sidoarjo/grup4
Mengenai poin ke.2 meningkatkan common interest , melawan common enemy..mksdnyaa gmna yaa? Kalau diaplikasikan dlm khdupan cntohnyaa gmnaa?
Teruss yg anak tertindas(masih d point ke2) cara kita mengetahui anak merasa tertindas d lingkungan keluarga sndiri bagaimana yaa
1⃣6⃣ Bunda Mini, common interest adalah ketertarikan yg sama antar anggota keluarga, mis satu keluarga seneng dg perjln di alam terbuka semua, memiliki hobby yg sama. Common enemy adalah musuh bersama satu keluarga, misal keterpurukan ekonomi itu jadi musuh keluarga yg harus dihadapi secara bersama.
Anak-anak yg tertindas itu memiliki ciri :
a. takut berpendapat
b. menurut karena takut
c. apatis tidak memiliki inisiatif
d. bertindak asal ortu senang
e. Melakukan tindakan serupa dg yg dialaminya, apabila ia menjumpai org lain yg lemah dan bisa ditindas✅
1⃣7⃣ Dian/malang/IIP2
Assalamualaikum...
Bu septi, bagaimana bila kita ingin bekerja di ranah domestik sedangkan suami ingin kita bekerja di ranah publik dengan pertimbangan untuk membantu mencari nafkah, padahal penghasilan suami cukup untuk kebutuhan sehari-hari? Saya pns yg sedang cuti di luar tanggungan negara dan berniat untuk resign, tp suami dan keluarga menghendaki sy kembali bekerja.
1⃣7⃣ Bunda Dian, perlu diskusi dg suami, apa sebenarnya yg dicari dlm hidup ini. Arah keluarga kita ini mau dibawa kemana?. Kalau sudah sepakat, berarti ambil konsekuensinya.
Misal
contoh A: prioritas keluarga adalah memiliki rumah, mobil dan seisinya, pendapatan suami kurang, istri harus ikut bekerja, konsekuensinya pendidikan anak dan perhatian ke perkembangan mereka jadi berkurang ➡ terima dengan segala resiko.
Contoh B : Prioritas ke investasi pendidikan anak di 12 th pertama. Konsekuensinya Salah satu dari ortu harus fokus ke perkembangan anak ➡ terima dengan segala resiko.
Tapi perlu dicatat tidak ada resiko untuk rizqi, mau suami aja yg bekerja atau dua-duanya bekerja, rizqi tidak akan berubah, karena itu pasti, maka jangan pernah mengkhawatirkannya.
Dan rizqi tidak selalu dihitung dg angka dan rupiah✅
1⃣8⃣ Evita/Surabaya/IIP#4
Assalamualaikum ibu Septi yg baik hati, sy ingin menanyakan apa saja kiat2 yang dpt dilakukan utk terus men"charge" semangat? Sbg seorang ibu Rumah Tangga tentunya ada perasaan jenuh dan bosan pd aktivitas harian yg dihadapi.. Tetapi ingin selalu menghadirkan suasana menyenangkan di Rumah utk keluarga, suami dan anak2? Terima kasih 😊
1⃣8⃣ Bunda, kuncinya satu, it's nice to do what you love, but the secret of life is to love what you do. Jadi cintai aktivitas kita sbg ibu rumah tangga. Kemudian segera selesaikan rutinitas yg membuat bunda tidak suka, mis menyeterika ( itu kalau saya :) dan perbanyak aktivitas yg bunda suka ( aktivitas dinamis). Kalau saya bermain sama anak menjadi aktivitas seru setiap hari. Tulis dan maknai setiap langkah anda ✅
========================
©IIP Malang Raya